Oct 14, 2019 | Pengumuman

Universitas Muhammadiyah Magelang membuka kesempatan untuk bergabung bersama kami dengan formasi sebagai berikut:
NO
|
FORMASI
|
KUALIFIKASI
|
KODE FORMASI
|
JUMLAH FORMASI
|
1
|
Dosen Manajemen |
Berijazah S2/S3 Manajemen Linier |
A
|
1
|
2
|
Dosen Pendidikan Guru SD |
Berijazah S2/S3 Diknas konsentrasi PGSD/Matematika/IPS linier S1 PGSD |
B
|
4
|
3
|
Dosen Manajemen Pendidikan Islam |
Berijazah S3 Manajemen Pendidikan Islam/Administrasi Pendidikan |
C
|
2
|
4
|
Dosen Teknik Informatika |
Berijazah S2 linier dengan S1 Teknik Informatika spesifikasi Adobe Ilustrator, Photoshop, Flash Dreameweaver/Programming |
D
|
2
|
5
|
Dosen Farmasi |
Berijazah S2/S3 Farmasi Sain |
E
|
1
|
Untuk informasi lebih lanjut dapat didownload pada file terlampir Pengumuman Rekrutmen asli
Aug 6, 2019 | Berita, HotNews
Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-74 tahun, Milad Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) yang ke-55 tahun, dan juga Reuni Akbar Lintas Angkatan, UMMagelang bersama dengan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UMMagelang menggelar ‘Nikah Bareng Agustusan’ yang bertajuk Merajut Cinta di 74 Tahun Indonesia Merdeka. Acara yang dilaksanakan pada Selasa (06/08) di Kampus 2 UMMagelang bertujuan untuk mewujudkan pasangan sakinah, sejahtera membawa kedamaian dan keberkahan untuk Indonesia sesuai dengan tata kehidupan dan penghidupan masyarakat ber-Pancasila dilandasi cinta Illahi dan juga wujud mensyukuri 74 tahun Indonesia merdeka.
Drs. Isa Ashari, MM, Ketua IKA UMMagelang menyampaikan jika sampai sekarang masih banyak yang belum sadar akan betapa pentingnya suatu ikatan pernikahan. “Padahal pernikahan itu adalah misaqan gholidan suatu janji suci dan sakral kepada Allah SWT dan sah dicatatkan di sipil,” ujar Isa. Dalam event yang diikuti oleh 17 pasang pengantin tersebut, Isa menyebutkan, pasangan pengantin tidak hanya berasal dari wilayah Magelang saja, melainkan ada yang berasal dari Kebumen, Kalimantan, Sragen, Semarang, Purworejo, Grobogan dan juga Yogyakarta. “Acara ini bersifat terbuka dan mendapat fasilitas gratis dari biaya nikah, mahar, bingkisan, busana dan tata rias, cincin nikah, dekorasi, dokumentasi, buku tabungan hingga berbulan madu di hotel berbintang di Magelang,” ungkapnya.

Sementara itu, Ir. Eko Muh Widodo, MT, Rektor UMMagelang dalam sambutannya mengapresiasi event yang digelar oleh panitia bekerja sama dengan FORTAIS (Forum Ta’aruf Indonesia) dan Paguyuban HARPI Melati Magelang tersebut. “Saya ucapkan terima kasih kepada semua panitia yang terlibat dan juga stakeholder yang telah membantu mensukseskan event ini. Nikah Bareng Agustusan ini selain ikut memeriahkan Milad ke-55 UMMagelang, juga untuk membantu meringankan mereka yang tidak mampu untuk menjalankan sunnah rasul yaitu menikah,” ujar Rektor.

Yang menarik pada kesempatan Nikah Bareng Agustusan kali ini ialah mahar ijab qobul berupa bendera Merah Putih dan pengucapan teks proklamasi. Selain itu, yang membuat berbeda dari acara nikah bareng pada umumnya dan merupakan yang pertama di dunia adalah prosesi akad nikah yang dilaksanakan di wall climbing dan beberapa venue lainnya seperti laboratorium farmasi UMMagelang, studio Radio UNIMMA, dan Crane Bengkel Otomotif UMMagelang. Prosesi diawali dengan kirab 17 pengantin dengan cucuk lampah Resimen Mahasiswa (Menwa) UMMagelang dilanjutkan dengan prosesi melepaskan 55 burung emprit sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan bebas status kejombloan serta melepas balon merah putih disertai tulisan cita-cita para pengantin.
Ijab Qobul dipandu oleh Kepala KUA Mertoyudan Mustaqim, S.H.I. dengan khutbah nikah dari Perwakilan Komandan Kodim 0705/ Magelang, Mayor Joko Nugroho dan doa oleh Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Magelang, Drs. H. Mad Sabitul Wafa dengan saksi-saksi nikah: Waka Polres Kabupaten dan Kota Magelang, perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota dan Kabupaten Magelang.
Jun 22, 2019 | Berita
Guna meningkatkan wacana kesehatan mahasiswa, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) mengadakan kuliah tamu dengan tema “Antibiotics Dosing In Patient Receiving Renal Replacement Theraphy” pada Kamis (20/06/2019) di Gedung Rektorat Lantai 3 Kampus 2 UMMagelang.
Setiyo Budi Santoso, M. Farm., Apt. selaku Ketua Panitia pelaksana mengatakan bahwa kuliah tamu diadakan sebagai bentuk pengayaan mahasiswa serta dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa Farmasi UMMagelang. “Dalam sebuah tim penanganan pasien gagal ginjal, farmasis merupakan seseorang yang tahu bagaimana reaksi obat di dalam tubuh. Oleh karenanya penting kita mengetahui penghitungan dosis yang tepat agar tidak terjadi overdoses pada seorang pasien,” jelas Budi saat ditemui di sela-sela pembukaan kuliah tamu.
Lebih lanjut Budi berharap baik dosen maupun mahasiswa dapat mengambil manfaat dari adanya kegiatan ini. “Bagi mahasiswa harapannya dapat memiliki wawasan yang luas utamanya wacana farmakologi di tingkat global. Sedang bagi dosen, dengan adanya kuliah tersebut dapat menjadi evaluasi terkait materi yang diajarkan kepada mahasiswa masih relevan atau tidak,” ungkapnya.
Kegiatan yang diikuti oleh 142 mahasiswa yang terdiri dari semester 2 dan 4 tersebut menghadirkan pemateri dari Siam University Thailand, Assoc. Prof. Weerachai Chaijamon seorang ahli di bidang farmasi klinis yang menekuni farmakoteraphy pada pasien gagal ginjal.
Dalam pemaparannya, Weerachai menjelaskan mengenai penyesuaian dosis obat pada pasien gagal ginjal. Pasien penderita gagal ginjal terdiri dari 3 macam yaitu penyakit gagal ginjal akut, kronis, dan pasien yang memperoleh donor ginjal. Menurutnya, dalam penanganan kasus gagal ginjal, pasien harus mendapatkan obat secara bertahap dan menggunakan beberapa pendekatan. “Terdapat 6 pendekatan bertahap untuk menyesuaikan dosis obat untuk pasien dengan insufisiensi ginjal. Pertama: memperoleh riwayat dan informasi mengenai demografis/ klinis yang relevan, Kedua: memperkirakan pembersihan keratin, Ketiga: meninjau penggunaan obat yang sedang dikonsumsi oleh pasien, Keempat: menghitung regimen pengobatan saat ini,Kelima: Monitor efek penggunaan obat, Keenam: Merevisi regimen,” jelasnya.
Materi kuliah umum yang disampaikan dalam Bahasa Inggris tersebut mendapat perhatian serius dari peserta. Hal tersebut terlihat dari banyaknya mahasiswa yang antusias memberikan pertanyaan maupun tanggapan bagi pemateri. Kegiatan ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dan foto bersama.
HUMAS
May 25, 2019 | Berita
Masih dalam serangkaian kegiatan Ramadan di Kampus (RdK), UMMagelang menyelenggarakan pengajian dalam rangka memperingati Nuzulul Quran dengan tema Unity In Diversity pada Jumat (24/05/2019). Bertempat di Aula Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Kampus 2 UMMagelang acara dibuka oleh Wakil Rektor II,Nuryanto,ST,M.Kom. Pada kesempatan tersebut Nuryanto menyampaikan apresiasi kepada pihak penyelenggara dan mengajak civitas akademika untuk lebih mendalami kembali Alquran.
“Dengan diadakannya kajian ini semoga kita dapat mengambil hikmah dan menambah kecintaan kita terhadap Alquran, karena selain memiliki kewajiban untuk berpuasa di bulan Ramadhan kita juga memiliki kewajiban untuk senantiasa mempelajari Alquran,” ujar Nuryanto dalam sambutannya.
Pengajian yang dihadiri oleh 300 peserta dosen dan tenaga kependidikan tersebut diisi oleh Ustad Suwondo dari Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Temanggung. Dalam kesempatan tersebut Suwondo mengajak jamaah untuk menggali lebih dalam makna Rahmat di tengah perbedaan yang ada. “Unity In Diversityseringkali dibicarakan di berbagai tempat. Bagaimana kita berbeda tapi tetap bersama. Di moment kali ini hal yg paling penting adalah kita memperingati turunnya Al Quran untuk manusia melalui Nabi Muhammad yang seharusnya dapat dirasakan namun justru seringkali diabaikan,” ujarnya.
Lebih lanjut Suwondo mengatakan barangsiapa menginginkan kebaikan dunia maka harus juga mengejar kebaikan akhirat, keduanya harus diamalkan dengan ilmu. Sehingga orang yang sudah berilmu maka dia akan terbiasa dengan perbedaan dan dapat menyikapi secara bijak. Perbedaan juga seringkali justru terjadi pada persoalan kecil. Allah SWT bisa saja menyatukan manusia, tapi terkadang manusia sendiri yang tidak ingin disatukan melalui perbedaan, kecuali yang mendapat Rahmat. “Perbedaan akan selalu ada dimanapun kita berpijak, namun persoalan perbedaan bukan pada perbedaannya namun pada diri kita yang tidak menata diin kita, akhlak kita sebagai pondasi yang kuat untuk mengahadapi perbedaan,” tandas Suwondo di akhir ceramahnya. Pengajian ditutup dengan doa bersama yang juga dipimpin langsung oleh Ustad Suwondo.
HUMAS
May 25, 2019 | Berita
Kampus (RDK) yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang). Dialog kebangsaan pada Angkringan Ramadan yang mengangkat tema “Unity in Diversity” dihadiri oleh Rektor UMMagelang, Ir. Eko Muh Widodo, MT, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Drs. H. Tafsir, M.Ag, dan juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, S.H., M.IP., tersebut mendapat respon yang tinggi baik dari mahasiswa maupun masyarakat umum.
Dalam kesempatan yang dihadiri oleh 500 peserta tersebut, Eko menyampaikan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan yang ada. Menurut Eko,perbedaan adalah hal yang wajar terjadi, tapi bukan berarti dengan perbedaan itu harus menjadikan masyarakat menjadi tercerai berai. Ia menegaskan meski pilihan berbeda, namun persatuan itu harus tetap dijaga. Sementara itu, pada kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (18/05) di Halaman Masjid Manaarul ‘Ilmi Kampus 2 UMMagelang tersebut,
Ganjar mengajak seluruhmasyarakat terutama kalangan mahasiswa untuk selalu menjaga perdamaian. “Dalam konteks berbangsa dan bernegara para tokoh politik, tokoh agama, dan lain-lain mulai Indonesia ceprot semua menjadi beda. Maka kemudian bagaimana yang berbeda-beda ini menuju satu titik yang sama, dan yang berbeda-beda tersebut sudah didorong oleh pendiri bangsa Founding Fathers kita dahulu,” tandasnya.
Ganjar juga berpesan kepada masyarakat untuk hati-hati dalam menggunakan jari dan senantiasa menjaga kewarasan, karena jika tidak, hal tersebut dapatberpotensi menjadi keributan.
Lebih lanjut, Tafsir menyampaikan bahwa Muhammadiyah dibangun atas dua komitmen yaitu ingin memajukan umat islam dan memajukan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, di tengah keragaman apapun, satu yang ingin Muhammadiyah tuju yaitu kemajuan umat islam dan kemajuan bangsa Indonesia.
HUMAS