MERIAHKAN MILAD, PEGAWAI UM MAGELANG IKUTI ANEKA LOMBA

Sebagai rangkaian milad ke-51 UM Magelang, para pegawai di lingkungan UM Magelang mengikuti berbagai lomba untuk memeriahkan milad. Rangkaian kegiatan berupa olah raga, seni, dan fun game. Ketua panitia milad, Dra. Mujahidun M.Pd mengatakan, olah raga bagi pegawai telah diawali berupa lomba badminton baik ganda putra maupun ganda putri pada minggu lalu (12 dan 19/8).

Selanjutnya lomba seni yakni menyanyi, adzan, dan murottal Al Qur’an yang diadakan di Kampus 2 hari Kamis (27/8). Adapun fun game diadakan hari Jum’at (28/8) yang diawali dengan senam bersama di Kampus 1. Usai senam bersama, dilanjutkan dengan aneka lomba permainan yakni bakiak race dan blind volly buta (volly buta).

Lebih lanjut Mujahidun mengatakan bahwa lomba tersebut bertujuan untuk menjalin silaturahim dan keakraban antara pegawai di Kampus 1 dan Kampus 2 serta sebagai ajang refreshing di sela-sela rutinitas pekerjaan.

Disamping kegiatan tersebut, dalam rangka memeriahkan milad ke-51 UM Magelang juga akan mengadakan tabligh akbar hari Sabtu (29/8) mulai pukul 08. 30 WIB. Acara yang diadakan di halaman Kampus 2 dengan menghadirkan Prof. Dr. H. Amien Rais MA itu juga dimeriahkan dengan hiburan Serambi Bagelen dari Purworejo.

Selanjutnya pada hari Senin (31/8), genap 51 tahun usia UM Magelang ditandai dengan Upacara Milad berupa Laporan Tahunan Rektor, Orasi Ilmiah oleh Prof. Edy Suandi Hamid, M.Ec (Ketua APTISI Pusat), serta Peresmian Gedung Unit III UM Magelang di Kampus 2.

Adapun kegiatan ilmiah lainnya adalah seminar nasional dengan tema “Tantangan Dunia Pendidikan menuju Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)” yang akan diadakan hari Sabtu tanggal 5/9. Jalan Sehat hari Ahad tanggal 20/9 merupakan penutup rangkaian milad UM Magelang ke-51 yang akan diadakan di Kampus 1.(YUDIA-HUMAS)

MAHASISWA DIKENALKAN DUNIA KERJA

Dalam rangka menyiapkan tenaga terampil dan profesionaldibidang IT, Program Studi (Prodi) D3 Teknik Informatika UM Magelang melakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan. Bentuk kerjasama yang dilakukan adalah perekrutan tenaga part -time untuk para mahasiswa prodi D3 Teknik Informatika UM Magelang.

            Perusahaan Magelang Hosting dan CV 2SORT, masing-masing diwakili staff Dessi Arifianto & Tatag Aji Putro kali ini hadir di Fakultas Teknik UM Magelang untuk melakukan rekrutmen pada Rabu 26/8 kemarin.

            Andi Widiyanto Kaprodi D3 Teknik Informatika mengatakan, program yang dikhususkan untuk mahasiswa semester 3 tersebut bertujuan agar para mahasiswalebih mengenal dan merasakan lingkungan dunia kerja yang penuh dengan tantangan, tekanan, dan rintangan, sehingga para mahasiswa dapat mengasah kemampuan teknis di bidang Informatika terkhusus bidang Web Designer & Web Programmer, serta membangun karakter soft skill yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan D3 Teknik Informatika yang siap bersaing dalam dunia IT.

            Program tersebut, lanjut Andi, pada tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya, kerjasama dilakukan hanya dengan perusahaan-perusahaan yang memang membutuhkan tenaga pada saat itu. “Karena program ini sudah rutin dilaksanakan tiap tahun, maka untuk tahun berikutnya, kerjasama dengan berbagai perusahaan akan lebih ditingkatkan dengan penandatanganan MOU”, ungkap Andi.

Andi menambahkan, UM Magelang khususnya prodi D3 Teknik Informatika terus berkomitmen untuk turut mempersiapkan  calon lulusan yang berkualitas sehingga bisa bersaing di dunia kerja. “Memasuki dunia kerja yang semakin ketat, mahasiswa perlu mempersiapkan dirinya sejak awal,” Tutur Andi.(RIFA’I-HUMAS)

UM MAGELANG ADAKAN WORKSHOP BUKU AJAR

Guna memenuhi kebutuhan buku pegangan yang ditulis oleh dosen untuk mahasiswa sebagai bekal pengetahuan dasar dan digunakan sebagai sarana belajar, UM Magelang mengadakan Workshop Penulisan Buku Ajar hari Sabtu, 22/8 di Aula gedung Rektorat.

Kanthi Pamungkas Sari, M.Pd, ketua panitia menjelaskan bahwa saat ini baru 10% dosen UM Magelang yang membuat buku ajar, sedangkan 20% lainnya sudah membuat draft namun belum dibukukan. Melalui workshop ini diharapkan 100% dosen di UM Magelang memiliki keinginan untuk menulis. “Workshop ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada dosen di UM Magelang untuk menulis buku ajar,” ujar Kanthi.

Sebanyak 66 peserta mengikuti kegiatan yang dibagi menjadi dua tahap tersebut. Ir. Eko Muh Wiododo MT, Rektor UM Magelang yang membuka acara menyampaikan bahwa workshop penulisan buku ajar merupakan bentuk pengembangan kompetensi di bidang SDM. Rektor menargetkan minimal delapan buku dapat diterbitkan setelah pelaksanaan workshop.

Selama satu hari penuh, peserta mendapatkan materi dari dua nara sumber yakni Joko Irawan Mumpuni ( (Direktur Adicom IT School/dosen peneliti) dan Dr. Riana Mashar (motivator/dosen FKIP UM Magelang).

Joko dalam makalahnya memberikan kiat menjadi penulis buku. Proses penulisan buku didapat melalui informasi, pemahaman, kemampuan, ide penulisan, dan referensi. “Agar tulisan dapat dijadikan buku ajar, maka harus menggunakan sistematika yang konsisten, bahasa yang efisien sesuai EYD, serta informatif,” ungkap Joko. Ia menambahkan, agar buku enak dibaca, sebaiknya menggunakan kalimat pendek serta menulis seperti percakapan. Selain itu menulis buku ajar harus sesuai dengan disiplin ilmu, memiliki makna, otentik, dan dinamis.

Adapun Riana Mashar memaparkan tentang pengalamannya menulis buku ajar. Kandidat Doktor itu memaparkan unsur yang harus ada dalam pembuatan buku ajar, yakni prakata, daftar isi, batang tubuh yang terbagi dalam bab atau bagian, daftar pustaka, glosarium, dan indeks. Lebih lanjut Riana menegaskan bahwa buku yang diajukan bukan merupakan hasil terjemahan atau saduran dan harus bebas dari plagiarisme.(YUDIA-HUMAS)

DOSEN UM MAGELANG PAPARKAN HASIL PENELITIAN PERILAKU MEMILIH

Pemilu merupakan salah satu indikator penting dari stabilitas dan dinamisnya demokratisasi suatu bangsa. Penyelenggaraan pemilu secara periodik sudah berlangsung sejak awal kemerdekaan bangsa, akan tetapi proses demokratisasi yang terjadi dalam pemilu-pemilu terdahulu oleh sebagian besar masyarakat dianggap masih belum mampu menghasilkan nilai-nilai demokrasi yang matang akibat sistem politik yang ada.

Di Kota Magelang pada pemilu tahun lalu memiliki tingkat partisipasi masyarakat sebesar 78% dari target yang diharapkan sebesar 80%. Target ini memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan target nasional sebesar 75%. Partisipasi masyarakat dalam pemilu menjadi indikator menarik dalam pelaksanaan sistem negara demokrasi. Kadarnya akan terus bergerak dan sangat tergantung dengan bagaimana kencenderungan perilaku pemilih (voting behaviour).

Untuk mengetahui existing masyarakat Kota Magelang termasuk orientasi politik dalam pemilihan umum serta popularitas calon yang dipilih dalam pemilihan umum, Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) UM Magelang mengadakan penelitian tentang Perilaku Pemilih Masyarakat Kota Magelang dalam Pemilihan Umum. Hasil penelitian tersebut dipaparkan di Aula Kantor Bapeda Kota Magelang hari Jumat 21 /8.

Tim peneliti terdiri dari Dra. Kanthi Pamungkas sari M.Pd dan Dr. Suliswiyadi. Selain itu mereka juga meneliti tentang perilaku pemilih masyarakat Kota Magelang dalam pemilihan umum serta sejauh mana pengaruh existing masyarakat, orientasi politik dan popularitas calon yang dipilih terhadap perilaku pemilih dalam pemilihan umum.

Dalam paparannya, Kanthi menjelaskan bahwa penelitian dibatasi pada perilaku pemilih masyarakat Kota Magelang pada pemilihan umum yang telah lalu yang terdiri dari pilkada Kota Magelang (pilwalkot), pilkada Provinsi Jateng (pilgub), pileg, dan pilpres.

Lebih lanjut Kanthi menyampaikan, dengan desain penelitian lapangan (field research) serta metode kuantitatif, penelitian menggunakan lokasi penelitian di Kota Magelang yang meliputi tiga kecamatan yakni Kecamatan Magelang Utara, Magelang Tengah dan Magelang Selatan. Adapun jangka waktu penelitian selama tiga bulan mulai bulan Mei sampai dengan Juli.

Dari hasil penelitian, tim menyimpulkan beberapa hal yakni :

  1. Existing masyarakat Kota Magelang da pada kategori menengah
  2. Orientasi Politik Masyarakat Kota Magelang dalam pemilihan umum berada pada kategori berorientasi afektif
  3. Popularitas calon yang dipilih oleh masyarakat Kota Magelang dalam pemilihan umum kategori sedang
  4. Perilaku pemilih masyarakat Kota Magelang dalam pemilihan umum kategori pemilih kritis
  5. Pengaruh existing masyarakat, orientasi politik dan popularitas calon yang dipilih terhadap perilaku pemilih masyarakat Kota Magelang dalam pemilihan umum (R=0,408)

Untuk itu, ada beberapa saran yang disampaikan Kanthi yakni bahwa pendidikan politik bagi masyarakat merupakan suatu keharusan. Akibat kurang dikoordinasikan secara obyektif, konsisten dan berkelanjutan maka orientasi politik masyarakat bisa mengalami pasang surut yang berarti. Terkait hal itu, sampai saat ini belum ada upaya-upaya khusus yang dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan di Kota Magelang.

Selain itu ia juga menyarankan agar pendidikan politik lebih terkonsentrasi berdekatan dengan waktu pemilu. Maka perlu diselenggarakan jejaring dari pemangku kepentingan untuk melakukan pendidikan politik secara kontinyu dan berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat Kota Magelang dapat menjadi pemilih yang lebih cerdas – partisipasi politik yang lebih baik.

Kanhi menambahkan, Dari informasi data yang diperoleh nampak bahwa masyarakat sudah berusaha untuk mengetahui calon siapa yang akan dipilih dari berbagai media yang ada , namun mereka masih merasakan bahwa partai politik masih sebagian besar belum memiliki mekanisme sistem seleksi yang berarti   dapat menjamin bahwa calon yang akan dipilih adalah yang terbaik. “Popularitas calon pemimpin sudah menjadi pertimbangan. Bila benar-benar terpilih menjadi pemimpin atau wakil rakyat maka diharapkan untuk lebih bertanggungjawab atau menepati janji visi, misi, proker yang dipublikasikan sebelumnya,” imbuh Kanthi..

Ia berharap agar hasil peneltian tersebut dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan keilmuan terutama yang berkaitan langsung dg kajian sosiologi politik. “Hasil temuan yang diolah secara proporsional & profesional, diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi pemerintah dalam merancang level kebijakan mengenai proses pemilu baik dalam pilkada, pileg legislatif, maupun pilpres—pendidikan politik yang tepat bagi masyarakat; seleksi calon yang dipilih sesuai dengan yang diharapkan masyarakat,” pungkas Kanthi.(YUDIA-HUMAS)