Apr 27, 2015 | Berita
Untuk yang kesekian kalinya, UM Magelang menjadi tuan rumah Lomba Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (LKS SMK) Tingkat kabupaten Magelang Tahun 2015. Kegiatan tersebut merupakan kerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Magelang. Acara pembukaan diadakan Sabtu, 25/4 sore di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat dengan dihadiri peserta serta perwakilan guru SMK yang mengikuti lomba tersebut.
Sugiarto S.TP ketua panitia mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh 44 SMK se-Kabupaten Magelang. Bidang yang dilombakan lanjut Sugiarto, terdiri dari dua bidang yakni Ekonomi dan Teknik. Bidang Ekonomi meliputi Administrasi Perkantoran, Pemasaran, dan Akuntansi. Adapun Bidang Teknik meliputi Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Desain Grafis, Web Design, Animasi, dan Software Aplication.
Lebih lanjut Sugiarto mengatakan bahwa lomba diadakan untuk ajang silaturahim SMK se- Kabupaten Magelang serta untuk menyeleksi siswa dalam kompetensi yang lebih tinggi “Untuk juara 1 pada masing-masing bidang akan mewakili Kabupaten Magelang dalam LKS tingkat Provinsi,” lanjutnya.
Ir. Eko Muh Widodo MT, Rektor UM Magelang yang membuka acara tersebut menyampaikan apresiasi kepada para peserta LKS serta Dispora Kabupaten Magelang. “Para peserta lomba yang berhasil menjadi juara 1, 2 dan 3 pada masing-masing bidang lomba akan kami berikan Beasiswa Studi di UM Magelang,” ungkap Rektor.
Pelaksanaan kegiatan lomba diadakan mulai Senin hingga Kamis (27 – 30/4) di dua lokasi yakni di Kampus 1 untuk Lomba Bidang Ekonomi dan di Kampus 2 untuk Bidang Teknik.(RIFA’I-HUMAS)
Apr 24, 2015 | Berita

Klik FOTO.
Rutinitas Jumat pagi Dosen dan Pegawai Universitas Muhammasiyah Magelang. Dosen dan Karyawan harus SEHAT.
Apr 20, 2015 | Berita
Rangkaian kegiatan Program Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) Fikes UMMagelang yang berlangsung selama empat hari dari mulai Kamis 16/4 diakhiri dengan praktek simulasi penanggulangan kegawatdaruratan pada hari Ahad 19/4 di lapangan Pandansari Mertoyudan.
Pada pukul 14.00 WIB acara simulasi dimulai dengan pemaparan skenario simulasi dan gladi kotor. Ketua Panitia pelatihan PPGD Ns. Sigit Priyanto, M.Kep, mengatakan, skenario simulasi dimulai saat “Mall Mertoyudan” yang berlantai 8 mengeluarkan asap hitam yang mengepul di udara. Diduga telah terjadi kebakaran di lantai 4 mall tersebut. Kondisi diperparah dengan adanya serangkaian kecelakaan lalu lintas massal akibat kondisi chaos yang terjadi. Korban mencapai ratusan jiwa.
Para peserta PPGD berjumlah 50 orang kemudian mempraktekkan cara menangani korban dalam ledakan dan kecelakan massal yang mengalami luka terbuka, patah tulang serta shock. Selain itu dipraktekkan pula cara memberikan pertolongan pertama, termasuk cara mengevakuasi dan memberikan perawatan luka.
“Kompetensi berupa penanganan PPGD on the spot diperlukan agar para peserta dapat mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan apabila terjadi accident yang melibatkan banyak korban seperti dalam simulasi,” imbuh Sigit. Sigit menambahkan, simulasi melibatkan Polsek Mertoyudan, PMI Kabupaten Magelang, mobil pemadam kebakaran, mobil ambulans, serta sekuriti. (RIFA’I-HUMAS)
Apr 16, 2015 | Berita
Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UM Magelang mengadakan pelatihan Program Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) di Gedung Fikes UMMagelang pada Kamis 16 April 2015. Kegiatan tersebut akan berlangsung selama empat hari (16-19/4) dan diikuti 50 peserta yang berasal dari mahasiswa semester akhir Prodi Keperawatan serta dari instansi di luar UM Magelang.
Ketua panitia PPGD, Ns. Sigit Priyanto, M.Kep mengatakan, pelatihan PPGD sudah berlangsung selama lima tahun di Fikes UMMagelang. “Kami ucapkan terimakasih dan selamat datang kepada tim dari Emergency Medical Sevices (EMS) 199 Jakarta yang telah bersedia menjalin kerjasama dengan UM Magelang pada pelatihan PPGD yang kesekian kalinya ini,” katanya.
Sigit menambahkan, sesuai dengan visi Prodi Keperawatan yakni Islami, Inovatif dan Kompetitif terutama di bidang kegawatdaruratan. “Fikes bekerjasama dengan alumni, akan membekali para mahasiswa dengan berbagai sertifikasi, diawali dengan pelatihan PPGD dan kedepannya dengan program sertifikasi seperti Hipnoterapi.” Lebih lanjut Sigit menegasakan bahwa PPGD saat ini merupakan prasyarat untuk menjalani praktek klinik di UGD rumah sakit serta sebagai bentuk kompetensi tambahan yang harus dimiliki lulusan. “PPGD merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar dalam penanganan gawat darurat,” jelas Sigit.
Kegitan dibuka oleh Dekan Fikes, Puguh Widiyanto, S.Kp., M.Kep yang antara lain menyampaikan bahwa saat ini lulusan perawat jika tidak memiliki nilai lebih tidak akan bisa mengikuti proses persaingan yang begitu ketat. Karena itu muncullah sertifikasi-sertifikasi ketrampilan yang lain. Dekan berharap, melalui pelatihan PPGD ini, para peserta sudah memiliki teori sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya sehingga sudah bisa menerapkan ketika berhadapan dengan pasien.
Selama empat hari para peserta mendapatkan materi antara lain tentang airway management, pembidaian, dan bimbingan skill. Selain teori, para peserta mendapatkan materi praktek serta ujian pre dan post test serta ujian praktek. Di akhir kegiatan, pada hari Ahad (19/4) peserta akan melakukan praktek simulasi penanganan kegawatdaruratan di Lapangan Pandansari Mertoyudan yang melibatkan PMI Kabupaten Magelang, Polsek Mertoyudan, Koramil Mertoyudan serta amkar Kota Magelang.(RIFA’I-HUMAS)
Apr 15, 2015 | Berita
Dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang, Nasaruddin, meraih gelar doktor dari Kanazawa University, Jepang, dengan predikat summa cum laude. Prestasi membanggakan itu diperoleh setelah ia berhasil melakukan kajian baru tentang plasma medicine untuk terapi penyembuhan luka.
Nasarudin menjelaskan, plasma adalah fase zat keempat setelah zat padat, cair dan gas. Di antara produk-produk industrial atau teknologi yang menerapkan plasma adalah televisi plasma (TV plasma) dan AC plasma. “Kita tentu sudah akrab dengan teknologi tersebut. Namun, setelah saya melakukan serangkaian kajian ilmiah, spesies aktif tersebut dapat dimanfaatkan untuk terapi kesehatan. Seperti untuk menyembuhkan luka dan membunuh sel-sel kanker dan membasmi bakteri,” jelas Nasaruddin, Selasa (14/4/2015).
Pria asal Temanggung, Jawa Tengah, itu menceritakan selama studi di Negeri Sakura, ia melakukan proyek penelitian dengan menerapkan plasma untuk penyembuhan luka pada hewan mencit (tikus) yang meniru model terapi luka di skala klinis rumah sakit. Hasilnya, penyembuhan luka pada kelompok tikus yang diberi treatment plasma setiap hari selama satu menit, lebih cepat satu hari dibandingkan dengan kelompok tikus tanpa treatment plasma. “Berdasarkan uji mikroskopis tampak bahwa plasma mempercepat penyembuhan luka dengan cara mempengaruhi perkembangan sel-sel myofibroblast atau sel yang biasa dikenal sebagai penanda dari konstraksi luka,” ulas alumnus Universitas Diponegoro, Semarang, Bidang Ilmu Fisika tahun 2000-2006.
Hasil penelitian tersebut, kata Nasarudin, telah terpublikasi di jurnal internasional Clinical Plasma Medicine (Elsevier Publisher) di Jepang, yang sekaligus sebagai karya disertasinya. Kendati demikian, Nasarudin mengaku belum puas dengan hasil tersebut. Ia pun bergabung dengan tim peneliti di Laboratorium Wound Healing dan Laboratorium Plasma Kanazawa University untuk mengembangkan metode peningkatan efek plasma yang lebih sederhana, yakni dengan menambahkan air.
Menurut peraih The Best Presentation Award dalam Intenational Conference ISPlasma 2015 itu, kajian plasma medicine termasuk penelitian yang baru dan saat ini secara intensif baru dilakukan di negara-negara maju. Kajian plasma medicine ini juga berpotensi besar berkolaborasi dengan kajian-kajian lain yang juga tengah menjadi tren dalam sains dan teknologi kesehatan, seperti bidang nanosains dan nanoteknologi.”Bisa jadi penelitian saya ini adalah penelitian yang pertama di bidang plasma medicine untuk penyembuhan luka yang dilakukan oleh akademisi dari Indonesia. Tantangan dan kendala jelas ada, tapi kita bisa berupaya bersinergi dengan berbagai pihak baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional,” pungkas Nasaruddin.