Jul 6, 2020 | Berita
Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) melakukan Program Pengabdian Pada Masyarakat Terpadu (PPMT) dengan tema “Masjid Sebagai Pusat Pembelajaran Masyarakat di Dusun Nambangan”. Program PPMT yang diketuai oleh Akhmad Baihaqi, M.Pd.I dengan anggota mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu Fathul Ismantoro, Fitha Irfa Nur K, Ari Fatul Anifa, Siti Kholifatul K, dan Latifah Fatah ini berlangsung di Dusun Nambangan, Desa Rejowinangun, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang.
Menurut Fathul, kegiatan PPMT di Desa Nambangan ini berorientasi pada pembentukan karakter masyarakat dan anak-anak setempat. Diantara program PPMT yang dilaksanakan adalah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Bimbingan Belajar (Bimbel), Pelatihan Perawatan Jenazah dan Bakti Sosial. “Khusus kegiatan bakti sosial dilakukan pada masa New Normal. Dalam kegiatan ini kami membagikan masker dan sabun cuci tangan kepada masyarakat. Selain itu memberikan santunan kepada anak yatim sekaligus mambagikan waqaf Al-Qur’an kepada anak-anak TPQ,” tutur Fathul.
Tim PPMT juga bekerjasama dengan Takmir Masjid Setempat. Bapak Sugeng, Ketua Takmir mengungkapkan kegiatan yang dilakukan mahasiswa UMMagelang ini sangat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hinga orang dewasa. “Anak-anak menjadi lebih semangat dalam belajar agama di TPQ Darul Huda Nambangan, dan dengan kehadiran mahasiswa UMMagelang ini menjadikan masyarakat di sini belajar bagaimana penyelenggaraan jenazah yang sesuai syari’at serta membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dan yang pasti masyarakat merasa terbantu dengan Program Pengabdian Masyarakat Terpadu dari Universitas Muhammadiyah Magelang,” ujar Sugeng.
(HUMAS)
Jul 4, 2020 | Berita
Di tengah situasi New Normal ini, Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI) yang difasilitasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) melalui Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) menyelenggarakan webinar nasional dengan tema “Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Konsep Pertanian Polikultur” pada Sabtu (4/7). Acara yang menghadirkan keynote speaker Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, SH., M.I.P dan juga enam petani dari tiga provinsi penghasil tembakau terbesar di Indonesia (Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Jawa Tengah) ini berlangsung secara online menggunakan platform Zoom Meeting dan Youtube Live.
Dengan moderator Dr. Rochiyati Murni, SE., MP, Ganjar menjelaskan bahwa sekarang adalah saatnya bangsa Indonesia menanam tanaman pendamping padi. “Normal baru urusan mulut dan perut, sebaiknya menyiapkan makanan alternative pendamping nasi. Intinya ayo bareng-bareng mewujudkan kedaulatan pangan untuk ketahanan pangan masyarakat kita,” tuturnya. Ganjar juga menyampaikan pertanian polikultur pada dasarnya adalah membudidayakan berbagai jenis tanaman pertanian pada lahan yang sama. “Keunggulan pertanian polikultur salah satunya pemanfaatan lahan lebih efektif dan maksimal dan juga penanaman lebih dari satu jenis akan menghasilkan panen yang beragam,” tambahnya.
Sementara itu, Dr. Suliswiyadi, M.Ag dalam sambutannya menyampaikan bahwa pandemi tidak hanya mengganggu sektor kesehatan namun juha sektor ekonomi masyarakat. “Di sektor pertanian, lembaga PBB Food and Agriculture Organization (FAO) sudah memperingatkan bahwa dunia akan mengalami krisis pangan global akibat pandemi,” ujar Rektor. Beliau juga menyampaikan bahwa realita tersebut menunjukkan bahwa ketahanan pangan sama pentingnya dengan kesehatan masyarakat. “UMMagelang sebagai institusi, melalui MTCC telah melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap petani di Indonesia, salah satunya dengan membentuk FPMI sejak 2018,” tambahnya.
FPMI sendiri merupakan forum yang bertujuan untuk memotivasi sesama petani untuk melakukan pertanian berkelanjutan dengan tidak hanya bergantung pada satu jenis tanaman saja. Dalam webinar tersebut dihadirkan pula panelis untuk dialog kebijakan, diantaranya dari Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian.
Di akhir acara, Retno Rusdjijati, Ketua MTCC menyampaikan tindak lanjut dari webinar nasional tersebut, UMMagelang melalui Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) dan MTCC akan mengupayakan Sekolah Petani Mandiri yang menggunakan konsep dari, oleh dan untuk petani.
(HUMAS)
Jul 3, 2020 | Berita
Demi menumbuhkan budaya literasi di kampus, Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang menggelar lomba menulis opini mahasiswa tingkat Universitas. Lomba tersebut merupakan salah satu realisasi program kerja dari komisi 3 Dewan Perwakilan Mahasiswa UMMagelang. Perlombaan ini diselenggarakan pada 20 Mei – 18 Juni 2020 dengan tema “Kebijakan Kampus Mengenai Kegiatan Mahasiswa di Tengah Wabah Covid-19”
Selaku ketua panitia Putri Mega menuturkan bahwa tujuan diadakan lomba menulis opini mahasiswa yaitu sebagai ajang mahasiswa untuk mengekspresikan segala gagasan dalam bentuk tulisan sekaligus untuk mewadahi minat dan bakat mahasiswa dalam dunia literasi. “Semoga budaya literasi mahasiswa dapat terpancing dengan adanya kegiatan ini”, ujar Putri.
Lomba tersebut diikuti oleh 20 peserta dari beberapa program studi di lingkungan Universitas Muhammadiyah Magelang. Pengumuman pemenang lomba tersebut diinformasikan melalui akun Instagram DPM UMMagelang pada tanggal 3 Juli 2020.
Adapun pemenang juara lomba opini diraih oleh Herda Farisma dari Prodi PGSD sebagai juara satu, kemudian juara dua yakni Jatu Almamada dari Prodi Psikologi dan juara tiga Dian Novita dari Prodi Ilmu Hukum. Para pemenang mengaku bangga dan berharap tulisan mereka bahkan dari peserta lomba opini mahasiswa dapat dipublikasikan serta dicetak untuk disampaikan kepada Universitas sebagai pemangku kebijakan.
Wakil Ketua DPM UMMagelang, Sandy Eka mengaku senang atas terlaksananya lomba ini mengingat budaya literasi di kalangan mahasiswa masih sangat rendah sehingga kegiatan yang seperti ini perlu diadakan lagi kedepanya.
“Saya ucapkan terimakasih kepada dewan juri Aris Setyanto dari UMMagelang dan Pawitrasari Mahestyas dari UNNES serta panitia yang telah mempersiapkan segala keperluan lomba”, imbuhnya.
“Harapannya dengan adanya lomba opini agar mahasiswa lebih produktif mengutarakan ide kreatifnya melalui tulisan dengan menyampaikan ide cemerlang sesuai dengan tema dan jika mahasiswa sudah rajin menulis, maka akan meningkatkan dalam berliterasi,” ujar Diah Ayu Paramita.
(HUMAS)
Jul 1, 2020 | Berita
Desa Menayu sebagai salah satu Desa di Kecamatan Muntilan dijadikan desa percontohan sebagai Desa Layak Anak. Desa tersebut belum mempunyai gugus tugas layak anak, belum adanya keterlibatan tokoh masyarakat dan agama dalam kelembagaan Desa Layak Anak, belum ada aktifitas inovasi layak anak, belum memiliki forum anak, dan juga belum terdapat sekolah ramah anak, baik sekolah formal maupun nor formal.
Melihat realita tersebut, Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat skim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) di Desa Menayu dengan judul “PPDM di Menayu, Muntilan, Kabupaten Magelang Sebagai Desa Layak Anak yang Menghasilkan Generasi Berkarakter”. Pengabdian yang berkelanjutan sejak 2018 ini diketuai oleh Prof. Dr. Purwati, MS., Kons dengan anggota Prof. Dr. Muhammad Japar, M.Si., Kons, Ns. Rohmayanti, M.Kep dan Ns. Septi Wardani, M. Kep dan beberapa mahasiswa.
Prof Purwati menjelaskan bahwa sejak 2018 telah terlaksana berbagai kegiatan diantaranya parenting education, pemberdayaan warga, PKK dan Posyandu, pelatihan Karang Taruna berkenaan dengan konseling bagi remaja, pelatihan bagi Guru SD, Komite dan para pemangku kepentingan, perintisan dan implementasi Taman Bacaan Masyarakat dan kegiatan pendukung Desa Layak Anak lainnya. “Tujuan pengabdian ini adalah untuk mewujudkan Desa Menayu sebagai sebuah desa ramah anak, desa layak anak, mengerti dan mampu memahami kebutuhan tumbuh kembang anak, menjadi tempat terbaik bagi anak-anak sehingga semua potensi berkembang secara optimal dan pada akhirnya tumbuh berkembang menjadi generasi berkarakter,” ungkap Prof Purwati.
Lebih lanjut, Prof Purwati menuturkan jika tim PPDM-nya merintis Desa Menayu menjadi Desa Layak Anak dari nol. “Tahapan yang kami lakukan untuk mewujudkan Desa Layak Anak adalah di tahap awal kami mensosialisasikan konsep Desa Layak Anak, kemudian pelaksanaan dengan berbagai macam kegiatan hingga pendampingan sampai saat ini,” ujarnya.
Tim PPDM juga telah mendirikan Kelompok Bermain (KB)/ PAUD yang diberi nama Tunas Bangsa dan menjadi satu-satunya KB/PAUD di Desa Menayu. “Saat ini, kami sedang persiapan penempatan gedung baru untuk KB Tunas Bangsa Menayu,” tambah Prof Purwati.
(HUMAS)
Jun 26, 2020 | Berita
Di tengah diberlakukannya status New Normal di Indonesia, Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) menyelenggarakan Hari Ber-Muhammadiyah bersama Prof. Dr. K.H.M. Din Syamsuddin, MA yang dilakukan secara online. Acara tersebut juga menjadi pembuka rangkaian kegiatan Milad ke-56 UMMagelang. Dikarenakan masih dalam masa pandemi, ragam kegiatan berubah platform dalam pelaksanaannya menjadi serba dalam jaringan (daring). Pembukaan rangkaian milad dikemas dalam acara kajian yang mengusung tema “Meramu Peradaban Islam Pasca Covid-19”.
Dalam sambutannya, Rektor UMMagelang, Dr. Suliswiyadi, M.Ag menyampaikan terima kasih kepada narasumber yang telah bersedia mengisi acara rangkaian Milad ke 56 UMMagelang, melalui platform digital. Rektor menyampaikan Milad ke-56 mengambil tagline bergerak mencerahkan bangsa. “Tagline tersebut sesuai dengan kondisi saat ini, bergerak mencerahkan bangsa di tengah pandemic Covid19. Semua aspek kehidupan berubah, sehingga UMMagelang tetap konsisten berkomitmen dalam berkontribusi di masyarakat,” ujar Rektor.
Prof Din Syamsudin dalam pemaparannya menyampaikan peradaban manusia tiba-tiba berubah terutama di bidang ekonomi dan perdagangan yang mengalami stagnasi. bidang social dan lain-lain. “Dalam bidang social, masyarakat dipaksa berada di rumah, work from home sehingga relasi social berubah drastis apalagi dengan pengindahan istilah social distancing. Covid19 benar-benar menggeser peradaban manusia,” ujarnya. Beliau juga menyebutkan, The New Normal life atau kehidupan normal yang baru jika diartikan secara sangat sederhana artinya kembali ke masa sebelum Covid19. “Bandara dibuka, mall mulai dibuka, tempat ibadah dibuka. Menurut saya, perlu didalami lagi, sebab boleh jadi keadaan sebelum Covid19 ini bukan normal, tapi abnormal,” jelasnya.
Acara yang diselenggarakan dalam ruang virtual dan dapat diakses dari beberapa platform yaitu YouTube LIve, Zoom Meeting, dan Instagram Live disambut antusias oleh penonton. Di akhir acara berlangsung sesi tanya jawab.
(HUMAS)