UMMagelang Serahkan Alat Kesehatan ke Puskesmas Mertoyudan

UMMagelang Serahkan Alat Kesehatan ke Puskesmas Mertoyudan

Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) kembali salurkan bantuan untuk penanggulangan Covid-19. Di tengah Pandemi Covid-19 ini banyak sekali rumah sakit dan puskesmas yang membutuhkan alat kesehatan, karena kelangkaan produk dan mahalnya harga di pasaran. Kali ini melalui Satgas Penanggulangan Covid-19, UMMagelang menyalurkan bantuan dari alumni berupa masker dan gloves ke Puskesmas Mertoyudan 1.Ns. Sambodo Sriadi Pinilih, M.Kep, dosen Fakultas Ilmu Kesehatan sekaligus Tim Satgas Penanggulangan Covid-19 UMMagelang menjelaskan bahwa pemberian bantuan tersebut menjadi salah satu bentuk kepedulian UMMagrlang terhadap tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19. “Bantuan dalam bentuk uang atau alat kesehatan kami terima, dan langsung kami sampaikan kepada yang membutuhkan, salah satunya yang paling dekat dengan kita ya Puskesmas Mertoyudan 1 ini,” jelas Pinilih.Bantuan diterima langsung oleh Kepala Puskesmas Mertoyudan 1, dr RR Nurul Shita H., MPH pada Senin (13/4) di Puskesmas Mertoyudan 1. “Saya mewakili pihak Puskesmas mengucapkan terima kasih banyak kepada UMMagelang atas kontribusinya dan kepedulian kepada tenaga medis. Semoga kita semua selalu sehat dan dapat melalui ini semua bersama,” ujar Nurul.Puskesmas Mertoyudan 1 mengaku bahwa saat ini masih sangat membutuhkan bantuan alat kesehatan berupa Alat Pelindung Diri (APD) gaun dan vitamin untuk tenaga medis. “Karena kebanyakan tenaga medis perempuan dan harus mengenakan rok, sehingga kesulitan jika harus menggenakan APD jenis jumpsuit coverall,” tambah Nurul.  Beliau juga mengatakan APD gaun yang dibutuhkan lebih baik yang berbahan polyurethane dan polyster supaya dapat digunakan berulang.  
HUMAS

UMMagelang Salurkan Bantuan dari Forkom LPPM Jateng Ke Masyarakat Magelang

UMMagelang Salurkan Bantuan dari Forkom LPPM Jateng Ke Masyarakat Magelang

Pemerintah mengeluarkan himbauan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk wajib menggunakan masker demi mencegah penyebaran Covid-19. Selain itu, perilaku hidup bersih dan sehat juga banyak digaungkan akhir-akhir ini. Namun, kenyataannya adanya kelangkaan dan mahalnya harga masker dan beberapa sabun di pasaran membuat banyak masyarakat yang masih belum menggunakannya ketika beraktifitas di luar rumah. Menanggapi permasalahan tersebut, berbagai upaya dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang). Setelah melakukan aksi berbagi hand sanitizer produksi Program Studi Farmasi secara gratis dan berbagi sembako untuk masyarakat di lingkungan kampus yang terdampak virus corona beberapa waktu lalu, kini Forum Komunikasi (Forkom) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Jawa Tengah (Jateng) memberikan amanah kepada UMMagelang untuk mendisitribusikan bantuan paket berisikan masker kain, hand sanitizer, sabun cuci tangan dan sabun cuci untuk masyarakat Magelang. “Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian akademisi untuk masyarakat di Indonesia di tengah mewabahnya virus corona ini,” ujar Dra. Suparni Setyowati Rahayu, M.Si selaku pihak Forkom LPPM Jateng. 

Paket tersebut diterima langsung oleh Dr. Heni Setyowati ER., S.Kp., M.Kes, Ketua Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) UMMagelang pada Jumat lalu (10/4). Heni menjelaskan, pembagian paket dilakukan di wilayah Kota Magelang dimulai dari sepanjang jalan utama Jogja-Magelang ke arah Secang. “Targetnya adalah tukang sapu jalanan, driver ojek online, sopir angkot, tukang becak, dan masyarakat sekitar yang masih harus beraktifitas di luar rumah,” ujar Heni.  

Pendistribusian 150 paket ke masyarakat dipimpin oleh Ns. Margono, M.Kep perwakilan Satgas Penanggulangan Covid-19 UMMagelang dan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kabupaten dan Kota Magelang. “Pada pembagian paket ini, ada 150 masker kain, 150 botol pencuci tangan, 15 liter hand sanitizer, dan 15 liter sabun cuci,” jelas Margono. Dengan bantuan tersebut, diharapkan masyarakat bisa menjaga kebersihan dan kesehatan serta patuh dengan himbauan-himbauan dari pemerintah sehingga tidak tertular covid-19.

HUMAS

Aisyiyah UMMagelang Bagi Sembako ke Warga Sekitar

Aisyiyah UMMagelang Bagi Sembako ke Warga Sekitar

Sejak mewabahnya Covid-19 di Indonesia, pemerintah menghimbau agar masyarakatnya dapat bekerja dan beraktifitas di rumah untuk menekan penyebaran virus. Pandemi yang sudah berlangsung sejak akhir Februari tersebut tidak hanya berdampak pada kesehatan namun juga perekonomian dunia. Bahkan himbauan social distancing atau jaga jarak berimbas pada pendapatan warga sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) yang mengandalkan mahasiswa atau civitas akademika sebagai konsumennya. Di tengah pandemi Covid-19 tersebut, Komunitas Aisyiyah UMMagelang melalui Majelis Kesejahteraan Sosial membagikan 50 paket sembako kepada warga di lingkungan kampus 1 Magersari dan kampus 2 Mertoyudan pada Rabu-Kamis (8-9/4) lalu.Yun Arifatul Fatimah, Ph.D, perwakilan dari Komunitas Aisyiyah UMMagelang menyebutkan bahwa pembagian sembako tersebut merupakan bentuk kepedulian UMMagelang khususnya Komunitas Aisyiyah terhadap warga sekitar yang terdampak situasi sulit saat ini. “Sembako yang kita bagikan ke warga ini semoga bisa dimanfaatkan dengan baik dan dapat sedikit meringankan beban mereka di tengah wabah corona ini,” ungkap Yun.Sementara itu, Sugeng, warga sekitar kampus 2 UMMagelang yang berprofesi sebagai tukang parkir bersyukur karena UMMagelang memperhatikan warga sekitarnya. Sugeng dan warga lainnya mendapat paket sembako yang terdiri dari beras, gula pasir, tepung terigu, minyak goreng, dan teh celup. “Terima kasih kepada UMMagelang atas bantuan dan perhatiannya. Corona yang tiba-tiba datang ini benar-benar menyulitkan kami,” ujar Sugeng.Selain pembagian sembako, UMMagelang juga berkesempatan membagikan hand sanitizer produksi Program Studi Farmasi kepada warga beberapa waktu yang lalu.
HUMAS

Wujudkan Madrasah Ramah Anak Di MI Muhammadiyah Ketitang Bersama PGMI UMMagelang

Wujudkan Madrasah Ramah Anak Di MI Muhammadiyah Ketitang Bersama PGMI UMMagelang

Dalam rangka menjalankan Program Pengabdian Masyarakat Terpadu (PPMT), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) mengadakan Sosialisasi dan FGD (Forum Group Discussion) dengan tema “Mewujudkan Kawasan Ramah Anak di MI Muhammadiyah Ketitang Grabag”. Acara tersebut diikuti oleh guru, dan wali murid dari kelas satu hingga kelas enam MI Muhammadiyah Ketitang.

Acara ini bertujuan untuk memberikan Sosialisasi kepada guru, dan wali murid, akan pentingnya mewujudkan kawasan ramah anak, terlebih setelah adanya kasus seperti, anak putus sekolah, rendahnya minat belajar siswa dan kekerasan terhadap anak yang menimpa anak-anak di bangku Sekolah Dasar.

Minzani Aufa, S.Pd.I., M.Pd. selaku dosen pembimbing lapangan Program Pengabdian Masyarakat Terpadu (PPMT). Kegiatan ini difasilitasi oleh UMMagelang sebagai wadah pengabdian kepada masyarakat bagi Dosen dan Mahasiswa sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Madrasah Ramah Anak (MRA) merupakan upaya mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan anak selama berada di Madrasah, serta bertujuan untuk menjadikan Madrasah yang aman, bersih, nyaman, ramah, sehat, dan berbudaya lingkungan hidup.

Sosialisasi yang disampaikan oleh Dra. Kanthi Pamungkas Sari, M.Pd., untuk mewujudkan kawasan MRA di Madrasah perlu adanya kerjasama antara guru, siswa, dan orang tua. Guru bertugas untuk mendidik anak di Madrasah, sedangkan orang tua bertugas untuk mendidik serta memberikan pengawasan dirumah, karena anak lebih banyak waktu di rumah dari pada di Madrasah. “Selain itu, orang tua dan guru juga merupakan role model bagi anak, segala perilakunya akan dicontoh oleh anak, sehingga orang tua dan guru perlu mengetahui bagaimana cara mendidik anak yang baik dan sesuai dengan perkembangan zaman” imbuh Khanti.

Kepala MI Muhammadiyah Ketitang Siti Ardiyati S.Pd. mengatakan, “Kegiatan sosialisasi dan FGD terkait Madrasah Ramah Anak ini sangat bermanfaat, sehingga kita harus bersama-sama mewujudkan Madrasah Ramah Anak khususnya di lingkungan Madrasah kami. Karena itu, ia menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh dosen dan Mahasiswa UMMagelang.

(HUMAS)

Wajib Bersih Lingkungan, Rektor UMMagelang Bagikan Hand Sanitizer ke Warga

Wajib Bersih Lingkungan, Rektor UMMagelang Bagikan Hand Sanitizer ke Warga

Berdasar himbauan Bupati Magelang terkait pencegahan virus Corona di lingkungan Kabupaten Magelang, Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang, Dr. Suliswiyadi, M.Ag mengajak seluruh civitas akademika untuk kerja bakti membersihkan lingkungan kampus dan melakukan penyemprotan disinfektan secara mandiri pada Jumat (20/3). “Kerja bakti massal ini merupakan bentuk ikhtiar kami untuk meminimalisir laju perkembangan Covid-19,” ujar Rektor.

Dalam kesempatan kerja bakti massal tersebut, Rektor didampingi Humas UMMagelang juga membagikan hand sanitizer yang diproduksi Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) ke Kantor Kecamatan Mertoyudan, Polsek Mertoyudan dan warga sekitar. “Dalam bentuk Catur Dharma Perguruan Tinggi, UMMagelang memiliki kewajiban untuk turut berperan dalam pencegahan Covid-19. Hari ini kami berkesempatan membagikan hand sanitizer, meskipun dengan jumlah yang terbatas karena adanya keterbatasan bahan baku yang sudah sangat langka. Kami tetap berupaya untuk tetap memproduksi untuk kepentingan internal kampus dan ring satu kampus kami, terutama wilayah Kecamatan Mertoyudan” tutur Rektor.

Sementara itu, Bambang Hermanto, Camat Mertoyudan menyambut baik bantuan Rektor kepada masyarakat. “Hand sanitizer ini memang sudah langka di pasaran, bahkan sudah ghoib sehingga kami sangat berterima kasih sekali atas bantuan Pak Rektor. Hari ini kami diberi 275 hand sanitizer yang akan kami bagikan langsung ke desa-desa di wilayah Mertoyudan,” ungkapnya.

HUMAS

FH UMMagelang Ajak Nadzir Wakaf Kelola Aset Wakaf Lebih Produktif dan Profesional

FH UMMagelang Ajak Nadzir Wakaf Kelola Aset Wakaf Lebih Produktif dan Profesional

Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) mengadakan penyuluhan pengelolaan aset wakaf menjadi lebih produktif yang dikelola oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Jogonegoro, Mertoyudan, Magelang pada Selasa lalu (17/3).

Dakum, S.H.I., M.H, dosen pembimbing kegiatan Penyuluhan Pengabdian Pada Masyarakat Terpadu (PPMT) Kelompok 8 sekaligus menjadi pemateri dalam penyuluhan tersebut mengatakan menurut data statistik prosentase pemanfaatan wakaf di Indonesia sampai saat ini paling tinggi digunakan untuk pembagunan masjid. “Prosentase penggunaan tanah wakaf untuk masjid 44%, mushalla 29%, sekolah 10%, makam 4%, pesantren 3%, sosial lainnya sekitar 10%,” ungkapnya. Lebih lanjut Dakummenyampaikan pemanfaatan tanah wakaf seharusnya dapat dikelola secara maksimal dan produktif agar dapat berkembang dan lebih banyak manfaatnya. Namun, memang perlu peningkatan profesionalitas dan kreatifitas seorang nadzir dalam mengelola aset wakaf tersebut.

Ketua PRM Jogonegoro, Hilal Muhtar, S.Ag mengatakan, aset tanah wakaf yang dikelolanya memang cukup luas, namun hingga saat ini baru sebatas digunakan untuk kegiatan keagamaan dan sosial. “Pemanfaatan dan pengembangan aset wakaf belum mengarah pada kegiatan yang produktif dikarenakan tidak adanya dana untuk mengembangkannya. Selaku nadzir masih kesulitan sumber dana untuk mengelola aset wakaf agar menjadi produktif, sehingga ini perlu dicarikan solusi,” ujar Hilal.

Kegiatan serupa juga dilakukan di PRM Kalinegoro oleh Kelompok 7 yang juga di bawah bimbingan Dakum beberapa waktu yang lalu. Pemateri dalam penyuluhan tersebut, Nurwati, S.H., M.H menjelaskan, permasalahan dalam pengelolaan aset wakaf juga terkait dengan pendaftaran sertifikat wakaf. Menurutnya, para nadzhir wakaf banyak yang menggampangkan pentingnya sertifikat tanah wakaf, karena pewakif sudah merelakan tanah wakafnya. “Padahal  apabila terjadi permasalahan di kemudian hari, pasti yang menjadi pokok utama adalah bukti sertifikat tanah wakafnya,” imbuhnya.

Nurwati juga menambahkan tanah wakaf di Kabupaten Magelang pada tahun 2019 sesuai data Kementerian Agama Kabupaten Magelang masih ada sekitar 63 hektar belum memiliki sertifikat, dengan demikian hal ini seharusnya menjadi perhatian bagi kita bersama khususnya bagi nadzir wakaf yang diamanahi untuk mengelolanya.

Ketua PRM Kalinegoro H. Mahmud, S.Pd.,M.Pd. mengatakan, tanah wakaf yang dikelola PRM Kalinegoro sebagian besar sudah bersertifikat. Beliau menjelaskan, tanah wakaf yang sudah bersertifikat ada satu lokasi, yang masih dalam proses pendaftaran sertifikat di Badan Pertanahan Nasional (BPN) ada satu, dan satu lokasi lagi yang sampai sekarang masih dalam proses sertifikasi tetapi belum selesai. “Satu lokasi yang belum selesai proses sertifikasinya sebenarnya sudah sangat lama dilakukan, hal ini karena banyak faktor yang menjadi permasalahan. Adanya PPMT UMMagelang ini semoga dapat membantu kami dalam menangani permasalahan sertifikasi tanah wakaf saat ini,” ungkap Mahmud.

 

HUMAS