PGSD UMMAGELANG GELAR SEMINAR NASIONAL HARI IBU “MEMBANGUN PARENTING DIALOGIS DI ZAMAN NOW”

PGSD UMMAGELANG GELAR SEMINAR NASIONAL HARI IBU “MEMBANGUN PARENTING DIALOGIS DI ZAMAN NOW”

Peringatan hari ibu yang dilaksanakan pada tanggal 22 Desember tiap tahunnya merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mengenang, memberikan penghormatan serta penghargaan kepada pejuang kaum perempuan indonesia. Ibu adalah peletak dasar lahirnya generasi penerus bangsa, dan ditangan ibulah para pemimpin bangsa dilahirkan dengan kepribadian yang istimewa.

Namun sayangnya, arus globalisasi telah  banyak mengubah tingkah laku manusia, terlebih lagi pola pikir para generasi muda.  Berkembangnya arus globlasisasi  juga memberikan dampak bagi kemajuan teknologi informasi yang mudah diserap anak-anak yang lebih paham memainkan gadget dibandingkan orang tuanya. Tentu saja hal ini akan menjadi berbahaya jika tidak ada pengawasan dari orang tua.  Oleh karena itu,  Parenting Skill sangat dibutuhkan karena trend baru seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang diserap oleh anak.

Untuk itulah Himpunan Mahaisiswa Program Studi (HMPS) PGSD  FKIP UMMagelang mengadakan   kegiatan Seminar Parenting untuk menggemakan nuansa Hari Ibu kepada generasi muda khususnya dalam lingkup perguruan tinggi, Sabtu 23/12.

Bangkit Hadi Setyawan, ketua panitia mengatakan, Kegiatan Seminar Nasional Parenting  yang diadakan di Auditorium Kampus 1 UM Magelang itu diikuti  oleh 470 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, baik dalam lingkup UM Magelang maupun perguruan tinggi lain.  Seminar bertema  “Membangun Parenting Dialogis di Zaman Now” tersebut menghadirkan dua pembicara yaitu, Dra. Wulandari Wahyuningsih, M.M selaku Kepala DP4KB dan Hery Maulana M.Pd .

Wulandari yang menjadi pemateri pertama anatara lain mengungkapkan,  Parenting dialogis merupakan proses pembelajaran pengasuhan atau cara mendidik anak yang melibatkan komunikasi dua arah anatara orang tua dan anak.

Adapun Heri Maulana  mengatakan, menjadi orang tua di jaman now harus memahami kepribadian anak. Ia mengatakan bahwa teknologi dan anak sama-sama memiliki kejutan, oleh karenanya orangtua harus cerdas dalam memilih pola mendidik anak. “Bersabar, siasati marah atau emosi negatif, serta tahan emosi, adalah modal utama untuk membuka komunikasi kita kepada buah hati” tuturnya sebelum mengakhiri materi.

HUMAS

 

FAI UM MAGELANG ADAKAN PELATIHAN JARITMATIKA

FAI UM MAGELANG ADAKAN PELATIHAN JARITMATIKA

Persepsi sebagian siswa banyak yang menganggap bahwa Matematika merupakan pelajaran yang lebih sulit dibandingkan dengan yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut Progam Studi (Prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Agama Islam (FAI)  UM Magelang mencoba memberikan solusi pembelajaran Matematika yang menarik melalui Pelatihan Jaritmatika yang diadakan kemarin Sabtu, 23/12.

Pelatihan yang dilaksanakan di Aula Fikes  lantai 2 UM Magelang tersebut mengusung tema “Keajaiban Jari-Jariku dalam Berhitung Cepat dan Mengasyikkan”. Ketua panitia, Norma Dewi Shalikhah, M.Pd.I mengatakan bahwa kegiatan pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan dan mengimplementasikan metode jaritmatika dalam pembelajaran matematika di SD dan MI. “Kegiatan ini diikuti oleh 130 peserta yang terdiri dari mahasiswa PGMI semester 1 hingga 7 dan delegasi guru MI Magelang. Semoga pelatihan ini dapat menjadi bekal bagi para peserta untuk mengajarkan matematika dengan metode yang  menarik,” ungkap Norma.

Dr. Nurrodin Usman, Lc.Ma, Dekan  FAI UM Magelang, ketika membuka kegiatan pelatihan mengatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) para guru sebagai pendidik. “Saya berharap para guru dan mahasiswa dapat memanfaatkan pelatihan ini sebagai ajang menggali ilmu sehingga tercipta metode pembelajaran matematika yang menarik,” jelas Nurrodin.

Pelatihan jaritmatika menghadirkan narasumber Tolkhah, S.Pd.I,  seorang guru dan pakar jaritmatika. Dalam meterinya, Tolkhah memberikan berbagai tips dan trik mengerjakan beberapa masalah perhitungan dengan mudah. “Menghitung dengan mudah dapat dilakukan dengan media jari tangan kita. Tidak perlu mahal dan membeli alat hitung yang berkualitas tinggi. Cukup menggunakan anggota tubuh yang telah Allah  berikan untuk kita,” jelas Tolkhah kepada para peserta.

Tolkhah memperkenalkan berbagai cara perhitungan mulai dari menambahkan angka puluhan hingga ratusan, bahkan perkalian menggunakan jari-jari tangan. “Ketika ada perkalian lebih dari 10, maka dapat menggunakan jari. Caranya yang pertama simpan di otak kita angka 100. Yang kedua yaitu jari berdiri dihitung sebagai puluhan di tambahkan. Selanjutnya, jari berdiri yang digunakan sebagai satuan, dikalikan. Setelah itu tinggal menggabungkan angka 100 + puluhan + satuan,” terang Tolkhah. Selain itu menurutnya ada beberapa hal yang harus dilakukan pendidik di usia dasar siswa mengenal perhitungan. “Dasar berhitung yang kuat harus ditekankan ketika kelas 1,2, dan3 di SD. Selain itu hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan metode yang menarik dan sesuai dengan kemampuan anak,” tandasnya.

HUMAS

HIDUPKAN BUDAYA LITERASI, UM MAGELANG ADAKAN WORKSHOP

HIDUPKAN BUDAYA LITERASI, UM MAGELANG ADAKAN WORKSHOP

 Untuk menegakkan kembali budaya literasi di era globalisasi, Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) perpustakaan UM Magelang mengadakan seminar dan workshop literasi di aula Fakultas Kesehatan (Fikes) kampus 2 UM Magelang pada Rabu (20/12).

Zamzanah Wahyu  Widayati, Kepala UPT Perpustakaan UM Magelang mengungkapkan, seminar dan workshop Optimalisasi Gerakan Literasi Sekolah yang diselenggarakan kerjasama UPT Perpustakaan UM Magelang dengan Asosiasi Tenaga Perpustakaan sekolah Indonesia (ATPUSI) Kota Magelang tersebut diikuti oleh 100 pustakawan yang berasal dari Kota/Kabupaten Magelang, Sleman, Wonosobo dan Temanggung.

Rektor UM Magelang, Ir.Eko Muh Widodo,M.T dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan UPT perpustakaan dan ATPUSI. “Sekarang ini budaya literasi siswa dan mahasiswa semakin memprihatinkan. Presentase budaya baca mereka jauh lebih kecil dibandingkan presentase budaya smartphone,”ungkap Eko sebelum membuka acara. Eko berharap acara workshop dan seminar ini dapat meningkatkan wawasan peserta akan pentingnya budaya literasI serta dapat  menumbuhkan budaya menulis.

Kegiatan Bertema “Implementasi Literasi Informasi dan Budaya Gemar Menulis di Sekolah” tersebut menghadirkan tiga Narasumber yaitu Dr. Hj. Sri Rohiyanti Zulaikha, S.Ag.,SIP., M.Si, Anna Nurhayati, S.I.PUST, dan Moh Mursyid, SIP.,MA.  Pada sesi pertama Sri Rohiyanti Zulaikha yang merupakan dosen ilmu perpustakaan dan informasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga membahas  tentang literasi informasi untuk mewujudkan sekolah yang unggul dan berprestasi. “Dalam mewujudkan tujuan sekolah, ada beberapa hal yang harus diperbaiki, yaitu tentang perpustakaan sekolah, literasi informasi dan program literasi informasi-Best Practice,” kata Sri.

Narasumber yang kedua yaitu  Anna Nurhayati, S.I.PUST,  pustakawan SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta. Menurut Anna gerakan literasi sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Anna juga menjelaskan bahwa dalam melaksanakan pelaksanaan literasi sekolah dapat dilaksanakan dengan tiga  tahap, yaitu dengan penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca sebagaimana telah diatur dalam Permendikbud 23 tahun 2015. Kemudian meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan. Selanjutnya dengan meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan  mengggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.

Sedangkan materi tentang kepenulisan disampaikan oleh narasumber ketiga, yaitu Moh Mursyid, SIP.,MA yang merupakan owner Azyan Mitra Media Publishing. Mursyid mengatakan bahwa menulis merupakan risalah agama. Menurutnya, menulis merupakan ajang menambah dan menyebarkan ilmu, pengembangan karir, mengabadikan moment, serta popularitas. Selain itu menulis juga dapat menyehatkan pikiran dan yang paling penting yaitu dapat mendatangkan uang. “Menulis tidak perlu menunggu mood karena mood  itu diciptakan bukan ditunggu. Jadi, mulailah menulis dari sekarang,” ajak  Mursyid.

Dalam kesempatan itu UPT perpustakaan UM Magelang memberikan  reward bagi tiga Pengunjung Aktif di Perpustakaan UM Magelang tahun 2017 yang diserahkan oleh Rektor UM Magelang didampingi Kepala UPT Perpustakaan dan Wakil Rektor 1 UM Magelang. Selain itu juga diberikan Donasi Buku dari Rumah Cinta Consultant untuk SD Muhammadiyah Inovatif Pujotomo yang diserahkan secara simbolis.

HUMAS

 

UM MAGELANG DIRIKAN PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN

UM MAGELANG DIRIKAN PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN

UM Magelang sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) terus menunjukkan kontribusi nyata untuk bangsa. Salah satunya dengan meluncurkan Program short course setara D1 Kemuhammadiyahan dibawah Fakultas Agama Islam (FAI). Rencana peluncuran program tersebut disambut baik dan didukung penuh oleh para Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Kedu dalam pertemuan PDM se-Kedu pada Selasa (19/12).
Pertemuan para ketua PDM se-Kedu dan beberapa Dosen FAI yang dilaksanakan di ruang rapat Fakultas Teknik UM Magelang tersebut membahas mengenai kurikulum dan program short course setara D1 Kemuhammadiyahan. Selain itu pertemuan tersebut juga sebagai ajang perkenalan struktural, yaitu ditunjuknya Agus Miswanto, MA sebagai Ketua Prodi D1 Kemuhammadiyahan. Agus mengatakan bahwa prodi tersebut sudah dicetuskan FAI sekitar 2 tahun lalu, namun baru dapat terealisasi pada tahun 2017. “Prodi ini merupakan hasil studi banding FAI di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Selain itu kami juga mendapat rekomendasi dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Pusat untuk mendirikan prodi kemuhammadiyahan,”ungkap Agus ketika memberikan sambutan. Kepala Biro Marketing dan Kerjasama (BMKS) UM Magelang, Dr. Imron, MA, turut menambahkan bahwa pendirian program tersebut merupakan bakti UM Magelang kepada persyarikatan Muhammadiyah dalam rangka melaksanakan perkaderan secara terstruktur.
Rektor UM Magelang, Ir. Eko Muh Widodo, MT membenarkan terkait peluncuran prodi baru tersebut. Menurutnya prodi D1 Kemuhammadiyahan akan resmi dilaunching bersamaan dengan peletakan batu pertama pembangunan masjid UM Magelang, pada Sabtu 30 Desember 2017. Eko juga berpesan agar prodi D1 Kemuhammadiyahan nantinya dapat mengemas kurikulum agar menarik untuk dipelajari.
“Progam D1 Kemuhammadiyahan ini menjadi sangat penting untuk media perkaderan bagi AUM, sehingga metode pembelajarannya harus menarik dan kreatif,” jelas Eko. Ia juga menuturkan bahwa dalam meluncurkan prodi kemuhammadiyahan jangan terfokus pada kekurangan dan masalah yang ada, karena masalah itu pasti selalu muncul dalam setiap prosesnya.
Drs. H. Jumari, ketua PDM Kabupaten Magelang menyatakan dukungannya dalam pembetukan prodi baru tersebut. “Kami sangat setuju dan mendukung atas hadirnya program studi ini. Kami selaku PDM akan membantu menginformasikan terkait dibukanya progam studi D1 Kemuhammadiyahan di UM Magelang,” jelas Jumari.

HUMAS

UM Magelang adakan sosialisasi G to G ke Jepang dan G to P ke Taiwan

UM Magelang adakan sosialisasi G to G ke Jepang dan G to P ke Taiwan

Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UM Magelang mengadakan sosialisasi program G to G ke Jepang dan G to P ke Taiwan pada Jumat (08/12). Kegiatan sosialisasi tersebut dilakukan dalam rangka persiapan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) dalam pembukaan pendaftaran penempatan TKI Nurse dan TKI Careworker untuk tahun penempatan 2018.

Sosialisasi yang diadakan di aula lantai 3 Fikes UM Magelang diikuti oleh 100 mahasiswa keperawatan UM Magelang, yang terdiri dari alumni dan mahasiswa semester 7. Dekan Fikes UM Magelang, Puguh Widiyanto, S.Kep.,M.Kep dalam sambutannya mengatakan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan informasi bagi para alumni dalam bekerja. Selain itu, untuk mahasiswa semseter 7, sosialisasi ini dapat dijadikan pandangan untuk menentukan cita-cita mereka setelah lulus nanti. “Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi peluang bagi para mahasiswa untuk berkarir secara internasional,” kata Puguh.

Salah satu pemateri sosialisasi berasal dari BP3TKI, yaitu Suparjo, S.H mengatakan bahwa ada 4 skema penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Yang pertama yaitu skema Goverment to Goverment atau yang sering disebut dengan G to G. Dalam skema tersebut merupakan pengiriman TKI antar pemerintah, seperti yang terjadi di instansi-instansi, termasuk dibidang keperawatan. Yang kedua adalah skema Goverment to Privat atau G to P. Skema ini adalah pengiriman TKI dari pihak pemerintah ke sektor swasta. Yang ketiga yaitu Privat to Privat atau P to P dan skema kemandirian. “Untuk 2 skema terakhir tidak akan saya ulas disini, karena skema yang akan ditekankan disini adalah skema G to G dan G to P,” jelas Suparjo.

Pemateri lainnya yang turut dihadirkan yaitu Ahmad Sihabudin, Kepala Subbidang Pendidikan (kasubdik) Kerjasama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Ahmad memberikan materi mengenai perbedaan Nurseworker dan Careworker. “Untuk perbedaan yang signifikan diantara keduanya yaitu kontrak kerjanya. Nurseworker memiliki kontrak kerja selama 3 tahun, sedangkan untuk Careworker adalah 4 tahun,” tutur Akhmad.

Ahmad juga menyampaikan tentang proses tahapan penempatan skema G to G ke Jepang. Prosesnya dimulai dari pendaftaran online, verifikasi dokumen, dilanjutkan tes kemampuan keperawatan dan psikotes, kemudian interview. Setelah lolos barulah dilanjutkan dengan Medical Chek Up Indonesia (MCUI), matching I & 2, pembuatan paspor bagi yang belum mempunyai paspor. Selanjutnya akan dilaksanakan MCU yang ke2 dilaksanakan di Jepang, pra departure orientation. Setelah pemberangkatan, selanjutnya diadakan pelatihan bahasa Jepang selama 6 bulan.

Humas

KOMET Raih Juara Di UMP

KOMET Raih Juara Di UMP

Sebagai komunitas di bawah naungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UM Magelang, KOMET (Komunitas Mahasiswa Entrepreneur) berusaha untuk terus menunjukkan eksistensinya dalam berwirausaha. Hal ini ditunjukkan KOMET dengan mengikuti kegiatan Entrepreneurship Competition dan Product Expo 2017 di Universitas Muhammadiyah Purworejo pada kamis (14/12).

Kontingen yang dikirim dalam kompetisi tersebut terdiri dari 4 mahasiswa, ketuanya yaitu Dimas Nugroho Cahyo Prabowo, dengan anggota Adin Bayu Airlangga, Nur Cholis dan Aris Setyanto. Mereka merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dengan Program Studi yang sama yakni Manajemen.

Dalam kompetisi yang dilaksanakan pada tanggal 13-14 Desember 2017 tersebut, KOMET mengangkat judul “Pemanfaatan Limbah Kayu Peti Kemas dengan Memberdayakan Potensi Desainer Grafis “Photo on Wood”.

Ketua tim, Dimas Nugroho Cahyo Prabowo mengatakan bahwa pengangkatan judul tersebut terisnpirasi dari salah satu anggota tim yang mempunyai usaha pengolahan limbah seperti itu. “Saya merasa jika pengolahan limbah kayu tersebut diajukan untuk perlombaan, akan memiliki daya saing yang lumayan bagus, selain kreatif, hasilnyapun menarik,”tutur Dimas.

Ia juga mengatakan bahwa dirinya merasa sangat senang karena kerjanya dapat terbayarkan dengan prestasi yang telah diraih Tim KOMET. “Kami senang sekaligus tidak menyangka, karena dengan waktu yang sangat singkat kami mampu memaksimalkan hasilnya. Disana juga banyak sekali kompetitor dengan ide-ide kreatif yang dilombakan dengan tampilan both stand yang bagus sekali. Namun kami hanya berusaha sebisa mungkin untuk menampilkan yang terbaik untuk UM Magelang,”jelas Dimas.

Dimas juga mengungkapkan bahwa keberhasilan Tim KOMET ini tidak lepas dari dukungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Info dan saran mengikuti lomba didapatkan dari Bayu Shindu Raharja, SE., M.Sc, selaku Kepala Progam Studi Manajemen. Selain Bayu, selama persiapan kompetisi KOMET juga didampingi oleh Mulato Santosa, SE., M.Sc. Dosen FEB.

Total proposal yang masuk mengikuti perlombaan tersebut sebanyak 114 proposal. KOMET dinyatakan lolos tahap pertama 67 besar, dan kemudian masuk ke babak utama 20 proposal diumumkan saat setelah Seminar Kewirausahaan dilaksanakan, 20 besar melaksanakan presentasi di depan juri. Dewan juri berasal dari Disperindag Kabupaten Purworejo, 1 dosen Manajemen UMP dan terakhir dari praktisi bisnis di Purworejo.

Komet menyabet gelar peringkat 2, sedangkan peringkat 1, 3, harapan 1 dan harapan 2 berasal dari UMP Program Studi Manajemen.

HUMAS