UM MAGELANG MANTAPKAN KERJASAMA

UM MAGELANG MANTAPKAN KERJASAMA

Pengendalian tembakau menjadi topik bahasan dalam kunjungan The Union di UM Magelang pada Kamis (23/11), hal ini berkaitan dengan proposal yang diajukan oleh Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) UM Magelang kepada The Union guna membantu pemerintah dalam mengedukasi kepada masyarakat tentang bahayanya rokok dan zat adiktif dari tanaman tembakau. The Union merupakan organisasi nirlaba internsional yang concern di bidang pengendalian penyakit TBC dan paru-paru.

Kunjungan ini merupakan follow up dari proposal yang pernah dikirim UM Magelang tentang Tobacco Control Trought Regulations of the Smoke free Law, TAPS BAN, increasing the Role of Muhammadiyah  and Strengthening Network yang dibuat oleh MTCC. Dra.  Retno  Rusdjijati, M.Kes, ketua MTCC UM Magelang menjelaskan, sebelumnya UM Magelang telah mengajukan proposal dan pada tahap ini dilakukan sinkronisasi program kerja dengan  The Union dan MTCC UM Magelang.

Ia menambahkan bahwa MTCC  memiliki tujuan utama untuk membantu kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah terkait dengan petani tembakau. “Ada dua hal yang menjadi fokus kegiatan ini. Pertama yaitu mendampingi Kota maupun  Kabupaten di Jawa Tengah untuk pembuatan Peraturan Daerah (Perda) terkait Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Kedua, membangun jejaring dengan petani tembakau supaya tingkat kesejahteraan petani tembakau meningkat,” tutur Retno. Ia juga mengatakan bahwa kerja sama tersebut akan berlangsung selama dua  tahun ke depan.

Sementara itu perwakilan The Union untuk wilayah Asia, Tara Singh Bam dan Yar Yar mengaku sangat mengapresiasi adanya kerjasama ini dan mengharapkan peran UM Magelang dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau di Jawa Tengah. I deeply appreciate this cooperation. I hope that the welfare of farmers in Central Java can increase through the role of UM Magelang,” kata Tara Singh Bam di sela-sela acara diskusi yang dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor serta Pimpinan Fakultas di Lingkungan UM Magelang.

Pada hari yang sama, UM Magelang juga menerima presentasi penawaran kerjasama dari Microsoft  yang disampaikan oleh Original Internal Manager (OIM) Microsoft , Edwin Adinata. Dalam presentasinya Edwin menyampaikan berbagai penawaran kerjasama yang menarik. “Setiap pengguna Microsoft  harus menggunakan software Microsoft  yang original  dan bersertifikat. Kami mengenalkan 3 produk Microsoft  yang bisa dipilih, yaitu Microsoft  Certified Educator (MCE), Microsoft  Technology Associate (MTA),dan Microsoft  Office Specialist (MOS),” papar Edwin di hadapan peserta presentasi yang terdiri dari Pimpinan Universitas  dan Fakultas serta Kepala Biro.

Ia juga menjelaskan perbedaan ketiga pilihan Microsoft  tersebut. Perbedaanya yaitu MCE digunakan untuk dosen, guru dan calon guru. Untuk MTA dapat digunakan untuk mahasiswa jurusan IT dan para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sedangkan untuk MOS digunakan untuk dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa semua jurusan. Edwin juga menegaskan bahwa pentingnya memiliki sertifikat Internasional Microsoft  untuk institusi yaitu dapat meningkatkan mutu dan kompetensi tenaga kependidikan.

Penawaran Microsoft  di sambut baik oleh Rektor UM Magelang, Ir. Eko Muh Widodo, MT,  yang mendukung pentingnya penggunaan perangkat software dikalangan civitas akademika yang harus bersertifikat. Ia berharap setelah adanya kerjasama selama  satu tahun, maka UM Magelang akan mendapatkan keuntungan yang maksimum atas kerjasama tersebut. “Saya harap kerjasama ini menjadi kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Dan saya juga berharap tidak hanya dosen dan tenaga kependidikan yang memperoleh Software Microsoft  ini, tapi seluruh mahasiswa UM Magelang  juga memperolehnya,” jelas Eko.

HUMAS

DIKSAR LPM “Tidar 21” UM MAGELANG, LANGKAH AWAL ANGGOTA MENUJU SUKSES

DIKSAR LPM “Tidar 21” UM MAGELANG, LANGKAH AWAL ANGGOTA MENUJU SUKSES

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Tidar 21 UM Magelang menggelar latihan Pendidikan Dasar (Diksar) untuk anggota baru. Diksar  tersebut diadakan selama empat  hari yakni Rabu hingga Sabtu (22-25/11). Mira Wulandari, ketua panitia  Diksar mengatakan, sebanyak 46 calon anggota mengikuti kegiatan bertema Membangun Kritis Generasi Progresif itu.  Mira menjelaskan,  jumlah peserta yang mengikuti Diksar mengalami penurunan dari tahun lalu yang diikuti 53 anggota. Namun demikian pihaknya tidak berkecil hati karena, “Kami mengutamakan kualitas dari anggota sehingga nantinya anggota LPM tidak hanya aktif di awal saja namun sampai pergantian kader tetap aktif dan solid,” ujar Mira

 Mira mengungkapkan, selama empat hari para peserta mendapatkan materi Jurnalistik, Fotografi, Videografi, dan Kepemimpinan. “Semua kegiatan dilakukan di Dusun Kragilan Kecamatan Pakis Magelang. Adapun acara pembukaan diadakan di Gedung Rektorat Lantai 2 dengan dihadiri Ns. Margono, M.Kep selaku Ketua Divisi Pengembangan Mahasiswa (DPM) Lembaga Pengembangan Mahasiswa dan Alumni (LPMA) UM Magelang yang menyematkan ID  card kepada salah satu peserta sebagai tanda dimulainya acara Diksar,” ujar Mira.

Sulistyo, Ketua Umum LPM Tidar 21   yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum semester 5 mengungkapkan, mahasiswa yang tergabung dalam LPM Tidar 21 UM Magelang harus kritis dan tanggap terhadap kejadian, gejala, dan fenomena yang terjadi di lingkungan kampus maupun di masyarakat. Selain itu, kata Sulis, anggota LPM juga diharapkan dapat  menjadi kontrol sosial di masyarakat sehingga dapat mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi di masyarakat.

Lebih lanjut Sulis menyampaikan, anggota LPM Tidar 21 yang menjadi alumni beberapa diantaranya telah bekerja di dunia jurnalistik maupun fotografi berbekal pengalaman menjadi anggota di  LPM Tidar 21. “Di antaranya adalah Salman  yang saat ini menjabat sebagai Pimred di koran Magelang Ekspress yang dalam diksar kali ini menyampaikan materi Jurnalistik. Selain itu juga Adi Daya, alumni LPM Tidar 21 yang kini menjabat sebagai ketua PWI Kota Magelang dan menjadi wartawan di koran Radar Jogja.”

HUMAS

DIKSAR KOPMA BEKALI MABA DALAM BERKOPERASI

DIKSAR KOPMA BEKALI MABA DALAM BERKOPERASI

“Pendidikan dasar ini bertujuan untuk mencetak kader Koperasi Mahasiswa (Kopma) yang berprestasi dan berkreasi dalam berkoperasi, sesuai dengan tema diksar Kopma.” Hal tersebut diungkapkan oleh ketua umum Kopma, Agung Cahyo Nugroho ketika menyampaikan sambutannya dalam pembukaan Pendidikan Dasar (Diksar) Kopma UM Magelang, pada Jumat (17/11).

Agung juga menambahkan bahwa kegiatan diksar yang mengusung tema “Menjadi kader Kopma yang Berprestasi dan Berkreasi dalam Berkoperasi” tersebut, merupakan serangkaian acara dari Kopma untuk merekrut anggota baru. “Sebelumnya sudah dilakukan pra diiksar kemudian dilanjutkan diksar selama 3 hari pada 17-19/11, di Kampus  2 UM Magelang,” tandasnya.

Ketua panitia diksar, Ahmad Faisal dalam laporannya menyampaikan, kegiatan diksar tersebut diikuti oleh 37 calon anggota UKM Kopma UM Magelang, dengan didampingi 45 anggota senior Kopma. Faisal mengatakan bahwa diksar akan diisi oleh beberapa materi antara lain Dasar-Dasar Koperasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag),  serta sejarah Kopma. Diksar akan ditutup dengan acara outbond di Parangtritis, Yogayakarta pada Ahad (19/11).

Diksar dibuka oleh wakil presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UM Magelang, Gusti Givan  yang  mengajak kepada para mahasiswa baru untuk menjadi mahasiswa yang aktif di dalam kegiatan keorganisasian kampus. “Jangan hanya menjadi mahasiswa yang hanya kuliah-pulang-kuliah-pulang (kupu-kupu), tetapi harus mampu menjadi mahasiwa yang gemar mengasah potensi dan bakatnya. Di UM Magelang ini ada banyak kegiatan mahasiswa yang dapat membantu mengembangkan bakat kalian, salah satunya UKM Kopma,” tutur Givan.

Selain UKM Kopma, beberapa UKM juga telah mengadakan acara diksar, yakni UKM Teater Fajar, UKM Musik Seven dan Racana Tidar Diwangkara dan Sekar Surya. Semua kegiatan tersebut diadakan untuk memberikan pendidikan bagi calon anggota agar memiliki bekal yang cukup dalam berorganisasi ketika memasuki UKM masing-masing.

UKM Teater melaksanakan diksar pada tanggal 23-26/10 di  Auditorium Kampus 1 UM Magelang. Sedangkan UKM Musik dan Racana mengadakan diksar pada tanggal 10-12/11. UKM Musik mengadakan diksar di di auditorium kampus 1, sedangkan UKM Racana di kampus 2.

HUMAS

MINIMALISIR PENYALAHGUNAAN SENPI, POLRESTA MAGELANG GANDENG KONSELOR UM MAGELANG

MINIMALISIR PENYALAHGUNAAN SENPI, POLRESTA MAGELANG GANDENG KONSELOR UM MAGELANG

Kapolres Magelang Kota yang baru dilantik,  AKBP Kristanto Yoga Darmawan SIK M.Si mengadakan kunjungan kerja ke UM Magelang. Bersama Wakapolres serta beberapa staffnya,  Kristanto yang sebelumnya menjabat Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jateng itu diterima oleh Rektor UM Magelang beserta Wakil Rektor 1 dan 2 di ruang kerja Rektor, Gedung Rektorat Kampus 2 UM Magelang, Senin, 13/11.

Kristanto mengungkapkan, kunjungannya kali  ini selain bersilaturahim juga untuk mengemukakan beberapa gagasan. “Beberapa program kerja  positif yang telah dijalankan oleh Kapolresta sebelumnya akan dilanjutkan,” ujar Kris.  Selain itu, ia mengungkapkan keinginannya untuk menjalin kerjasama dengan UM Magelang  melalui Program Konseling bagi anggota Polresta yang bertugas dan  memiliki senjata api  (senpi).

Maraknya penyalahgunaan senpi di jajaran kepolisian, kata Kris, memicu keprihatinannya untuk meminimalisir tindakan penyalahgunaan senpi di jajaran Polresta Magelang. “Ijin penggunaan senjata api dilakukan setahun sekali.  Untuk itu sebelum melakukan ijin  perpanjangan tersebut, anggota di jajaran Polresta Magelang akan kami sertakan dalam kelas konseling terlebih dahulu agar mereka benar-benar menyadari fungsi dan tujuan kepemilikan senpi tersebut,” ungkap Kris.

Rektor UM Magelang, Ir Eko Muh Widodo MT menyambut baik keinginan Kapolresta Magelang. “Sebelumnya UM Magelang melalui unit Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI)  juga turut berkontribusi dalam mensupport kegiatan di Polres Magelang, antara lain dalam hal pengurusan adminsitrasi secara digital. Adapun kerjasama dalam hal konseling seperti yang disampaikan oleh Kapolres akan melibatkan dua  bidang akademik yakni bidang Konseling yang berada di bawah  Prodi Bimbingan dan Konseling (BK) FKIP serta bidang Psikologi yang berada di bawah naungan Fakultas Psikologi, “ papar Eko.

Eko menambahkan, UM Magelang memiliki  lima dosen handal yang spesifik menangani bidang konseling. Selain itu UM Magelang juga siap mensupport jajaran Polres Kota Magelang yang ingin menempuh studi S1 di Fakultas Hukum UM Magelang.  Baik Rektor maupun Kapolres Magelang Kota sepakat untuk segera merealisasikan kegiatan tersebut.

Sebelum mengakhiri kunjungannya, Kapolresta Magelang ditemani Rektor dan jajarannya menyempatkan diri untuk meninjau kampus 2 UM Magelang beserta fasilitas yang dimiliki, antara lain Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) yang  berada di Fakultas Hukum, Klinik “Sembuh Lukaku” yang berada di Fikes, serta Bengkel Unimma yang berada di Fakultas Teknik UM Magelang.

 

HUMAS

ICMI DORONG MAGELANG WUJUDKAN PEMIMPIN TERBAIK

ICMI DORONG MAGELANG WUJUDKAN PEMIMPIN TERBAIK

Magelang – Ikatan Cendekiawan Muslimah Indonesia (ICMI) Organisasi Daerah (Orda) Magelang merupakan kumpulan para cendekiawan yang ingin mengungkapkan gagasan untuk kemaslahatan umat yang terdiri atas Organisasi Masyarakat (ormas) Islam dan anggotanya yang ada di wilayah Kabupaten Magelang. Falsafah dasar ICMI yaitu mencari titik temu pandangan ormas Islam dan anggota – anggotanya serta  mengembangkan titik temu tersebut menjadi garis – garis temu menjadi gagasan dan diselaraskan dengan dengan ajaran – ajaran Al quran dan As sunah.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Suliswiyadi M.Ag,  Ketua ICMI Orda Magelang saat ditemui pada acara Focus Group Discussion (FGD) II dengan tema “Mencari Pemimpin  Terbaik untuk Kabupaten Magelang” di Aula Fikes Kampus 2 UM Magelang, Sabtu (11/11). Sulis menambahkan,  problematika kewilayahan dalam konteks kepemimpinan yang mendasar berhadapan dengan persoalan – persoalan terkait dengan harapan dan tuntutan masih saja menjadi persoalan pelik yang harus diselesaikan.

“Sebagai kumpulan para cendekiawwan, ICMI turut berkontribusi mewujudkan masyarakat agar mempunyai pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya di Kabupaten Magelang. Oleh karena itulah  ICMI menggelar  acara yang dikemas dalam diskusi panel yang diikuti 70 peserta tersebut. Mereka berasal dari beberapa ormas agama, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga  dosen dan mahasiswa,” ujar Sulis.

Ia menambahkan, FGD ini digelar untuk menyambut Pilkada serentak yakni Pilgub Jawa Tengah dan Pilbup Magelang 27 Juni 2018 mendatang. FGD juga untuk membahas mengenai gambaran pemimpin ideal yang mampu mengemban amanah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat serta menegakkan amar ma’ruf nahi munkar di Kabupaten Magelang ke depan. FGD kali ini   manghadirkan narasumber Drs. Hasyim Affandi  (Bupati Magelang 1999 – 2004) dan Drs. Mashuri Maschab (Analisis politik UGM). Drs. Hasyim Affandi menyampaikan materi dengan topik Memilih Kepala Daerah yang Amanah dengan Program Kerja yang Progresif. Sedangkan Drs. Mashuri Maschab antara lain mengemukakan menyampaikan materi   bahwa dalam mencari pemimpin harus sejalan dengan visi pemimpin dan yang dipimpin, karena pemimpin adalah cerminan yang dipimpin. “Kita harus berani ngedan, berani mengambil resiko agar tidak ada lagi money politic,” ujar Mashuri.

“Drs. Hasyim Affandi dihadirkan karena pernah menjabat sebagai bupati dalam dua periode yakni kepala daerah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung, sedangkan Drs. Mashuri Maschab pernah menjabat Rektor UM Magelang dan menjadi Kepala Biro Kemendikbud RI. Sumbangan pemikiran beliau berdua tentu akan lebih menghangatkan diskusi ini,” tandas Sulis dalam sambutannya.

HUMAS

BUDAYAKAN LITERASI, UM MAGELANG GELAR BEDAH BUKU

BUDAYAKAN LITERASI, UM MAGELANG GELAR BEDAH BUKU

Untuk menmghidupkan budaya literasi di lingkunga kampus, UM Magelang melalui Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Studi Islam (LP2SI) mengadakan  bedah buku berjudul “Etika Muhammadiyah dan Spirit Peradaban” Sabtu, 11/11 di Aula Rektorat Kampus 2 UM Magelang.

Wakil Rektor 1 Bidang Akademik  Dr. Purwati, M.Kons yang membuka acara tersebut dalam sambutannya mengatakan, buku merupakan jendela dunia. “Arrtinya bahwa mencintai dan membaca buku dapat memahamkan wawasan yang seluas-luasnya. Dengan ketahanan ilmu yang luas otomatis dapat mengubah dan mempengaruhi perilaku seseorang,“ jelasnya.

Tohirin, M.Ag, ketua LP2SI UM Magelang mengatakan, bedah buku dilakukan untuk untuk menghidupkan budaya literasi baik dari aspek membaca buku, menuliskan, mendiskusikan dari karya-karya baru khususnya tokoh Muhammadiyah. “Selain itu kegiatan bedah buku akan dilaksanakan dalam skala kecil yaitu dua minggu sekali.

Lebih lanjut Tohirin mengungkapkan, bedah buku ini merupakan bagian dari pelaksanaan program kerja  LP2SI  serta pengembangan sistem kadaresasi. Dalam acara yang diikuti 150 peserta itu, dua nara sumber dihadirkan. Salah satunya adalah M. Tohirin serta Prof. Dr. Zakkiyuddin Baidhawy (Direktur Pasca Sarjana IAIN Salatiga dan penulis buku).

Prof. Dr. Zakkiyuddin dalam presentasinya  mengungkapkan, etika spirit peradaban sangat penting dalam peran di bidang ekonomi untuk membangun kesewadayaan. “Muhammadiyah membangun cita-cita Lembaga Amal Zakat Infaq dan Sodaqoh (LazizMu) menjadi baitul mal . “Muhammadiyah menciptakan tujuan yang abstrak maka dibutuhkan transformasi kepada suatu yang konkret. Maka dibutuhkan konsep yang lebih terstruktur yang bisa memainkan peran actor republic yang berbasis pada moralitas,” tambahnya.

Adapun  Tohirin dalam pemaparannya menuturkan, dalam buku Etika Muhammadiyah dan Spirit Peradaban ini ada beberapa tingkat pemahaman di dalam Muhammadiyah, yaitu ada nilai-nilai atau etos-etos yang perlu dikembangkan. Menurut Tohirin yang telah menulis beberapa buku tentang  Kemuhammadiyahan,  dalam Muhammadiyah ada etos Al-Ashri yaitu ketika beragama tidak untuk memuaskan diri sendiri tapi juga kehidupan masyarakat. Dipahami juga Islam berkemajuan dan progresif, ciri-cirinya adalah Muhammadiyah yang  memiliki tradisi ijtihad. “Artinya Muhammadiyah  tidak berpangku tangan pada hasil-hasil pemikiran yang sudah melembaga, tapi bagaimana ijtihad ini dikembangkan,” papar Tohirin.

HUMAS