Dalam sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan saat ini, antara sewa, upah dan bunga dianggap sama sebagai laba (keuntungan). Mekanisme ekonomi tersebut diatur oleh lembaga perbankan dan pasar modal (Perusahaan Kapitalisme) terhadap rumah tangga dan perusahaan di dalam distribusi barang dan jasa. Sistem ekonomi kapitalisme, ibarat manusia dimana tubuhnya adalah pasar bebas, aliran darahnya adalah uang kertas, jantungnya adalah lembaga perbankan, dan pemompa jantungnya adalah suku bunga.

Mekanisme seperti inilah yang ada di dalam sistem kapitalisme sehingga tidak heran bila riba terus dijaga sekalipun jelas bahayanya. Sebab suku bunga adalah pemompa jantung ekonomi kapitalisme. Berbeda sekali dengan sistem ekonomi Islam, tubuhnya adalah penerapan politik ekonomi Islam, aliran darahnya adalah aliran uang emas dan perak, jantungnya adalah lembaga baitul mal, dan pemompa jantungnya adalah kewenangan khalifah.

Demikian pemaparan Ir. H. Condro Triono, M.Ag., Ph.D yang merupakan pakar Ekonomi Islam dalam seminar Ekonomi Syariah 2015 yang diadakan di Aula Rektorat Kampus II UM Magelang pada Kamis, 19/11. Kegiatan yang bertema “Masa Depan Perekonomian Indonesia Perspektif Ekonomi Islam” tersebut diadakan oleh HMPS Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam UM Magelang dengan diikuti kurang lebih 100 peserta.

Galih Bayu Kusuma, ketua panitia mengatakan, kegiatan tersebut terselenggara sebagai suatu bentuk apresiasi terhadap masa depan perekonoman Indonesia. “Saya berharap, acara ini dapat menanamkan kecintaan dan kebanggaan terhadap jiwa-jiwa ekonom muda Rabbani untuk senantiasa menjunjung tinggi nilai ekonomi Islam,” katanya.

Adapun Dekan FAI Dr. Nurodin Usman, Lc., MA. Nurodin dalam sambutannya mengatakan, penerapan ekonomi Islam merupakan sebuah cita-cita besar oleh para pakar karena didasari semangat yang luar biasa, semangat yang berlawanan terhadap hegemoni sistem yang jauh lebih besar dan lebih dominan. “kebangkitan Islam tidak berawal dari negara-negara timur tengah, tetapi bisa jadi berawal dari Indonesia,” ungkap Nurodin.

Nurodin berharap, para mahasiswa selaku generasi penerus bangsa, bisa memiliki motivasi dan semangat ganda untuk mensosialisasikan dan menerapkan ekonomi Islam.

Condro Triono diawal materinya mengatakan, Indonesia merupakan negara yang kaya, namun penduduknya miskin. Penyebabnya karena manusia berpaling dari peringatan salah satunya dengan penerapan sistem ekonomi kapitalisme sehingga riba tetap terpelihara. Berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Thaha ayat 124 : Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. “Salah satu tugas mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah untuk memberantas riba di bumi Indonesia tercinta, “ harapnya.(RIFA’I-HUMAS)