Perguruan Tinggi di samping memiliki kewajiban untuk melaksanakan pendidikan, juga berkewajiban untuk menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut yang kemudian disadari dan mendorong Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) melalui Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP3M) bekerjasama dengan Forum Komunikasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Forkom LPPM) Perguruan Tinggi Propinsi Jawa Tengah melaksanakan Workshop Penyusunan Proposal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat pada Kamis (02/05/19).
“Indonesia telah berhasil menempati urutan kedua di ASEAN dalam produktifitas publikasi internasional. Hal tersebut tentunya perlu ditingkatkan secara terus menerus agar dapat menempati urutan pertama sebagaimana target Pemerintah. Rendahnya produktifitas peneliti, rendahnya kapasitas dan kompetensi riset grup serta rendahnya mobilitas peneliti menjadi kendala riset hari ini. Oleh karenanya melalui workshop ini kami harapkan dapat meningkatkan kualitas performasi dosen dalam penyusunan proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, baik yang bersifat kompetitif nasional, desentralisasi, maupun yang bersifat penugasan,” jelas Dr. Heni Setyowati ER. S.Kp, M.Kes, Ketua LP3M pada sambutannya.
Kegiatan yang berlangsung di Grand Artos Hotel & Convention tersebut diikuti oleh 120 dosen dari berbagai wilayah di Jawa Tengah dan dibuka langsung oleh Rektor UMMagelang, Ir. Eko Muh Widodo, MT. Dalam sambutannya Eko mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap tujuan kegiatan yang telah ditargetkan dapat tercapai.”Kami berharap semua perwakilan perguruan tinggi yang hadir pada pagi hari ini dapat menyusun proposal dengan baik di tahun 2019 dan dapat didanai pada 2020. Saya kira itu yang menjadi konsen kita hari ini, dan itu yang harus kita upayakan bersama sehingga tahun 2020 lebih banyak lagi proposal yang dapat didanai,” ujar Eko.
Usai pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Dr. Suparni Setyowati Rahayu, M.Si, reviewer Nasional Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bidang Pengabdian. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan materi seputar penyusunan proposal pengabdian. “Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam pengabdian kepada masyarakat yaitu: (1) berbasis kewilayahan (2) berbasis hasil riset, (3) berdasarkan permasalahan, kebutuhan atau tantangan” jelas Rahayu.
Hadir pula narasumber lain Prof. Dr. rer.nat. Heru Susanto, ST,MM,MT, reviewer Nasional Kemeristekditi bidang penelitian yang menyampaikan materi seputar penyusunan proposal penelitian dan Dr. Muji Setyo, MT, fasilitator penulisan artikel ilmiah internasional Kemenristekdikti yang juga merupakan dosen D3 Mesin OtomotifUMMagelang yang menjelaskan mengenai teknik formatting dan unggah proposal melalui Sistem Informasi Manajemen Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat(Simlitabmas).
Kegiatan diakhiri dengan diskusi panel dan klinik proposal, peserta dapat langsung berkonsultasi dengan narasumber terkait proposal yang telah dibuat sebelumnya.
Dunia ekonomi selalu bergerak dinamis dan menuntut pelakunya untuk melakukan inovasi secara terus menerus. Salah satu inovasi yang banyak dilakukan oleh pelaku usaha saat ini adalah pemasaran melalui media online. Akan tetapi tidak semua pelaku usaha memiliki kemampuan untuk melakukan pemasaran melalui media online. Hal tersebut mendorong Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) melalui Program Kemitraan Universitas (PKU) untuk melakukan pendampingan kepada pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) SELMUTZ di Wates Prontaan RT.05/RW.03 Magelang. SELMUTZ merupakan IKM yang berfokus pada pengolahan lidah buaya yang telah didukung dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang, namun mempunyai sedikit kesulitan dalam pemasarannya. Produk yang dihasilkan cukup beraneka ragam mulai dari bolu, selai hingga minuman serbuk seduh yang nikmat dan segar menjadi produk andalan dari IKM tersebut.
Pengabdian yang diketuai oleh Friztina Anisa, S.E., M.B.A dengan anggota Veni Soraya Dewi, S.E., M.Si tersebut bertujuan memfasilitasi IKM Selmutz untuk bisa lebih berdaya saing melalui peningkatan fasilitas penunjang, pemasaran yang inovatif, serta memberikan tampilan yang menarik pada kemasan sehingga produk yang ditawarkan memiliki nilai tambah dibanding produk dari IKM lain.
“Tujuan utama diadakannya pengabdian ini adalah untuk membantu pelaku usaha untuk bisa berdaya saing dan berinovasi terhadap produknya. Terutama dalam hal pengemasan dan juga pemasaran, harus selalu dilakukan inovasi untuk mempertahankan sebuah produk di pasaran dengan bantuan media sosial serta kemasan yang lebih menarik dan eye-catching bagi konsumennya, Insyaallah hal tersebut akan menambah nilai jual sebuah produk. ” Ujar Friztina.
Lebih lanjut Friztina menjelaskan bahwa pendampingan yang dilaksanakan pada Kamis (25/04/19) lalu terdiri dari beberapa materi yaitu tentang pemilihan kemasan yang menarik dan juga cara maksimalisasi pemasaran produk melalui media sosial dengan mengenalkan beberapa platforme-commerce serta pemilihan template dan konten yang sesuai dengan gaya online shopjaman sekarang.
“Bagi kami, pendampingan seperti ini sangat membantu. Kami berharap melalui pendampingan ini produk kami semakin berkembang dan dikenal masyarakat luas.” ujar Qory, pemrakarsa IKM Selmutz.
Tingginya resiko keselamatan kerja dan kesehatan bagi pemahat batu di Dusun Banaran, Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang menjadi salah satu keprihatinan bagi tim Abdimas (Pengabdian kepada Masyarakat) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang). Sebelumnya, tim Abdimas yang diketuai Heniyatun, SH., M.Hum dengan anggota PujiSulistyaningsih, SH., M.Hum mengawali pengabdian dengan sosialisasi tentang asuransi ketenagakerjaan yang disampaikan oleh BPJS Ketenagakerjaan wilayah Magelang pada Jumat 8 Februari 2019 lalu. Dari sosialisasi tersebut, sebanyak 38 orang pekerja pahat batu telah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Kini, tim Abdimas kembali mendorong agar para pekerja pahat batu di Dusun Banaran tersebut mempunyai perilaku kerja yang sehat dan selamat, dengan memberikan bantuan seperangkat Alat Pelindung Diri (APD) kepada 50 pekerja pahat batu. APD tersebut terdiri dari 1 buah ear muff untuk penyumbat telinga, 1 buah googles untuk melindungi mata, dan 1 buah masker dengan reffil filternya untuk melindungi pernafasan. Peralatan safety diberikan pada Jumat (26/04) kepada para pekerja pahat batu. “Para pemahat batu banyak terpapar kebisingan yang intensitasnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan pemerintah, dan terpapar debu hasil penggergajian atau pahatan batu,” ujar Heniyatun.
Para pekerja menyambut baik bantuan dari tim Abdimas UMMagelang tersebut, dan berjanji akan selalu mengenakannya pada saat bekerja. Selanjutnya, tim Abdimas akan menyelenggarakan pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) kepada para pekerja pahat batu yang direncanakanakan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang, dalam hal ini bidang Pemberdayaan, Sosial, dan Budaya Bappeda dan Litbang. “Diharapkan dengan rangkaian kegiatan abdimas yang telah dan akan dilaksanakan, akan semakin meningkatkan produktivitas para pekerja pahat batu, karena kondisi kesehatan dan keselamatannya optimal,” tambah Heniyatun saat ditemui di lokasi pahat batu.
Suatu kenyataan yang mencemaskan belakangan ini adalah keberanian sebagian remaja (siswa usia SMA) melakukan pelangaran-pelanggaran susila, bahkan tidak jarang yang bersifat criminal seperti tawuran, pengeroyokan, pencurian, miras dan penyalahgunaan NAPZA. Remaja merupakan segmenmasyarakat yang secara psikologi disebut-sebut merupakan masa pencarian identitas diri yang membutuhkan bimbingan dan arahan, terutama dari aspek religiusitasnya. Sehingga pada gilirannya remaja dapat menemukan jati dirinya secara baik dan benar serta dapat hidup lurus sesuai ajaran agama.
Hal tersebut yang mendorong dua dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) melalui Program Kemitraan Universitas (PKU) melaksanakan pengabdian di SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang selama 3 bulan, dimulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2019. Kegiatan pengabdian bagi siswa SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tambahan tentang fiqh yang harus diketahui oleh seorang remaja sekaligus implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pengabdian ini diawali dengan eksplorasi permasalahan mitra, penjadwalan kegiatan bersama, Forum Group Discussion (FGD), sosialisasi dan pendampingan serta laporan/publikasi ilmiah.
Materi yang diajarkan dalam FGD antara lain pedoman hidup bagi remaja, sumber hukum Islam, kebersihan dan bersuci, ibadah umum dan khusus serta nilai-nilai pembentuk kepribadian muslim serta etika pergaulan antara laki-laki dan perempuan. “Awal usia remaja inilah ilmu fiqih mulai benar-benar dibutuhkan karena remaja memasuki usia aqil baligh, baik dengan tanda mimpi basah maupun haid bagi remaja putri. Usia dimana beban agama mulai diberlakukan secara utuh. Baik beban agama yang berupa perintah untuk dilaksanakan, maupun beban larangan untuk dijauhi. Bagaimana usia remajaakan dilewati dengan sempurna jika beban agama saja tidak terlaksana dengan baik. Bagaimana beban agama akan terlaksana dengan baik,jika panduannya saja tidak dimengerti. Maka sangatlah penting mempelajari ilmu fiqh dikalangan remaja atau seseorang yang sudah mukallaf (sudah dikenai kewajiban untuk beribadah),” jelas Subur, MSI, ketua PKU.
Akhmad Baihaqi, M.Pd,I selaku anggota Tim PKU menambahakan bahwa “ Program Kemitraan ini diharapkan menjadi pencegah kenakalan remaja yang bersifat preventif yaitu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di masa yang akan datang berupa kenakalan remaja”.
Kegiatan PKU diikuti oleh 57 siswa terdiri dari kelas XI jurusan IPA dan IPS dengan 2 kali FGD (Forum Group Discussion) dan 2 kali pendampingan serta pengawasan dari dewan guru. “SMA Muhammadiyah 2 Kota terdiri dari siswa yang tinggal di asrama dan non asrama. Siswa yang tinggal di asrama mendapatkan pengawasan yang lebih ketat mengenai praktik ibadah sehingga tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif yang sering dijumpai oleh siswa yang non asrama dan Program Kemitraan ini sangat mendukung Program unggulan dari sekolah kami yaitu Tahfidz Al-Qur’an,” ungkap Fauzan, S.Ag. Kepala SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang.
Kegiatan pengabdian yang baru saja selesai ini terbukti efektif pada peningkatan pemahaman dan praktik keberagamaan siswa yang semakin baik, mulai dari knowledge bassed, role bassed, dan skill based dari masing-masing siswa atau yang lebih dikenal dalam dunia pendidikan dengan istilah kognitif, afektif dan psikomotor.
Kurikulum 2013 yang diimplementasikan di sekolah, syarat dengan pendidikan karakter. Salah satu tujuan pendidikan karakter adalah membentuk karakter peserta didik untuk peduli terhadap lingkungannya. Sayangnya, tidak semua sekolah memiliki kepedulian terhadap lingkungannya. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya masalah limbah yang belum terselesaikan. Limbah merupakan buangan dari aktivitas manusia maupun hewan yang berbentuk padat, lumpur, cair, maupun gas yang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Limbah, khususnya limbah sekolah apabila dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan kembali dan memiliki nilai ekonomis. Hal tersebut mendorong dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) untuk melaksanakan Program Kemitraan Universitas (PKU) yang bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Salam untuk mengadakan kegiatan pendampingan pengelolaan sampah melalui Pendekatan Berbasis 3R Dalam Rangka Mewujudkan Sekolah Sehat Di SMP Muhammadiyah Salam.
Tim PKU yang diketuai oleh Dr. Imron, MA dan beranggotakan Irham Nugroho, M.Pd.I tersebut terbagi ke dalam lima kegiatan yakni: (1) Forum Group Discussion (FGD) untuk mengurai permasalahan sampah yang ada di sekolah, (2) sosialisasi yang meliputi pemilahan sampah dan penerapan 3R, (3) pelatihan dan praktek meliputi pemilahan sampah dan juga penerapan 3R, (4) pendampingan yang merupakan bentuk follow up dari praktek yang telah dilakukan, serta (5) lomba sebagai bentuk stimulus untuk membudayakan kebersihan lingkungan di sekolah. Semua rangkaian program tersebut melibatkan seluruh warga sekolah. “Dalam melaksanakan program pengelolaan sampah ini, pendekatan yang digunakan adalah 3R: Reuse, Reduce, dan Recycle. Dengan adanya pengelolaan sampah yang baik tersebut diharapkan mampu meningkatkan potensi sosial dan ekonomi bagi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan,” jelas Imron.
Pihak sekolah yang diwakili Heru Ismanta, S.Pd menyampaikan terima kasih atas terlaksananya program tersebut yang tentu berdampak untuk perkembangan sekolah. “Hal yang kami rasakan dengan adanya program kemitraan ini tidak hanya membentuk komunitas lingkungan sekolah menjadi lebih bersih tapi menjadikan sesuatu lebih produktif sehingga yang terjadi bukan hanya kesadaran anak untuk membersihkan lingkungannya akan tetapi adanya pengelolaan sampah yang terjadwalkan di 12 kelompok yang sudah dibagi, sehingga setelah 24 hari, sampah yang terkumpul bisa digunakan untuk penghijauan,” ujar Heru.
Lebih lanjut Heru menyampaikan “Adapun tindak lanjut setelah siswa mulai memiliki kesadaran baru pengelolaan sampah, selanjutnya kami berharap dinas lingkungan hidup memberi fasilitas mengelola sampah dan penghancur sampah sehingga program ini dapat terus berkembang ke depannya”.
We use cookies to ensure that we give you the best experience on our website. If you continue to use this site we will assume that you are happy with it.Ok