FIKES UM MAGELANG ADAKAN PELATIHAN KOSMETIK TRADISIONAL DAN UJI KOMPETENDSI KEPERAWATAN

Sabtu, 12/8, Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UM Magelang mengadakan dua acara sekaligus dalam waktu bersamaan. Kegiatan tersebut dilakukan di dua lokasi berbeda. Acara pertama diadakan oleh Prodi D3 Farmasi berupa Pelatihan Pembuatan Kosmetik Tradisional yang mengusung tema “Cantik alami dengan pemanfaatan bahan alami sebagai kosmetika tradisional.” Acara yang diadakan di Aula Fikes itu diikuti 35 orang peserta yang terdiri dari dosen farmasi, perwakilan mahasiswa farmasi dan perwakilan dosen keperawatan.

Kegiatan itu dibagi dalam dua sesi yakni sesi materi dan sesi praktek dengan pemateri Ariyadi Yuniyanto, S.Farm, Apt yang merupakan owner CV Cendani Khatulistiwa dan CV Cendani Spa. Selain sebagai entrepeneur, Ariyadi juga menjadi dosen farmasi di UMY dan sering mengisi pelatihan kosmetik di berbagai kampus. Dalam materinya, Ariyadi menyampaikan bagaimana cara melihat sebuah peluang usaha dari sudut pandang mahasiswa farmasi.

“Kita harus memiliki pola pikir yang berbeda sebagai seorang apoteker, sehingga mampu bersaing dengan para entrepreneur,” kata Ari. Usai mengikuti materi, para peserta melakukan praktek di ruang laboratorium Farmasi yakni tentang cara pembuatan kosmetik tradisional dengan menggunakan bahan baku alam.

Kegiatan pelatihan tersebut menurut ketua panitia, Widarika Santi Hapsari, M.Sc.,Apt, untuk menambah wawasan peserta tentang bahan alam dan meningkatkan keterampilan dari prodi farmasi dalam membuat kosmetik bahan alam. “Salah satu tujuan diadakan pelatihan adalah untuk menunjang visi Prodi Farmasi UM Magelang dengan keunggulan di bidang farmasi bahan alam,” ujar Wida.

Adapun kegiatan lainnya yakni Uji Kompetensi untuk Mahasiswa D3 Prodi Keperawatan. Uji kompetensi yang diadakan oleh Asosiasi Institusi Perguruan Tinggi Vokasi Keperawatan Indonesia (AIPVIKI) itu diikuti oleh 73 mahasiswa yang terdiri dari 46 mahasiswa dari UM Magelang dan 27 mahasiswa dari Akper Pemkab Purworejo. Uji kompetensi tersebut diadakan untuk para mahasiswa keperawatan yang sudah dinyatakan lulus dan akan mengikuti wisuda pada bulan September 2017. Mereka harus mengikuti Uji Kompetensi untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai Perawat dari AIPVIKI.

“Para mahasiswa harus mendapatkan STR dulu sebagai syarat wisuda perawat,” kata Ns. Margono, M.Kep. dosen Fikes UM Magelang yang menjadi pengawas ujian. Uji kompetensi ini, lanjut Margono, dilakukan setiap dua tahun sekali, dan pada tahun ini diadakan di UM Magelang. Margono menambahkan, bahwa tempat diadakannya uji kompetensi berdasarkan jumlah terbanyak mahasiswa yang ikut. “Karena mahasiswa UM Magelang lebih banyak yang mengikuti uji kompetensi maka diadakan di UM Magelang,” pungkasnya. (Humas)

PROFESI NERS SEMINAR KEPERAWATAN REGIONAL

Untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan tentang keperawatan kritis khususnya dalam managemen DC shock dan Autometic Eksternal Debilitator (AED) serta penggunaan Resusitasi Jantung Paru Otak(RJPO), Progam Studi Profesi Ners Fikes UM Magelang mengadakan Seminar Keperawatan Regional, pada Sabtu (19/08). Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Fikes Kampus 2 UM Magelang itu dihadiri oleh 200 peserta yang terdiri dari mahasiswa Fikes serta para perawat di wilayah Magelang.

Seminar keperawatan regional yang mengangkat tema “Update Emergency Nursing and Critical Case dengan Aplikasi Service Excellent dalam Keperawatan” tersebut mendapat support dari Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh. Widodo, M.T. Dalam sambutannya ia menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara itu. Eko mengatakan bahwa pelayanan prima sangat diperlukan seorang perawat yang memilki jam kerja tidak tentu. “Pekerjaan perawat itu berbeda dengan dokter, bidan dan pekerja kesehatan lainnya, perawat dituntut harus siap dan prima dalam keadaan apapun,”ungkapnya.

Dukungan serupa juga disampaikan oleh Akhmad Baed, S.Kep,Ns, ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Persatuan Profesi Ners Indonesia (PPNI) Kota Magelang. Akhmad mengucapkan terima kasih kepada prodi Profesi Ners UM Magelang yang telah mengadakan seminar tersebut. Seminar yang dipandu oleh dosen Keperawatan Fikes UM Magelang Ns. Sigit Priyanto, M.Kep. tersebut menghadirkan tiga pemateri, yaitu Al Afik, S.Kep;Ns,M.Kep, Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo, S.Kep;Ns,M.N.Sc (IC) dan Syaifudin, M.Kes.

Beberapa hal penting disampaikan, antara lain oleh Al Afik, yang menyampaikan salah satu peran perawat dalam masyarakat adalah menginformasikan apa dan gejala yang muncul pada pasien penyakit jantung sehingga masyarakat dapat mengobati penyakit jantung dengan cepat. Dalam seminarnya, Afik juga melakukan simulasi RJPO America Health Asossiation (AHA) 2015.

Materi yang kedua disampaikan oleh Syaifudin, M.Kes tentang aplikasi Service Excellent (pelayanan prima) dalam keperawatan. Sedangkan materi yang ketiga mengenai aplikasi Standarized Nursing Language pada paisen kritis. (Humas)

TINGKATKAN KUALITAS, DOSEN UM MAGELANG IKUTI LOKARYA “PEKERTI”

Dosen merupakan jiwa dari perguruan tinggi, sedangkan akreditasi merupakan nyawa dari perguruan tinggi. Mutu pembelajaran di perguruan tinggi ditentukan oleh dosen, Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan strategi pembelajarannya. Adapun indikator mutu perguruan tinggi ditentukan oleh lulusan yang faktor pengungkitnya adalah dosen. Oleh sebab itu dosen harus bermutu yang didapat dari pengalaman hidupnya, interaksi sosial serta jenjangan pendidikan dari S1, S2, dan S3.

Hal tersebut disampaikan oleh Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah Prof. Dr. DYP Sugiharto M.Pd, Kons saat penjadi pemateri dalam acara Lokakarya Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti) di UM Magelang, Senin 21/8. DYP dengan materi berjudul Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi dan Kebijakan Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah menjadi salah satu penyaji dalam acara yang diadakan kerjasama UM Magelang dengan Kopertis VI Jawa Tengah hingga tanggal 25 Agustus mendatang.

Selain DYP, lima penyaji lainnya akan menjadi nara sumber dalam acara tersebut. Mereka adalah Prof. Dr. Sisunandar M.Pd, Dr. Listyaning Sumardiyani, M.Hum, Wawan Laksito M.Kom, Dr, Peni Pujiastuti M,Si, serta Dr. Katharina Ruspita, M.Pd.

DYP berpesan kepada seluruh peserta lokakarya agar mengikuti acara hingga selesai karena sertifikat peserta berlaku secara nasional termasuk digunakan untuk pengajuan sertifikasi dosen. Berkaitan dengan akreditasi, DYP selaku Koordinator Kopertis menyampaikan bahwa akreditasi ulang harus dilakukan enam bulan sebelum batas waktu habis sehingga akreditasi tidak kadaluarsa.

“Selain itu, dengan adanya Sistem Informasi Jabatan Fungsional Go Online (SIJAGO)   yang telah dilaunching Kopertis VI beberapa waktu lalu, pengajuan jabatan fungsional dosen tidak perlu dilakukan secara konvesional dengan menyetor borang kelengkapan ke Kopertis, tapi cukup dengan mengisi secara online sehingga data dapat terdokumentasi lebih ringkas, “ ungkap DYP.

Rektor UM Magelang Ir, Eko Muh Widodo MT dalam sambutannya mengatakan bahwa UM Magelang memiliki tiga fokus kegiatan yakni penguatan kelembagaan, Catur Dharma Perguruan Tinggi, serta Pengembangan Kemahasiswaan. “Penguatan kelembagaan dilakukan pada lingkup program studi, LP3M, serta perpustakaan. Satu prodi UM Magelang yakni Hukum Ekonomi Syariah telah terakreditasi A. Kami targetkan tiga hingga empat prodi lainnya juga akan segera menyusul, “ ungkap Rektor. Rektor juga menyampaikan bahwa tahun ini Pengabdian pada Masyarakat UM Magelang berhasil masuk klaster sangat bagus dan menduduki rangking 40 tingkat nasional serta rangking 2 PTM se-Indonesia.

Lokakarya Pekerti diikuti oleh 55 dosen yang terdiri dari 37 dosen UM Magelang dan 18 dosen dari PT di wilayah Jawa Tengah. (Humas)

KONFERENSI NASIONAL PENDIDIKAN BENCANA 22-24 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

Indonesia memiliki catatan terjadi bencana yang tinggi. Ini karena letak geografis Indonesia diantara lempeng aktif samudra sehingga sering terjadi gunung meletus, gempa, dan tsunami. Salah satu tempat yang rentan menjadi terdampak bencana adalah Sekolah. Bank Data Dunia tahun (2010) menyebutkan bahwa 76% sekolah di Indonesia terletak di daerah rawan gempa. Maka Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB) mengajak seluruh pihak untuk terlibat dalam Konferensi Nasional Pendidikan Bencana (Konas PB) 2 Tahun   2017.

Kegiatan bertema Pendidikan Bencana Era Kerangka Kerja Sendai untuk Pnguranagnb Risiko Bencana 2015 – 2030 tersebut diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Magelang (UM Magelang) pada 22-24 Agustus 2017. Konas PB sebelumnya diadakan di Jakarta tanggal 17 -18 Maret 2018.

Tujuan diselenggarakannya Konas PB 2017 yakni untuk merealisasikan potret Sekolah Aman Bencana yang tercantum dalam Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana tahun 2015-2020. Dukungan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Sekolah Aman Bencana diantaranya melalui Surat Edaran (SE) Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010 No 7a/ SE/ MPN/ 2010 dan Peraturan Kepala (Perka) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) No 4 tahun 2010 tentang Pedoman Penerapan Sekolah/ Madrasah Aman Bencana.

Bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab untuk terwujudnya sekolah aman. Keterlibatan lembaga/ institusi lain sangat mendukung terealisasikannya sekolah aman bencana. Seperti Muhammadiyah Disaster Managemant Center (MDMC), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU, Unicef, Humanitarian Forum Indonesia, Lingkar, Yakkum Emergency Unit (YEU), ASB, Dompet Dhuafa, Muslim Aid, YKRI, KYPA, Plan International, Disaster Managemant Institute of Indonesia (DMII), PKPU, dan MPBI.

Semarak terwujudnya sekolah aman bencana melalui Konas PB 2017 akan melibatkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk membuka Konas PB 2017. Hal tersebut mendorong pemerintah daerah untuk terus mengawal terealisasikannya sekolah aman bencana baik di wilayah Jawa Tengah secara khusus dan di wilayah lain di Indonesia pada umumnya.

Sebanyak 200 peserta hadir dalam Konnas PB 2017. Mereka merupakan perwakilan masing-masing pemangku kepentingan untuk pengurangan risiko bencana. Diantaranya perwakilan sekolah, lembaga nasional atau international, Perusahaan/ CSR, forum PRB perguruan Tinggi, dan lain sebagainya. Masing-masing peserta akan menjalani serangkaian kegiatan diantaranya Seminar Nasional dengan pidato kunci dari Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan (Kemenko PMK), Prof. Dr. R Agus Sartono, M.B.A., Diskusi panel dengan tingkatan Sekolah Formal dan non Formal, Lomba Cerdas Cermat, Kunjungan Lapangan, Pameran Kebencanaan, dan Gelaran Akbar Malam Budaya.

Serangkaian kegiatan Konas PB 2017 ditutup dengan pembacaan Delarasi Potret Sekolah Aman sesuai Kerangka Kerja Sendai 2015-2030 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud), Muhadjir Efendy.

Kontak :

  •   Ketua Panitia : Budi Santoso (Ketua Divisi Pengurangan Risiko dan Kesiapsiagaan MDMC PP Muhammadiyah)  0856 4386 7371
  • Humas Pantia Konas PB 2017 :Yudia Setiandini. (Humas UM Magelang)  0815 4292 402 (Humas)

MENDIKBUD TUTUP KEGIATAN KONAS PB DI UM MAGELANG

Setelah tiga hari dilaksanakan di UM Magelang, Konferensi Nasional Pendidikan Bencana (Konas PB) Tahun 2017 berakhir. Mendikbud Muhajir Effendy menutup kegiatan tersebut. Rektor UM Magelang Eko Muh Widodo turut memberikan sambutan kepada para peserta acara yang diadakan di Aula Fikes UM Magelang itu.

Rangkaian kegiatan yang dilakukan antara lain Lomba Cerdas Cermat. Para pemenang Lomba mendapatkan hadiah yang diserahkan oleh Mendikbud. Selain itu dalam acara penutupan juga dibacakan Deklarasi Magelang Konas PB oleh perwakilan peserta. Deklarasi terdiri dari enam poin penting berkaitan dengan pendidkan bencana. Poin yang disampaikan antara lain berisi rekomendasi agar pemerintah pusat, daerah, dan pemangku kebijakan lainnya untuk menerbitkan SK bersama Mendikbud, Menag, Menristekdikti, dan Menteri BUMN tentang pendidikan bencana dan pembiayaannya.

Mendikbud dalam sambutanya antara lain menyampaikan bahwa di Indoensia saat ini ada sekitar 30.000 sekolah yang masuk dalam zona bencana. Nantinya sekolah tersebut akan mendapatkan prioritas untuk pendidikan kebencanaan. Selain itu guru juga akan mendapatkan pelatihan tentang penanganan bencana.

Ketua panitia, Busi Santosa merespon gembira atas wacana yang disampaikan oleh Memndikbud. Ia berharap kerangka kerja Sendai dapat direalisasikan secara masif dan selaras dengan deklarasi yang ditandatangani oleh institusi yang mendukung terealisasikannya sekolah aman bencana, antara lain MDMC, Dompet Duafa, Tagana, dan LPBINU. (Humas)