Oct 2, 2017 | Berita
Persaingan kerja merupakan tantangan terbesar bagi perguruan tinggi untuk mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia kerja. Untuk itu Lembaga Pengembangan Mahasiswa dan Alumni (LPMA) UM Magelang mengadakan layanan pusat karir bagi mahasiswa pada Senin hingga Kamis (02-05/10). Kegiatan yang mengusung tema “Mengenal Dunia Kerja” tersebut diadakan LPMA yang bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Magelang.
Ketua panitia kegiatan, Irham Nugroho M.Pd.I, mengatakan, kegiatan pengenalan dunia kerja tersebut dikhususkan bagi 750 mahasiswa semester 7 UM Magelang. “Karena jumlah mahasiswa yang tidak memungkinkan untuk dijadikan satu, maka kegiatan tersebut dibagi menjadi 4 hari. Hari pertama (Senin) untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), hari kedua (Selasa) untuk mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Hukum (FH), hari ketiga (Rabu) untuk mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) dan Fakultas Teknik (FT), dan di hari terakhir (Kamis) untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes),” kata Irham dalam laporannya.
Drs. Mujahidun, M.Pd, Wakil Rektor WR 3 Bidang Kemahasiswaan UM Magelang yang membuka acara berpesan kepada mahasiswa agar kegiatan tersebut bisa dijadikan bekal untuk para mahasiswa mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Ia meng-ungkapkan bahwa kegiatan itu merupakan salah satu service UM Magelang untuk calon alumni selain pembekalan lain berupa softskill serta enterpreneurship.
Dua pemateri menjadi nara sumber dalam acara yang diadakan di Aula Fikes itu. Keduanya yakni Ahmad Rasyid Hendarto,S.Psi, dan Rahmawati, S.H. Dalam materinya, Ahmad Rasyid Hendarto yang menjabat sebagai HRD PT Permodalan Nasional Madani (PNM) membagikan tips dan pengalamannya ketika melamar pekerjaan. Ia memberikan tips tentang bagaimana memilih pekerjaan yang sesuai dengan keinginan sampai ke tahap interview dan psikotes. “Ketika kita ingin melamar suatu pekerjaan, ada hal-hal yang harus dipersiapkan, pertama pilih perusahaan yang diminati, kemudian pilih sesuai minat dan keahlian. Dan yang terakhir adalah sesuaikan gaji dengan keinginan kita,” jelas Rasyid.
Adapun Rahmawati, S.H yang bekerja sebagai pengawas Audit di PT PNM, menyampaikan, pekerjaan haruslah disenangi dari hati terlebih dahulu. “Memulai sebuah karir itu tidak harus dimulai dari jabatan tinggi, bisa mulai dari jabatan apa saja. Hal terpenting adalah kita mau berusaha dan berdoa,” tutur Rahma. Ia juga menceritakan perjuangannya dari mulai menjadi marketing sebuah bank swasta hingga dirinya menjadi pengawas audit PT PNM yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
HUMAS
Oct 2, 2017 | Berita
Sebanyak 581 mahasiswa UM Magelang mengikuti Wisuda Sarjana dan Ahli Madya ke-67 Periode 1 Tahun Akademik 2017 – 2018 hari Sabtu, 30/10 di Gedung AH Nasution Akmil Magelang. Dr. Dyah Adriantini Sintha Dewi, SH., M.Hum Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan UM Magelang menyampaikan, 581 wisudawan tersebut terdiri dari 472 wisudawan S1 dan 109 wisudawan D3. Dari 581 wisudawan, 177 diantaranya lulus dengan predikat Cum Laude. Selain itu terdapat 16 orang yang merupakan wisudawan terbaik program studi yakni :
Prodi Manajemen S1 |
Rina Rahmawati (3,74) |
Akuntansi S1 |
Dwi Rahayuningsih (3,91) |
Prodi Ilmu Hukum S1 |
Wahyu haji Bani Nararya (3,88) |
Prodi Bimbingan Konseling (BK) S1 |
Filaeli Fatmawati (3,87) |
Prodi Pendidikan Guru (PG) PAUD S1 |
Paramita Wulandari (3,76) |
Prodi Pendidikan Guru (PG) SD |
Indah Susanti (3,97) |
Prodi Pendidkan Agama Islam (PAI) S1 |
Riya Nur Aimatul K (3,90) |
Prodi Hukum Ekonomi Syariah S1 |
Fustha Athul Rizky Auliyah (3,88) |
PGMI S1 |
Fikriadi (3,58) |
Prodi Teknik Industri S1 |
Budi Roso (3,53) |
Prodi Teknik Informatika S1 |
Reno Ardiyan Syaputra (3,76) |
Prodi Teknik Informatika D3 |
Dwi Nursanti (3,76) |
Prodi mesin Otomotif D3 |
Muhammad Luthfi (3,78) |
Prodi Keperawatan S1 |
Indayani (3,77) |
Prodi Keperawatan D3 |
Adi setyawan (3,77) |
Prodi Farmasi D3 |
Qurota Akyuni (3,88) |
Dyah menambahkan, lulusan terbaik dicapai oleh Indah Susanti (Prodi PGSD S1) dengan IPK 3,97 dengan skripsinya berjudul “Pengaruh Model Contextual Teaching and Learning berbantuan Media Kartu Terpadu Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Tema Lingkungan”. Didampingi kedua orangtuanya, ia menerima penghargaan dari Universitas yang diserahkan langsung oleh Rektor UM Magelang.
Rektor Ir. Eko Muh Widodo, MT dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada para wisudawan. Rektor berpesan, memasuki lingkungan global yang kompetitif, para wisudawan dituntut untuk dapat berkompetisi termasuk memasuki era globalisasi dunia usaha. Rektor juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para orangtua wisudawan yang telah mempercayakan putra-putrinya untuk menuntut ilmu di UM Magelang. Rektor juga berharap agar para alumni tetap menjadi keluarga besar UM Magelang dan siap membantu untuk memajukan UM Magelang.
HUMAS
Oct 2, 2017 | Berita
“Perbaikan kurikulum diperlukan karena adanya perubahan paradigma didalam pendidikan. Selain itu perbaikan juga diperuntukkan agar profil lulusan yang terbentuk menjadi lebih baik dan dapat bersaing dengan dunia luar.”
Hal tersebut disampaikan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) Koordinasi Wilayah Jawa Tengah dan DIY, Pinus Jumaryanto, Ssi, M.pil, Ph.D, Apt dalam Workshop Review Kurikulum pada Kamis (28/09). Pinus juga menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (PTFI) yakni desain pendidikan farmasi yang semakin maju, seleksi calon mahasiswa farmasi tinggi, serta perbaikan fasilitas yang modern.
Workshop yang diadakan oleh S1 dan D3 Farmasi UM Magelang tersebut dihadiri oleh 35 peserta yang terdiri dari civitas akademika, APTFI, Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia (APDFI), Asosiasi Profesi Apoteker, Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, para akademisi, praktisi dan alumni. Acara yang diselenggarakan di New Kebon Tebu Resto itu tidak hanya mengundang Pinus sebagai pematerinya, namun juga dari APDFI yakni Drs Rusli, Apt dan Bondan Ardianingtyas, Msc, Apt, seorang praktisi akademisi yang memberikan materi mengenai kurikulum Sarjana dan Diploma Farmasi.
“Arah pengembangan tenaga kesehatan terus meningkat tahun 2005 sampai 2024 dengan visi mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan,” ujar Rusli saat menyampaikan materi. Rusli juga menjelaskan mengenai kurikulum institusional D3 Farmasi. “Semula kita mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi dengan 86 SKS, sekarang kita menggunakan kurikulum berbasis capaian dengan menggunakan 108 SKS. Ada tambahan 22 SKS yang disebut dengan kurikulum Institusional yang harus diisi dengan memanfaatkan muatan lokal dan akan dikembangkan di daerah masing-masing,” kata Rusli.
Sedangkan pemateri lainnya yakni Bondan menyampaikan materi mengenai bagaimana penyusunan kurikulum yang baik. Menurutnya, penyusunan kurikulum pendidikan harus berdasarkan kompetisi-kompetisi yang ada di dunia luar. Ia juga berbagi cara mengidentifikasi kompetensi lulusan yakni dengan menganalisis kegiatan lulusan di tempat kerja, observasi, analisis pekerjaanya, analisis masalah bangsa, dan yang tak kalah penting yaitu analisis kondisi makro sosial, politik dan ekonomi.
“Workshop bertema penyususnan kurikulum dan Silabi Farmasi Berbasis CP (capaian Pembelajaran) diadakan untuk memperbaiki kurikulum yang ada dan untuk merumuskan teknik penyusunan bahan ajar yang akan dilaksanakan,” kata Fitriana Yuliastuti, M.Sc., Apt ketua panitia workshop.
HUMAS
Sep 26, 2017 | Berita
Farmasis memiliki peluang bekerja dalam dua hal, yakni sebagai peracik produk obat dan sebagai pelayanan kesehatan. Disamping itu saat ini obat tradisional bisa digunakan sebagai produk farmasi yang dijadikan bisnis.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Kintoko, M.Sc. Apt saat menyampaikan materi dalam seminar Potensi Penggunaan Obat Tradisional dalam Tinjauan Klinis dan Regulasi yang diadakan oleh Prodi D3 Farmasi UM Magelang pada Selasa (26/09) di Kampus 2 UM Magelang.
Selain Kintoko yang merupakan dosen Fakultas Farmasi UAD, ada dua pemateri lain yakni Widarika Santi Hapsari, MSc.,Apt dan Puspita Septie Dianita, MPH.,Apt. Widarika yang membahas tentang Herbal dalam Perspektif Klinis mengatakan bahwa obat herbal juga memiliki efek samping. “Bahan herbal tidak bisa kita katakan aman sepenuhnya. Bahan herbal juga memiliki efek samping. Namun perbedaanya jika obat sintetik memiliki efek samping yang langsung sedangkan obat herbal memiliki efek yang relatif lama,” kata Wida.
Sedangkan Puspita menyampaikan mengenai Regulasi dalam Penggunaan Obat Tradisional. Ia mengemukakn beberapa fasilitas pelayanan yang harus dimiliki oleh seorang penyehat tradisional. “Penyehat Tradisional dapat memberikan pelayanan kesehatan tradisional secara perseorangan atau kelompok apabila memenuhi persyaratan dalam empat hal, yaitu lokasinya, bangunan dan ruangan pelayanan, prasarana yang memadai serta peralatan yang lengkap,” tutur Puspita.
Ketua panitia, Setyo Budi Santoso, M.Farm., Apt mengatakan, seminar yang diikuti oleh 109 peserta yang terdiri dari mahasiswa D3 dan SI Farmasi UM Magelang dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan obat tradisional pada komunitas dalam tinjauan klinis dan regulasinya. Selain itu ia juga berharap agar mahasiswa farmasi mampu mencermati potensi dan pemanfaatan obat tradisional di Indonesia.
HUMAS
Sep 26, 2017 | Berita
Sebelum memulai perkuliahan, mahasiswa baru (maba) UM Magelang terlebih dahulu mengikuti Program Pengenalan Kampus dan Masa Ta’aruf (PPK Masta) Tahun 2017. Acara tersebut diadakan di dua tempat yakni di Kampus 1 dan Kampus 2 mulai Senin – Rabu (25 -27/9). Selain itu juga ada materi fakultair yang diadakan satu hari di masing-masing fakultas.
“Kegiatan PPK Masta diadakan dalam dua tahap yakni tahap 1 mulai hari ini (Senin) hingga Rabu dengan diikuti 942 maba, dan tahap 2 akan diadakan tanggal 1 Oktober dengan peserta lebih dari 300 maba yang mendaftar setelah pelaksanaan technical meeting tahap 1,” ujar Drs. Kanthi Pamungkas Sari, M.Pd, ketua panitia PPK Masta 2017 dalam laporannya.
Kanthi menambahkan, PPK Masta diadakan bukan sebagai ajang pelemahan mental mahasiswa dengan membawa atribut yang tidak relevan, tapi sebagai wadah untuk mengenalkan maba dengan lingkungan kampus beserta norma-norma yang berlaku. Selain itu juga untuk menumbuhkan kesadaran maba akan tanggungjawab akademik sesuai dengan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).
Hal yang tak kalah penting lainnya, kata Kanthi, adalah untuk memberikan pemahaman tentang wacana kebangsaan serta pendidikan yang mencerdaskan berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan. Untuk itu materi yang diberikan kepada para maba selama tiga hari adalah tentang Dinamika PTM yang Unggul dan Islami, Proxy War, Wawasan Kebangsaan dan Radikalisme, serta Organisasi Kemahasiswaan.
Dalam PPK Masta 2017 bertema Wujudkan Generasi Bangsa yang Unggul dan Islami Berlandaskan Semangat Bela Negara dan Ukhuwah Islamiyah, Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh Widodo MT yang membuka acara dan menyampaikan materi di kampus 1 mengatakan, kuliah di UM Magelang merupakan pilihan yang tepat karena berkualitas dimana UM Magelang mendapatkan peringkat 100 dari lebih dari 4000 PT di Indonesia.
Selain itu Rektor juga menyampaikan bahwa maba UM Magelang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya puluhan maba yang berasal dari Aceh hingga Papua yang hadir dalam acara PPK Masta tersebut. “Ini menunjukkan bahwa UM Magelang yang berada di kota kecil telah meng-Indonesia,” ujarnya.
Pemateri lain berasal dari Akademi Militer (Akmil) Magelang yang memberikan materi tentang wawasan kebangsaan dan proxy war sebagai bekal maba sebagai generasi muda untuk pijakan berbangsa dan bernegara serta menanamkan rasa cinta tanah air.
(HUMAS)
Sep 25, 2017 | Berita
Perkembangan industri otomotif khususnya sepeda motor semakin berkembang dan variatif termasuk jenis produknya. Sekarang fungsi motor tidak hanya dijadikan sebagai moda transportasi, namun telah dijadikan sebagai sarana inovasi dan kreativitas untuk modifikasi sesuai dengan trend dan selera para pemiliknya.
Efek dari hobi tersebut, saat ini banyak dijumpai bengkel-bengkel yang menyediakan jasa modifikasi motor. Berkaitan dengan trend itulah, Fakultas Teknik UM Magelang berusaha untuk mengekplorasi kreativitas masyarakat khsususnya generasi muda dan pelajar dalam ajang Moto Modification Contest (MMC) 2017 Jateng-DIY. Selain sebagai ajang pengembangan kompetensi dalam berkreasi, MMC juga bertujuan untuk menumbuhkan jiwa enterpreneurship dalam dunia otomotif.
Acara yang merupakan rangkaian milad ke-53 UM Magelang itu mendapat respon positif dari para peserta dari berbagai wilayah di Yogyakarta dan Jawa Tengah, seperti Pati, Temanggung, Pacitan, Pekalongan, dan Salatiga. Tercatat ada 70 peserta mengikuti kegiatan yang diadakan di lapangan basket Kampus 2 UM Magelang. Hal itu disampaikan oleh Oesman Raliby Al Manan, ST.,M.Eng, ketua panitia, Sabtu 23/9.
Oesman menambahkan, ada enam kategori yang dipertandingkan dalam MMC kali ini, yaitu local street racing, local pure motion, open pure motion, open steer racing, fashion daily dan clasic street racing novice. “Total hadiah yang diperebutkan senilai 6,5 juta untuk enam kategori tersebut. Peserta juga mendapatkan piala dan piagam penghargaan. Selain juara pada enam kategori tersebut panitia juga memiilih kategori the Best Hdrographic/Carbonetic yang dimenangkan Abdullah Amin, the 90th Street Racing Style yang dimenangkan Pefrek, the Ultimate Airbrushing yang dimenangkan oleh Morwast – Part Paint, dan the Best Engine Look yang dimenangkan oleh Abidin dari CB Anak Lanang,”papar Oesman saat upacara penutupan yang berlangsung senja hari.
Selain menggelar lomba, di hari itu FT UM Magelang juga melakukan Grand Opening “Unimma Autocare/ UM Magelang Autorized”. Dalam acara itu Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh Widodo MT mengatakan, bengkel otomotif tersebut merupakan hasil dari hibah yang diperoleh dari skim Ipteks Bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus (IbIKK) yang sekarang bernama Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) yang dibiayai Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Dikti Tahun 2016 senilai total 600 juta, dimana tahun ini merupakan tahun kedua. “Dana pendirian bengkel otomotif berasal dari dana multi years sebesar 600 juta ditambah uang pendamping dari universitas senilai 40 juta,” jelas Rektor.
Bagyo Condro Purnomo, M.Eng, salah satu dosen yang menyusun proposal PPUPIK mengatakan, bengkel otomotif tersebut diharapkan dapat menaikkan dana operasional mahasiswa (DOM) serta sebagai inkubator kompetensi dan interpreneur mahasiswa. “Selain itu juga sebagai implementasi hasil riset dosen dan mahasiswa Prodi Mesin Otomotif UM Magelang,” pungkas Bagyo.
HUMAS