Nov 7, 2017 | Berita
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Magelang (UM Magelang) gelar Stadium General (Kuliah Umum) dengan tema “Peluang dan Tantangan Profesionalisme Guru di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” Sabtu, (4/11).
Kegiatan yang dilaksanakan di Auditorium Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Magelang tersebut dihadiri 335 peserta yang terdiri dari 200 mahasiswa baru, 100 mahasiswa perwakilan semester 3 dan 5, serta 35 dosen FKIP UM Magelang
Menurut ketua penyelenggara, Sugiyadi, M.Pd, Kons, tujuan dari kuliah umum ini adalah untuk mengetahui dan memahami peluang serta tantangan profesi guru di era MEA. “Kegiatan ini juga diperlukan untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri dalam pengembangan akademik.”, jelasnya.
Ia juga menambahkan, dengan kegiatan ini, diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap (WPKNS) mahasiswa dalam pengembangan pendidikan di era MEA.
Rektor UM Magelang, Ir. Eko Muh. Widodo, MT., berkesempatan memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan kuliah umum tersebut. Dalam sambutannya, ia kembali menegaskan pentingnya pembekalan mengenai keprofesionalan seorang pendidik dalam upaya mengembangkan pendidikan di Indonesia.
Dalam acara ini penyelenggara menghadirkan Prof. Dr. Hamndan Said yang merupakan pakar pendidikan Universitas Teknologi Malaysia (UTM) sekaligus sebagai pembicara dan dimoderato oleh Dr. Riana Mashar, M.Psi, Psi.
Hamndan menjelaskan pentingnya sebuah pembelajaran dengan berbasis literasi yang berguna bagi peningkatan peringkat dalam persaingan global. “Literasi dan kompetensi merupakan dua hal yang sangat penting, jika kita tidak mampu meningkatkan keduanya, kita akan kalah bersaing dengan pelajar-pelajar dimasa mendatang.”, ungkapnya.
Ia juga menekankan perguruan tinggi agar tidak sekadar menghasilkan lulusan saja tiap tahunnya, tetapi melahirkan lulusan yang berkompetensi tinggi sehingga mampu bersaing di era modern ini. “Literasi yang bagus adalah yang mampu menerapkan 3 M, yakni membaca. menulis, dan mengungkapkan.”, tambahnya.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Director International Student and Scholar Services UTM mengatakan bahwa negara Indonesia masih berada di level 2 (menengah) dalam kelompok persaingan global. “Walaupun masih di atas negara-negara lain di wilayah ASEAN bukan berarti harus berpuas diri. Perlu perjuangan yang lebih lagi agar negara bisa lebih kompetitif khususnya dalam sistem pendidikan.”, tegasnya.
Di akhir acara, moderator membuka sesi tanya jawab bagi mahasiswa UM Magelang kepada narasumber terkait dengan materi yang telah disampaikan. (Addiin C Setiawan).
HUMAS
Nov 3, 2017 | Berita
Menurut data dari pelayanan medis Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang, didapatkan bahwa data kejadian diare pada anak masih cukup tinggi, yaitu sebanyak 439 pasien dari bulan Januari sampai Desember 2016. Data dari hasil penelitian yang telah dilakukan Wardani (2016) tentang peran perawat dalam tatalaksana diare akut pada anak, menunjukan bahwa perawat di bangsal anak RS Dr. Soedjono Magelang belum melaksanakan perannya dengan optimal. Hal itu ditunjukan dengan adanya kelemahan yang didapatkan dari tatalaksana diare yang sudah dilakukan perawat di bangsal anak.
Keprihatinan tersebut mendorong dua dosen S1 Keperawatan Fikes UM Magelang untuk melakukan Program Kemitraan Universitas (PKU) bagi Perawat Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang dalam Pemberian Asuhan Keperawatan pada Anak Diare. Keduanya adalah Ns. Septi Wardani, M.Kep dan Ns. Reni Mareta, M.Kep.
Septi mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan perawat tentang peran perawat dalam asuhan keperawatan anak diare serta untuk meningkatkan peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan anak diare. Disamping itu juga agar diadakannya Kegiatan Pelatihan Diare (KPD) pada ruang anak.
Septi menambahkan, sebanyak 18 perawat yang berasal dari tujuh ruangan di RS dr. Soedjono Magelang mengikuti kegiatan yang diadakan dari bulan Agustus hingga November tersebut. “Kegiatan yang dilakukan yakni pre test, sosailsisasi berupa penyampaian hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, pemberian pelatihan kepada perawat anak tentang peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak diare dengan menerapkan LINTAS diare, serta Praktek pengkajian diare dan penilaian derajad dehidrasi.
Disamping itu peserta juga mengikuti Post test untuk mengetahui hasil kegitan tersebut,” imbuh Septi. Dari hasil post tes diketahui bahwa pengetahuan perawat tentang peran perawat dalam asuhan keperawatan anak diare mengalami peningkatan sebanyak 77,78%.
Selain itu Septi dan Reni juga mengadakan Pengadaan Kegiatan Pelatihan Diare (KPD) di ruang anak , Pendampingan perawat anak dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak diare, Evaluasi penerapan lintas diare pada pemberian asuhan keperawatan anak diare.
Metode yang digunakan dengan memberikan pelatihan dan melakukan pendampingan perawat anak dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak diare dengan menerapkan lima langkah tuntaskan diare (LINTAS diare).
HUMAS
Oct 31, 2017 | Berita
Sejumlah Mahasiswa UM Magelang memberikan suara semangat Sumpah Pemuda pada Sabtu (28/10) di kampus 2 UM Magelang. Aksi ini dipelopori oleh BEM UM Magelang yang bekerjasama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UM Magelang. Mereka terdiri dari pengurus BEM dan 10 UKM serta mahasiswa aktif UM Magelang.
Agung Widhiatmojo selaku Presiden Mahasiswa BEM UM Magelang menjelaskan, acara ini merupakan representasi Sumpah Pemuda. Aksi ini bertujuan untuk membangkitkan lagi semangat pemuda di zaman modern ini. “Selain memperingati hari Sumpah Pemuda kegiatan ini juga sebagai momentum bagi mahasiswa sebagai ujung tombak kemajuan bangsa serta untuk mengingat kembali segala bentuk perjuangan pemuda bagi bangsa Indonesia,” jelasnya.
Agung mengatakan aksi tersebut dimulai dengan pengumpulan massa di lapangan basket kemudian dilanjutkan dengan berjalan mengelilingi kampus. Aksi berakhir di halaman belakang gedung rektorat UM Magelang. Selain, melakukan orasi, para mahasiswa juga menampilkan treatrikal, musikalisasi puisi dan ikrar mahasiswa.
Dalam orasi tersebut, para mahasiswa menyuarakan pendapat mengenai mulai lunturnya semangat pemuda dan kondisi bangsa Indonesia yang juga tak luput disuarakan. Aksi berjalan dengan lancar dan para mahasiswa kembali ke sekretariat BEM UM Magelang dengan kondusif.
Drs. Mujahidun, M.Pd selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan yang ikut serta hadir dalam acara ini berharap agar mahasiswa bisa lebih mempersiapkan diri baik mental dan pengetahuan untuk lebih semangat memperjuangkan bangsa.
Saat diminta pendapat tentang acara tersebut, Mujahidun mengatakan “Sebaiknya mahasiswa bisa menggandeng lebih banyak komponen dan disampaikan di depan anggota dewan, sehingga lebih bermakna. Selain itu perlu adanya koordinasi dari Perguruan Tinggi yang ada di Magelang agar tujuannya lebih mengena dan bermakna,” tambahnya. Namun demikian, ia mengapresiasi upaya mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya sebagai bentuk kepedulian dan berharap agar di tahun mendatang bisa lebih baik lagi.
HUMAS
Oct 20, 2017 | Berita
“Mahasiswa baru diharapkan tidak hanya menjadi mahasiwa yang pandai di bidang akademik saja, namun juga memiliki kemampuan non akademik yang bagus, seperti jiwa kepemimpinan, dan publik speaking. Untuk mendapatkan hal tersebut, dapat dilakukan dengan menjadi aktivis dalam berbagai organisasi kampus”.
Hal tersebut diungkapkan oleh Riana Mashar, M.Psi, Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), perwakilan dari Universitas yang membuka Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Expo 2017 di auditorium kampus 1 UM Magelang pada Minggu (17/10).
Dalam sambutannya, Riana memberikan motivasi kepada mahasiwa agar jangan menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), namun harus mampu mengembangkan bakat dan kemampuannya selama menjadi mahasiwa di UM Magelang. Ia juga mendukung mahasiswa yang ingin menjadi aktivis kampus, asalkan tidak melupakan tugas utamanya sebagai mahasiswa.
Kegiatan yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UM Magelang yang dibantu oleh UKM tersebut diikuti oleh 600 mahasiswa baru, yang berasal dari 7 fakultas yang ada di UM Magelang. “Dengan rekomendasi dari wakil rektor 3 UM Magelang, kami menginfokan acara UKM expo ini kepada mahasiswa baru,” kata Dani Prassetia selaku ketua panitia kegiatan.
Dani juga mengatakan bahwa kegiatan UKM Expo 2017 tersebut digunakan sebagai media perkenalan antara UKM dan mahasiswa baru. Selain itu juga bertujuan untuk mensosialisasikan kepada mahasiswa bahwa ada banyak sekali UKM yang bergerak di bidang minat bakat mereka. “Kegiatan ini sekaligus sebagai media rekruitmen bagi para UKM untuk mencari anggota baru”.
Presiden Mahasiswa UM Magelang, Agung Widiatmojo menyampaikan tentang pentingnya membentuk karakter dalam diri seorang mahasiwa. “Mahasiswa harus memiliki karakter yang berani dan berjiwa pemimpin. Sehingga nantinya mahasiwa dapat menjadi pimpinan dan panutan di dalam lingkungan masyarakat,” kata Agung dalam sambutannya.
Acara yang diisi dengan demonstrasi semua UKM kemudian dilanjutkan dengan roadshow perkenalan satu persatu dari UKM yang ada di UM Magelang. Setelah masing-masing UKM menunjukan bakatnya, acara di tutup dengan inagurasi di halaman parkir Kampus 1 UM Magelang. Inagurasi diisi oleh band Fakultas, UKM Musik, UKM Teater dan sevenska Paradise.
HUMAS
Oct 13, 2017 | Berita
Desa Ringinanom terletak di Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang merupakan desa yang tergolong miskin. Tingkat kemiskinan mencapai 1.022 warga yang terdiri dari 668 warga miskin dan 354 warga sangat miskin. Desa ini tergolong lambat dalam perkembangan pembangunannya, khususnya proses pembangunan ekonomi. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani dan buruh. Angka pendidikan di Desa Ringinanom juga masih sangat rendah yaitu masih sangat banyak warga yang belum tamat SD.
Berawal dari keprihatinan itulah, Tim Iptek bagi Wilayah (IbW) kolaborasi antara UM Magelang, Untidar, dan Bappeda Kabupaten Magelang kembali melaksanakan kegiatan IbW Kabupaten Magelang guna Mewujudkan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Berbasis Potensi Lokal di Daerah Miskin. Tim UM Magelang terdiri dari tiga dosen yakni Khusnul Laely, S.Pd., M.Pd., Galih Istiningsih, S.Pd., M.Pd., dan Yulinda Devi Pramita, S.E., M.Sc. Adapun dosen dari Untidar yakni Siti Nurul Iftitah, S.P., M.P.
Ketua Tim Khusnul Laely, S.Pd, M.Pd menjelaskan tahun ini merupakan lanjutan dari pelatihan yang telah diadakan di tahun pertama yaitu tahun 2016. “Kali ini kami berusaha membuka wawasan baru dengan mengolah makanan dari bahan baku lokal seperti pepaya, ketela, jamur, serta dedaunan untuk dijadikan rempeyek yang diolah menjadi aneka produk seperti dodol pepaya, abon jamur, nugget jamur, aneka macam rempeyek, dan aneka macam kue kering, ” ujar Laely.
Kegiatan itu, kata Laely, diadakan di Balai Desa Ringinanom dengan 30 peserta Kader posyandu dari dua desa yaitu Desa Ringinanom dan desa Sidoagung . Selain memberikan cara membuat aneka olahan produk tersebut, Tim juga memberikan bantuan berupa kompor gas beserta tabung, mixer, neraca, oven, loyang, sealer, vakum sealer, aneka ukuran baskom, serta wajan sebagai modal mereka saat melakukan kegiatan produksi.
Tak kalah penting, Tim juga melakukan pendampingan olahan makanan serta melakukan pengurusan ijin Produk-Industri Rumah Tangga (P-IRT) warga setempat. Ada lima produk makanan lokal yang dihasilkan warga dan akhirnya mendapatkan ijin P-IRT, yakni Balok, Rengginan, Osar Asir, Peyek Petho, dan kue Kering. Kegiatan tersebut dilakukan di akhir bulan Agustus. Disampingitu tim juga melakukan kegiatan budi daya jamur yang dilakukan akhir bulan September.
Mukaromah, warga Desa Sidoagung merasa senang karena dibekali banyak ilmu untuk dapat memproduksi aneka macam makanan. “Bekal ini akan saya gunakan untuk meningkatkan perekonomian keluarga saya dengan membuat makanan khas untuk dijual di Pasar Jambu dan Pasar Kiringan,” ungkapnya dengan gembira. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Siti Fatimah, salah satu warga Desa Ringinanom yang akan membudidayakan jamur untuk menambah uang belanja keluarganya.
HUMAS
Oct 12, 2017 | Berita
UM Magelang memiliki organisasi mahasiswa yang mempunyai kekhususan di bidang penanganan kegawatdaruratan dan bencana, yaitu Emergency Rescue Team (ERT). Organisasi mahasiswa ini banyak permintaan bantuan penanganan kondisi gawat darurat dan bencana dari masyarakat khususnya lembaga sosial. Untuk menyiapkan ERT lebih cepat dan tanggap dalam menangani korban secara cepat dan aman serta sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat seorang dosen, Ns. Nurul Hidayah, MS dan Ns. Muhammad Khoirul Amin, M.Kep melakukan pelatihan Basic Life Support (BLS) bagi ERT.
Nurul mengatakan bahwa BLS sangat diperlukan untuk mempertahankan kehidupan korban terutama masalah gawat darurat dan bencana. Untuk bisa melakukan BLS dengan cepat, tepat, dan aman maka perlu dilakukan pelatihan BLS terlebih dahulu. IA mengatakan, “Kegiatan pelatihan BLS ini ada beberapa tahap, tahap pertama berupa pelatihan BLS dengan menggunakan phantom atau boneka Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau boneka khusus untuk BLS. Pada tahap ini selain materi BLS juga diisi materi tentang triage, evakuasi korban bencana, dan balut bidai yang dilakukan awal Agustus,” ujar Nurul .
Dosen Prodi Keperawatan Fikes UM Magelang itu menambahkan, tahap kedua yakni evaluasi kemampuan mahasiswa ERT dalam melakukan BLS yang dilakukan akhir September 2017 di Aula Fikes. ”Pada tahap ini dilakukan simulasi BLS di acara Masa Orientasi Fakultas Ilmu Kesehatan (MOFIKS) yang diikuti oleh mahasiswa baru Fikes UMMagelang. “Kegiatan MOFIKS ini merupakan sarana yang tepat di mana ERT dapat langsung mengaplikasikan pelatihan BLS yang diperoleh sebelumnya, kata Nurul yang menyelesaikan studi S2 di National Cheng Kung University Taiwan.
“Kegiatan dilanjutkan dengan tahap ketiga yang dilakukan tanggal 4 Oktober dengan memberikan pembekalan BLS kepada mahasiswa keperawatan yang akan praktek di Rumah Sakit,” imbuh Nurul. Adanya kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat terutama pada ERT dalam menambah pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan dalam melakukan BLS bagi korban, seperti yang disampaikan oleh Arif Nurokhim, ketua ERT.
“Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan ini saya dan teman-teman yang tergabung dalam ERT paham dan dapat melakukan BLS pada korban gawat darurat dan bencana. Selain itu kami juga sudah paham tentang bagaimana melakukan triage, evakuasi korban bencana, dan balut bidai. Semoga kegiatan-kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan guna meningkatkan kesiapsiagaan semua elemen masyarakat terutama organisasi-organisasi dalam bidang kegawatdaruratan dan penganggulangan bencana alam,” kata Arif.
HUMAS