Nov 19, 2019 | Berita, HotNews
Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) berhasil menambah satu lagi dosen dengan gelar Doktor. Lilik Andriyani mendapatkan gelar Doktor Ilmu Akuntansi dari Program Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta setelah melewati ujian terbuka disertasinya pada Senin (18/11) di Ruang Auditorium BRI Lt.3 Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM.
Ujian terbuka promosi doktor dipimpin oleh ketua sidang Prof. Mahfud sholihin, M.Acc., Ph.D. dan tim promotor Hardo Basuki, M.Soc.Sc., Ph.D., Fuad Rakhman, M.Sc., Ph.D., dan Zuni Barokah, M.Com., Ph.D. Disertasi yang disusun berjudul “Perusahaan Keluarga, Manajemen Laba, dan Kinerja Masa Depan: Sudut Pandang Socioemotional Wealth” dinyatakan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan.
Dalam disertasinya, Lilik meneliti mengenai perusahaan keluarga dalam melakukan strategi managemnen laba dan dampaknya pada kinerja masa depan perusahaan dengan menggunakan sudut pandang Socioemotional Wealth. Temuan penelitian ini mampu membuktikan pertama, bahwa perusahaan keluarga menggunakan praktik RAM dan mengelola akkrual diskresioner konservatif dibandingkan perusahaan non-keluarga. Kedua, perusahaan keluarga melakukan kedua jenis managemen laba secara strategis dengan cara trade-off substitusi. Ketiga, faktor kontekstual seperti keterlibatan wanita, umur perusahaan, dan CEO entrenchment berperan dalam mengendalikan perusahaan keluarga dalam melakukan managemen laba, sehingga perusahaan lebih hati-hati dalam melakukan managemen laba.
Dosen Akuntansi ini tercatat sebagai doktor yang ke ke-4690 di Universitas Gadjah Mada, dan yang ke-279 di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Dan di Universitas Muhammadiyah Magelang, Lilik merupakan Doktor ke-17.
Rektor UMMagelang yang turut hadir dalam ujian terbuka disertasi, mengucapkan selamat atas prestasi yang dicapai Lilik. “Selamat atas pencapaiannya, semoga ilmunya dapat berguna bagi lingkungan sekitar khususnya bagi UMMagelang. Doktor Lilik Andriyani ini merupakan doktor ke-17 di UMMagelang. Semoga dengan bertambahnya doktor di UMMagelang ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pembelajaran di UMMagelang,”kata Eko.
HUMAS
Jun 22, 2019 | Berita
Guna meningkatkan wacana kesehatan mahasiswa, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) mengadakan kuliah tamu dengan tema “Antibiotics Dosing In Patient Receiving Renal Replacement Theraphy” pada Kamis (20/06/2019) di Gedung Rektorat Lantai 3 Kampus 2 UMMagelang.
Setiyo Budi Santoso, M. Farm., Apt. selaku Ketua Panitia pelaksana mengatakan bahwa kuliah tamu diadakan sebagai bentuk pengayaan mahasiswa serta dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa Farmasi UMMagelang. “Dalam sebuah tim penanganan pasien gagal ginjal, farmasis merupakan seseorang yang tahu bagaimana reaksi obat di dalam tubuh. Oleh karenanya penting kita mengetahui penghitungan dosis yang tepat agar tidak terjadi overdoses pada seorang pasien,” jelas Budi saat ditemui di sela-sela pembukaan kuliah tamu.
Lebih lanjut Budi berharap baik dosen maupun mahasiswa dapat mengambil manfaat dari adanya kegiatan ini. “Bagi mahasiswa harapannya dapat memiliki wawasan yang luas utamanya wacana farmakologi di tingkat global. Sedang bagi dosen, dengan adanya kuliah tersebut dapat menjadi evaluasi terkait materi yang diajarkan kepada mahasiswa masih relevan atau tidak,” ungkapnya.
Kegiatan yang diikuti oleh 142 mahasiswa yang terdiri dari semester 2 dan 4 tersebut menghadirkan pemateri dari Siam University Thailand, Assoc. Prof. Weerachai Chaijamon seorang ahli di bidang farmasi klinis yang menekuni farmakoteraphy pada pasien gagal ginjal.
Dalam pemaparannya, Weerachai menjelaskan mengenai penyesuaian dosis obat pada pasien gagal ginjal. Pasien penderita gagal ginjal terdiri dari 3 macam yaitu penyakit gagal ginjal akut, kronis, dan pasien yang memperoleh donor ginjal. Menurutnya, dalam penanganan kasus gagal ginjal, pasien harus mendapatkan obat secara bertahap dan menggunakan beberapa pendekatan. “Terdapat 6 pendekatan bertahap untuk menyesuaikan dosis obat untuk pasien dengan insufisiensi ginjal. Pertama: memperoleh riwayat dan informasi mengenai demografis/ klinis yang relevan, Kedua: memperkirakan pembersihan keratin, Ketiga: meninjau penggunaan obat yang sedang dikonsumsi oleh pasien, Keempat: menghitung regimen pengobatan saat ini,Kelima: Monitor efek penggunaan obat, Keenam: Merevisi regimen,” jelasnya.
Materi kuliah umum yang disampaikan dalam Bahasa Inggris tersebut mendapat perhatian serius dari peserta. Hal tersebut terlihat dari banyaknya mahasiswa yang antusias memberikan pertanyaan maupun tanggapan bagi pemateri. Kegiatan ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dan foto bersama.
HUMAS
Apr 1, 2019 | Berita
Simplisia merupakan tanaman herbal yang dimanfaatkan sebagai bahan alamiah untuk obat herbal melalui cara pengolahan dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikan (mineral).
Simplisia tersebut diperkenalkan kepada masyarakat Kampung KB Kelurahan Magersari, Kota Magelang melalui program Gerakan Peduli Kesehatan oleh tiga dosen Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang). Kegiatan yang diketuai Ni Made Ayu Nila S.,M.Sc.,Apt dengan anggota Puspita Septie D, M.P.H., Apt dan Herma Fanani Agusta .,M.Sc.,Apt ini merupakan Program Kemitraan Universitas (PKU) yang didanai oleh UMMagelang.
Dengan tujuan terwujudnya kampung KB yang ramah lingkungan dan peduli terhadap kesehatan, Gerakan Peduli Kesehatan yang dihadiri oleh 35 warga pada 13 dan 23 Maret lalu diawali dengan penyuluhan pemanfaatan tanaman tradisional yang memiliki khasiat sebagai obat. Simplisia tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal dengan memanfaatkan tanaman tradisional di sekitar lingkungan masyarakat. Nila mengatakan, program yang dilakukan di masyarakat ini sesuai dengan anjuran Dinas Kesehatan Kota Magelang untuk memanfaatkan obat dari tanaman tradisional disekitar rumah. “Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai cara pengolahan tanaman obat, sehingga perlu dilakukan kegiatan penyuluhan ini,” tambahnya.
Selanjutnya, warga diberikan pelatihan pembuatan jamu dan penanaman bibit-bibit tanaman obat herbal. Salah satu contoh pengolahan tanaman obat yang mudah ialah dengan cara dikeringkan untuk mendapatkan tanaman kering (simplisia) yang kemudian diserbuk.Tanaman obat yang dikeringkan tidak boleh terpapar oleh sinar matahari langsung karena dapat merusak kandungan kimia dari tanaman tersebut. Cara pengeringan yang tepat akan mengahasilkan mutu simplisia yang tahan disimpan dan tidak merusak kandunganya.
Banyak asumsi di masyarakat yang meyakini bahwa mengkonsumsi obat dari tanaman tradisional lebih aman dibandingkan dengan obat kimia. “Ya memang betul, tetapi hal tersebut juga perlu diperhatikan, bahwa tanaman obat juga memiliki efek yang membahayakan jika tidak digunakan dengan dosis dan indikasi yang tepat.” tambah Nila.
HUMAS
Mar 28, 2019 | Berita
Pengobatan herbal saat ini makin banyak dilirik masyarakat sebagai alternatif pengobatan. Masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa tanaman herbal memiliki khasiat dan aman dalam menyembuhkan penyakit. Akan tetapi, masih banyak jenis tanaman herbal terutama tanaman yang dapat ditemui di sekitar rumah atau lebih dikenal dengan sebutan Tanaman Obat keluarga (TOGA) yang belum banyak diketahui sehingga pemanfaatannya juga masih kurang.
Hal tersebut yang mendorong tiga dosen Program Studi (Prodi) Farmasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) untuk mengenalkan TOGA kepada masyarakat Dusun Bendan, Sawangan, Kabupaten Magelang. Melalui kegiatan Program Kemitraan Universitas (PKU) yang diketuai oleh Widarika Santi Hapsari, M.Sc., Apt., dengan anggota Fitriana Yuliastuti, M.Sc., Apt dan Alfian Syarifudin, M.Farm., Apt.
Penyuluhan dan pelatihan mengenai TOGA yang dihadiri 20 warga pada Sabtu (9/03) pekan lalu, Widarika menyampaikan bahwa dalam kegiatan tersebut masyarakat diberikan edukasi mengenai pemanfaatan tanaman TOGA, jenis-jenis tanaman herbal yang mudah ditemukan, efek secara farmakologi beserta cara pengolahannya. “Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan TOGA dengan lebih optimal,” tambahnya.
Lebih rinci, Widarika menjelaskan pemanfaatan TOGA di masyarakat saat ini masih banyak dilakukan berdasarkan pengalaman empiris, maka pada kegiatan ini masyarakat diberikan pengetahuan mengenai cara pengolahan serta dosis penggunaan berdasarkan sumber pustaka yang jelas. “Kegiatan ini mengoptimalkan tanaman herbal yang banyak dan mudah ditemui di lingkungan sekitar rumah warga, juga sebagai upaya pemanfaatan pekarangan warga.” ujar Widarika.
Di akhir kegiatan, warga dibekali ilmu dengan praktek pengolahan sediaan herbal serta penanaman jahe emprit dan kumis kucing.
HUMAS
Mar 12, 2019 | Berita
Setiap saat, berbagai macam perkembangan kebijakan yang berorientasi pada pengembangan-pengembangan profesi selalu mengalami perubahan. Tak terkecuali perkembangan hukum dalam bidang kesehatan. Banyak perawat yang melakukan praktek mandiri namun dalam prakteknya, terkadang terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan sehingga jika tidak ada ahli hukum dalam bidang kesehatan maka tidak ada orang yang dapat membela perawat. Hal inilah yang menjadi dasar diadakannya Studium Generale (SG) dengan tema “Aspek Legal Praktik Mandiri Perawat” oleh Program Studi (Prodi) D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) pada Sabtu (02/03).
Ns. Reni Mareta, M.Kep, Kepala Prodi D3 Keperawatan menyampaikan bahwa kegiatan yang berlangsung di Aula FIKES UMMagelang tersebut dihadiri oleh 214 mahasiswa D3 Keperawatan, dosen Keperawatan UMMagelang dan preseptor dari Rumah Sakit yang menjadi lahan praktek D3 Keperawatan. “Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mahasiswa mendapatkan update ilmu terkait aspek legal untuk praktek mandiri perawat dan dapat meningkatkan hardskill mahasiswa,” ujarnya.
Studium Generale FIKES UMMagelang kali ini menghadirkan pemateri Dr. Ta’adi, S. Kp., Ns., MH.Kes yang merupakan Kabag Non Litigasi Badan Bantuan Hukum Perawat PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dan dipandu oleh Dwi Sulistyono, M. Kep, dosen Keperawatan UMMagelang.
Dalam materinya, Ta’adi menyebutkan bahwa banyak peraturan pemerintah yang diatur dalam Undang-undang yang tidak berpihak terhadap profesi keperawatan, seperti yang tertulis dalam UU Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 73 bahwa (1) Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau surat izin praktik. (2) Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau surat izin praktik. “
HUMAS