Apr 15, 2015 | Berita
Dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang, Nasaruddin, meraih gelar doktor dari Kanazawa University, Jepang, dengan predikat summa cum laude. Prestasi membanggakan itu diperoleh setelah ia berhasil melakukan kajian baru tentang plasma medicine untuk terapi penyembuhan luka.
Nasarudin menjelaskan, plasma adalah fase zat keempat setelah zat padat, cair dan gas. Di antara produk-produk industrial atau teknologi yang menerapkan plasma adalah televisi plasma (TV plasma) dan AC plasma. “Kita tentu sudah akrab dengan teknologi tersebut. Namun, setelah saya melakukan serangkaian kajian ilmiah, spesies aktif tersebut dapat dimanfaatkan untuk terapi kesehatan. Seperti untuk menyembuhkan luka dan membunuh sel-sel kanker dan membasmi bakteri,” jelas Nasaruddin, Selasa (14/4/2015).
Pria asal Temanggung, Jawa Tengah, itu menceritakan selama studi di Negeri Sakura, ia melakukan proyek penelitian dengan menerapkan plasma untuk penyembuhan luka pada hewan mencit (tikus) yang meniru model terapi luka di skala klinis rumah sakit. Hasilnya, penyembuhan luka pada kelompok tikus yang diberi treatment plasma setiap hari selama satu menit, lebih cepat satu hari dibandingkan dengan kelompok tikus tanpa treatment plasma. “Berdasarkan uji mikroskopis tampak bahwa plasma mempercepat penyembuhan luka dengan cara mempengaruhi perkembangan sel-sel myofibroblast atau sel yang biasa dikenal sebagai penanda dari konstraksi luka,” ulas alumnus Universitas Diponegoro, Semarang, Bidang Ilmu Fisika tahun 2000-2006.
Hasil penelitian tersebut, kata Nasarudin, telah terpublikasi di jurnal internasional Clinical Plasma Medicine (Elsevier Publisher) di Jepang, yang sekaligus sebagai karya disertasinya. Kendati demikian, Nasarudin mengaku belum puas dengan hasil tersebut. Ia pun bergabung dengan tim peneliti di Laboratorium Wound Healing dan Laboratorium Plasma Kanazawa University untuk mengembangkan metode peningkatan efek plasma yang lebih sederhana, yakni dengan menambahkan air.
Menurut peraih The Best Presentation Award dalam Intenational Conference ISPlasma 2015 itu, kajian plasma medicine termasuk penelitian yang baru dan saat ini secara intensif baru dilakukan di negara-negara maju. Kajian plasma medicine ini juga berpotensi besar berkolaborasi dengan kajian-kajian lain yang juga tengah menjadi tren dalam sains dan teknologi kesehatan, seperti bidang nanosains dan nanoteknologi.”Bisa jadi penelitian saya ini adalah penelitian yang pertama di bidang plasma medicine untuk penyembuhan luka yang dilakukan oleh akademisi dari Indonesia. Tantangan dan kendala jelas ada, tapi kita bisa berupaya bersinergi dengan berbagai pihak baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional,” pungkas Nasaruddin.
Apr 10, 2015 | Berita
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Magelang menyelenggarakan Studium General dengan tema “Conseling For All” UMMagelang pada Jumat 10 April 2015.
Kegiatan yang berlangsung sore hari itu digelar di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat dan diikuti ratusan peserta yang berasal dari mahasiswa berbagai jurusan se-FKIP UMMagelang. Acara dibuka oleh Rektor UMMagelang, Ir. Eko Muh Widodo, MT. Rektor dalam sabutannya yang antara lain menyampaikan bahwa dalam tatanan sosial atau peradaban, setiap manusia selalu dihadapkan pada masalah sehingga sangat dibutuhkan yang namanya konseling. “Konseling tidak hanya konseling di sekolah tapi konseling masyarakat yang telah menjadi bagian penting bagi kehidupan,” ujarnya.
Acara Studium General tersebut menghadirkan pemateri Prof. Madya Dr. Dato’ Abd. Halim Mohd. Hussin, Sekretaris Persatuan Kaunseling Antarbangsa Malaysia (PERKAMA) dan dipandu oleh Dr. Purwati, M.Si., Kons, Wakil Rektor I Bidang Akademik UM Magelang.
Prof Halim pada materinya menyampaikan tentang penanggulangan penyalahgunaan narkoba dengan konseling. Dalam kontek penanganan dampak kesehatan dari penyalahgunaan obat bius, ada sejumlah pelayanan yang ditawarkan misalnya penanganan secara psiko sosial, terapi kelompok, tes HIV/AIDS, termasuk dengan konseling. “Masalah narkoba kini menjadi musuh nomor dua negara. Untuk menanganinya kita perlu melihat mereka sebagai anak-anak sehingga akan tampak kesungguhan kita dalam membantu mereka”, ungkapnya.
Lebih lanjut Prof halim mengatakan, tugas seorang guru sebagai seorang konselor adalah memanusiakan manusia. “Semakin tinggi perlindungan maka resiko akan semakin kurang, dan semakin kurangnya perlindungan maka akan semakin tinggi resiko pada penyalahgunaan narkoba” tandasnya.(RIFA’I HUMAS)
Apr 9, 2015 | Berita
Sebagai upaya untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik serta penguatan lembaga di bidang tata kelola, UM Magelang mengadakan Sosialisasi Rencana Penerapan Sentralisasi Administrasi Desentralisasi Akademik (SADAK). Kegitan yang diadakan Kamis, 9/4 di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat itu mendapat support dari ketua Badan Pembina Harian (BPH) UM Magelang Drs. Cholil Badawi yang hadir memberikan sambutan. “Rencana penerapan sistem SADAK di UM Magelang merupakan langkah positif menuju arah perbaikan organisasi dan sistem tata kelola, terutama tata kelola keuangan. Dibutuhkan kesiapan mental untuk menghadapi sistem tersebut,” ungkapnya.
Ir. Eko Muh Widodo MT, Rektor UM Magelang juga turut memberikan apresiasi terhadap sosialisasi itu. Eko menegaskan, salah satu langkah yang diambil setelah penilaian oleh tim AIPT beberapa waktu lalu adalah mengubah diri menjadi lebih baik. “Saat ini UM Magelang telah menggodok dua hal yakni pembaharuan organisasi sesuai tuntutan perubahan serta tata kelola keuangan melalui sistem SADAK,” jelasnya. Ia berharap penerapan SADAK dapat menjadikan alternatif terbaik untuk pengelolaan universitas.
Acara dihadiri 50 peserta yang terdiri dari pengurus BPH, rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua program studi, kepala lembaga dan UPT, serta kepala biro di lingkungan UM Magelang dengan menghadirkan nara sumber Dr. Suryo Pratolo M.Si, Akt, CA, AAP yang menjabat Wakil Rektor II UMY.
Suryo menjelaskan dua macam kesatuan (entitas) di universitas yakni core unit dan supporting unit. Core unit adalah fakultas dan program studi yang berkonsentrasi di bidang akademik, sedangkan supporting unit adalah unit di luar fakultas dan program studi yang mengelola bidang keuangan. “Semua dana yang diperoleh akan dirasakan oleh core unit berupa fresh money dan natura atau manfaat. Misalnya membayar listrik dilakukan oleh supporting unit yang dirasakan manfaatnya oleh core unit,” jelasnya.
Lebih lanjut Suryo menyampaikan alokasi yang diterima unit ada tiga komponen yakni Rutin Primer (RP), Rutin Sekunder (RS) serta Pengembangan (P). RS dan P berupa fresh money, sedangkan RP berupa natura atau manfaat. Fresh money yang diterima fakultas dan program studi digunakan untuk desentralisasi akademik yakni untuk pengembangan kegiatan berupa seminar, publikasi ilmiah maupun penelitian sehingga fakultas tidak perlu memikirkan pembelian komputer atau alat tulis kantor lainnya yang sudah diurusi oleh supporting unit.
Dengan demikian sentralisasi administrasi dilakukan oleh supporting unit, sedangkan desentralisasi akademik dilakukan oleh core unit, dimana masing-masing core unit akan memperoleh dana reguler, akselerasi, serta desentralisasi. “Bila sistem SADAK sudah berjalan, maka tugas Wakil Rektor Bidang Akademik untuk menagih hasil-hasil kegiatan akademik di masing-masing fakultas dan prodi sesuai dengan dana yang diperoleh,” pungkasnya.
Nuryanto ST MT, Wakil Rektor II UM Magelang yang memandu acara tersebut berharap agar UM Magelang dapat segera menerapkan sistem SADAK sehingga masing-masing unit dapat menjalankan tupoksinya secara maksimal. Untuk itu dalam waktu dekat timnya akan merumuskan penerapan sistem tersebut sebagai upaya menuju perubahan ke arah yang lebih baik bagi UM Magelang. (YUDIA-HUMAS)
Apr 8, 2015 | Berita
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Tim Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) yang berada di bawah naungan Biro Kemahasiswaan UMMagelang menyelenggarakan Program Training Outbond untuk siswa siswi SMA/MA/SMK menjelang Ujian Nasional (UN). Ketua tim Training Outbond UMMagelang Barkah Susanto, SE., M.Scmengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka untuk membantu para siswa dan siswi membugarkan kembali baik fisik maupun pikiran sehingga akan lebih siap mengikuti ujian nasional.
Training Outbond dilaksanakan dua minggu menjelang UN untuk SMA/MA/SMK baik negeri maupun swasta yang membutuhkan program tersebut untuk para siswa siswinya.
Lebih lanjut Barkah mengungkapkan, beberapa Sekolah yang telah ikut berpartisipasi pada program tersebut diantaranya SMAN 4 Kota Magelang, SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang, SMKN 1 Pringsurat Temanggung, SMK Muhammadiyah 1 Borobudur, serta SMAN 5 Kota Magelang. Kegiatan tersebut dilakukan berturut-turut dalam minggu keempat akhir bulan Maret dan awal bulan April 2015 di berbagai tempat, diantaranya di Taman Kyai Langgeng dan Lapangan Olahraga Sekolah.
Permainan Outbond lanjut Barkah, tidak sekedar permainan belaka tetapi mengandung unsur yang mendidik seperti melatih konsentrasi siswa, melatih daya ingat, tanggungjawab, kekompakan dan lain sebagainya.
Selain Outbond, Tim PMB UMMAgelang juga memberikan Achievement Motivation Training & Spiritual Building Training (AMT-SBT).“Training motivasi AMT – SBT merupakan salah satu metode dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya perubahan diri guna menemukan potensi prima yang masih terbelenggu oleh maindset sosial sehingga menjadi redup dan terabaikan” ujar Barkah.
Berbeda dengan outbond yang dilakukan di ruang terbuka, AMT- SBT diadakan di ruang kelas atau aula pada sekolah tempat dilaksanakannya kegiatan. Trainer Outbond & Motivasi merupakan dosen dari berbagai fakultas di UMMagelang. (RIFA’I-HUMAS)
Apr 6, 2015 | Berita
Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) UM Magelang kembali menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya).
Para peserta dilepas secara resmi oleh Rektor UM Magelang yang diwakili oleh Kepala LP3M Dr. Suliswiyadi, M.Ag di halaman Rektorat UM Magelang pada senin 6 April 2015. Suliswiyadi dalam sambutannya berharap, dengan adanya pengabdian oleh mahasiswa pada masyarakat, akan ada capaian-capaian kinerja yang baik dari program yang telah dirancang untuk meningkatkan kualitas masyarakat, terutama dengan menggerakkan anggota keluarga pada masyarakat setempat. “Sukses anggota keluarga akan berperan pada kemajuan masyarakat”, ujarnya.
Ketua panitia KKN Ir. Moehamad Aman MT dalam laporannya menyampaikan, peserta KKN Tematik Posdaya ke-40 kali ini diikuti 316 peserta yang terdiri dari 191 mahasiswa reguler dan 125 mahasiswa paralel. Para peserta, lanjut Aman, akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan disebar di empat Kecamatan se-Kabupaten Magelang yakni Kecamatan Windusari, Kecamatan Sawangan, Kecamatan Dukun, dan Kecamatan Bandongan.
Di Kecamatan Bandongan 80 peserta KKN UM Magelang diterima secara resmi pada upacara penerimaan di Aula Kantor camat Bandongan. Camat Bandongan yang diwakili Sekcam Ismulaili menyambut baik para peserta KKN UM Magelang. Ia berharap, para peserta KKN dapat menggali potensi-potensi yang pada masyarakat Bandongan untuk dapat dikembangkan. “Masyarakat Bandongan pada umumnya adalah petani sehingga mau tidak mau para peserta KKN harus belajar untuk bercocok tanam meskipun bukan dari jurusan pertanian”, ungkapnya. (RIFA’I-HUMAS)