PENGUMUMAN HASIL UJI KOMPETENSI PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN 26 NOVEMBER 2014
klik untuk melihat Pengumuman hasil uji kompetensi program diploma III Keperawatan 26 November 2014
Feb 13, 2015 | Berita
klik untuk melihat Pengumuman hasil uji kompetensi program diploma III Keperawatan 26 November 2014
Feb 9, 2015 | Berita
Sebagai bentuk penerapan visi dan misi Fikes UMMagelang untuk menjadi program studi Diploma 3 Keperawatan yang Islami, inovatif dan kompetitif di tingkat Nasional sertamenjadi pusat unggulan pengembangan kompetensi tenaga keperawatan dalam perawatan lukapada tahun 2020, Prodi Keperawatan D3 Fikes UM Magelang mengadakan beberapa langkah untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dan tenaga pengajar khususnya di bidang keperawatan luka. Salah satunya dengan mengadakan Pelatihan Perawatan Luka selama dua hari yaitu tanggal 7 dan 8 Februari (Sabtu-Ahad).
Ns. Reni Mareta,M.Kep Ketua Prodi Keperawatan D3 mengatakan, pelatihan yang diadakan di Gedung Fikes tersebut sekaligus sebagai pembelajaran lanjutan dalam mata kuliah modul dan Skill Wound Care yang sudah didapatkan mahasiswa selama perkuliahan.Reni menambahkan, pihaknya mendatangkan tim dari Wocare Bogor dengan lima trainer yang sekaligus praktisi keperawatan luka yaitu Lelik Adiyanto, S.ST,S.Kep Cht CI MNNLP, Ns. Salafudin Yusra, S.Kep,RN,M.Kes,CWCC, Ns. Saifudin Isnani,S.Kep,CWCC, Ns. Endang Murwaningsih,S.Kep,M.Kep,WOC(ET)N, dan Ns. Sifing Lestari, S.Kep,WOC(ET)N.
Selama dua hari, sebanyak 88 peserta mendapatkan materi tentang teori serta praktek penanganan luka dengan mendatangkan tiga pasien dengan luka kronis. “Harapannya peserta dapat lebih memahami teknik-teknik perawatan yang telah disampaikan secara komprehensif,” ungkap Reni. Selain diikuti oleh mahasiswa D3 keperawatan tingkat dua, pelatihan juga diikuti oleh dosenProdi Keperawatan.
Reni menegaskan, sebagai rencana tindak lanjut para peserta diwajibkan mencari satu pasien dengan luka kronis untuk dibawa ke klinik “Sembuh Lukaku” yang dimiliki Fikes UM Magelang di Kampus 2 serta melakukan perawatan disana. Hal tersebut sebagai syarat untuk pengambilan sertifikat Fundamental Wound Care Clinician ( FWCC ). RIFA’I/HUMAS
Feb 7, 2015 | Berita
Prof. Drs. Abdul Malik Fadjar menjadi pembicara kunci (keynote speaker) pada acara Seminar Nasional dan Call for Paper yang diadakan Fakultas Agama Islam UM Magelang hari Sabtu, 7 Februari 2015 di Auditorium Kampus 1. Dalam acara yang dibuka oleh Rektor, Eko Muh Widodo itu, Malik Fadjar yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Menteri Agama itu menyampaikan tentang pentingnya belajar agar tidak menjadi pikun.
Berkaitan dengan tema seminar nasional yakni “Membangun Paradigma Nilai dalam Dinamika Perkembangan Ilmu-Ilmu Keislaman,” Malik Fajdar yang kini menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantipres) itu menyampaikan harapan agar FAI dapat mengambil posisi terdepan dalam mengembangkan pemikiran ke arah global. “Saat ini kelimuan banyak dipandang dari sudut agama (Islam) seperti munculnya ekonomi syariah serta psikologi Islam yang merupakan bagian tak terpisahkan dari aplikasi ilmu keislaman dalam dinamika kehidupan,” ungkapnya.
Pria berusia 76 tahun yang masih energik itu juga menyampaikan harapannya agar seminar yang diadakan dapat membahas tentang perkembangan global sebagai upaya menegakkan tauhid yang menyangkut eksistensi manusia untuk memainkan perannya yang lebih besar dalam kehidupan.
Seminar nasional diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari mahasiswa, dosen serta guru PAI di Kota dan Kabupaten Magelang dengan menghadirkan dua pemateri yakni Dr. Imam Mawardi M.Ag dan Dr. Nurodin Usman Lc, MA. Adapun call for paper diikuti oleh 89 peserta dari berbagai kalangan.
Dalam makalahnya berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Menjawab Tantangan Global” , Imam menyoroti tentang reformulasi kurikulum pendidikan Islam. Dekan FAI UM Magelang tersebut mengungkapkan bahwa kurikulum yang ideal adalah kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai Islami pada setiap bidang kajian dan dikemas secara baik dengan memperhatikan aspek afektif (dzikir), kognitif (pikir), dan psikomotor (amal shalih) secara komprehensif.
Adapun Nurodin Usman dalam makalahnya berjudul “Nilai-Nilai Spiritual Entrepeneurship dalam Meningkatkan Karakter Sumber Daya Insani” mengungkapkan bahwa kecerdasan spiritual entrepeneurship merupakan salah satu kompetensi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan karakter sumber daya insani di masa yang akan datang. Sumber daya insani dengan kecerdasan spiritual entrepeneurship merupakan jawaban adanya disparitas antara tuntutan seorang muslim sebagai hamba Allah dengan seorang muslim sebagai khalifatullah.
Nurodin menambahkan bahwa disparitas menuntut keseimbangan dalam mewujudkan sosok pribadi muslim yang taat beragama tapi juga mumpuni dalam kehidupan. Nurodin mengajui untuk mewujudkannya tidaklah mudah sebab menghadapi banyak tantangan sehingga diperlukan kerja keras dan percepatan untuk mewujudkannya. (YUDIA-HUMAS)
Feb 5, 2015 | Berita
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN yang lain. Salah satu penyebab kematian ibu adalah partus macet yang berhubungan dengan adanya kecemasan, stres dan nyeri. Beberapa daerah di Indonesia memiliki cara-cara tradisional untuk mengatasi nyeri saat bersalin. Kemampuan tersebut diinformasikan dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.
Untuk menghindari dampak tindakan mengatasi nyeri persalinan yang bisa membahayakan ibu maupun janin, maka dilakukan suatu kajian lebih lanjut tentang pengalaman ibu mengatasi nyeri persalinan yang dipengaruhi oleh budaya, nilai-nilai dan keyakinan masyarakat Jawa.
Materi tersebut disampaikan oleh Heni Setyowati, SKp, MKes, dosen Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UM Magelang saat menjadi pembicara pada forum International Conference di Manipal University, Karnataka, India beberapa waktu lalu. Dalam forum yang diikuti oleh peserta dari berbagai negara itu, Heni yang tengah menyelesaikan studi Doktor di Universitas Indonesia itu memaparkan tentang pengalaman ibu dalam mengatasi nyeri selama persalinan.
“Studi yang dilakukan di Jawa Tengah mengungkapkan bahwa para ibu bersalin telah melakukan berbagai upaya secara fisik, psiko-sosial dan spiritual untuk mengatasi nyeri persalinan seperti mengelus-elus perut, menahan rasa nyeri, berdo’a dan sabar,” jelas Heni. Ia menambahkan, sang ibu juga melakukan cara yang berbeda untuk mengatasi nyeri seperti makan gula merah, tebu, minum minyak kelapa yang diletakkan di daun talas, menggosok-gosok tepi tempat tidur dan pintu kamar serta membuka semua pintu rumah yang diyakini apabila semua pintu terbuka maka pintu jalan lahir juga akan terbuka sehingga persalinan segera terjadi.
Konferensi international bertema “Evidence Informed Practice: An Approach to Healthcare Reform” merupakan forum yang terdiri dari seminar dan oral presentasi. Pembicara dalam seminar adalah pakar dalam bidang kesehatan dan keperawatan dari berbagai negara maju, termasuk Amerika.
Dalam kesempatan yang sama, Heni bersama tim juga mempresentasikan hasil penelitiannya tentang “Pembuatan Alat Pain Digital Acupressure (PDA) dan Pengaruhnya terhadap Nyeri serta Lama Persalinan”. Dengan dana hibah dari Dikti yang diperoleh oleh tim sebesar 230 juta, Heni dan tim berhasil membuat alat PDA untuk mengatasi nyeri persalinan dan mempercepat proses persalinan.
Heni mengungkapkan, setelah dilakukan penelitian terhadap 38 orang kelompok PDA dan 38 orang kelompok kontrol, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penurunan skala nyeri sebelum dan setelah dilakukan tindakan pemasangan alat PDA pada 30 menit pertama, 30 menit kedua dan 30 menit ketiga. Penurunan skala nyeri paling tinggi ditemukan pada 30 menit pertama pemasangan alat atau pada awal fase aktif yaitu sebesar 1.79. Sedangkan pada akhir fase aktif penurunan skala nyerinya sebesar 1.13. “Alat PDA juga terbukti mempercepat persalinan khususnya kala dua yaitu rata-rata lama kala dua kelompok PDA adalah 14.36 menit, sedangkan kelompok non PDA adalah 22,50 menit, “ tandasnya. (YUDIA-HUMAS)
Jan 30, 2015 | Berita
Dalam rangka meningkatkan jalinan kerjasama serta optimalisasi peran masing-masing institusi, Program Studi Mesin Otomotif Fakultas Teknik UM Magelang dan Akademi Militer (Akmil) melakukan kerjasama. Kerjasama tersebut terkait dengan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, diantaranya pendidikan dan pengajaran, serta penelitian. Dalam waktu dekat Taruna (mahasiswa) Akmil jurusan Teknik Mesin akan melaksanakan Praktek di Laboratorium Teknik Otomotif UMMagelang untuk Mata Kuliah: Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing-Intelegence (VVT-i) dan Anti-Lock Brake System (ABS).
Rencana kerjasama tersebut disampaikan oleh Mayor Budi Swastomo pada saat berkunjung di Laboratorium Teknik Otomotif yang terletak di Kampus 2 UMMagelang beberapa waktu lalu. Dosen Teknik Mesin Akmil mengatakan, kegiatan Praktek di Laboratorium Teknik Otomotif UMMagelang diharapkan mampu menyiapkan lulusan Taruna Akmil dalam perawatan (maintenance) dan perbaikan (repair) kendaraan tempur. Ia menambahkan,operasi militer membutuhkan pergerakan yang sangat cepat, oleh karena itu kendaraan tempur sebagai pendukung (supporting) operasi militer harus siap (ready) setiap saat, kapan saja dan dimana saja (termasuk medan berat).
Ketua program Studi Mesin Otomotif UMMagelang Saifudin, ST.M.Eng menyampaikan, Sebelumnya juga telah terjalin kerjasama dengan Akmil, diantaranya Laboratorium Teknik Otomotif menjadi tempat pengujian dan pengambilan data untuk Tugas Akhir (TA) mahasiswa Akmil. Saifudin menambahkan, Laboratorium Teknik Otomotif FT UM Magelang sudah dilengkapi dengan media praktek dan peralatan pendukung modern yang up-date sesuai dengan perkembangan teknologi otomotif saat ini. Program Studi Mesin Otomotif UMMagelang berstatus terkreditasi B oleh Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan menduduki peringkat terbaik di Jawa Tengah dan peringkat Enam (6) Nasional.
Dekan FT UM Magelang Oesman Raliby M.Eng yang juga hadir pada saat acara tersebut menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan Akmil menjadikan Laboratorium Teknik Otomotif FT UM Magelang sebagai tempat praktek taruna Akmil jurusan Teknik Mesin. “Akmil merupakan perguruan tinggi besar yang sudah menghasilkan pemimpin-pemimpin besar di negeri ini. Oleh karenanya kerjasama ini semakin memberi motivasi bagi kami untuk terus bekerja lebih baik dan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat termasuk Akmil,” pungkasnya. (YUDIA-HUMAS)