May 22, 2018 | Berita
Akreditasi Program Studi (Prodi) di perguruan tinggi merupakan proses penilaian secara keseluruhan untuk mengetahui komitmen prodi terhadap penyelenggaraan akademik dan manajemen institusi yang didasarkan pada standar akreditasi yang telah ditetapkan. Sebagai progam studi yang tergolong baru, Progam Pascasarjana Magister Pendidikan Islam (MPI) UMMagelang untuk pertama kali diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Akreditasi MPI UMMagelang dilakukan Selasa (22/05) oleh dua asesor yang merupakan pakar di bidang ilmu,profesi dan praktisi yang mewakili BAN-PT dalam penilaian akreditasi program studi. Kedua assesor tersebut yakni Dr. Sangkot Sirait, MA dari UIN Yogyakarta, dan Prof. Dr.H. Akhyak, M.Ag dari IAIN Tulungagung.
Pembukaan Visitasi Akreditasi Manajemen dilakukan di Aula Rektorat Kampus 2 UMMagelang dihadiri jajaran pimpinan universitas serta kepala biro dan lembaga di lingkungan UM Magelang. Rektor UMMagelang, Ir. Eko Muh. Widodo, MT dalam sambutannya berharap visitasi kali ini menjadi pembelajaran bagi dosen di Prodi MPI yang baru pertama kali melakukan visitasi. “Saya percaya seluruh personil di MPI pasti sudah melakukan yang terbaik untuk persiapan akreditasi kali ini. Nanti bisa dilihat bersama-sama hasil visitasi MPI UMMagelang baik dari aspek akademik maupun non akademik,” kata Rektor.
Salah satu assesor yang berasal dari UIN Yogyakarta Dr. Sangkot Sirait, MA mengatakan bahwa tujuannya melakukan visitasi adalah untuk mengklarifikasi atas borang akreditasi yang sudah dibuat. “Kami berdua mendapat tugas dari BAN-PT untuk mengecek beberapa hal yang sekiranya dapat menaikkan grade borang di tahun selanjutnya. Walaupun visitasi ini sedikit tertunda karena borang akreditasi yang kini semakin teliti dan prosesnya yang lama,” jelas Sangkot. Selanjutnya keduanya menuturkan tentang teknis visitasi yaitu pemeriksaan tujuh standar borang akreditasi sebelum akhirnya melakukan evaluasi.
HUMAS
Jan 26, 2018 | Berita
Gerakan pramuka sejatinya merupakan elemen penting dalam dunia pendidikan untuk membentuk kepribadian yang disiplin dan bertanggung jawab.Untuk itu, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Agama Islam (FAI) UM Magelang melakukan pelatihan kepramukaan di Aula Rektorat lantai 3 pada Jumat (26/01).
Pelatihan yang bertemakan “Pelatihan Kepramukaan Guna Meningkatkan Jumlah dan Mutu Anggota Gerakan Pramuka” tersebut diikuti oleh 60 mahasiswa PGMI FAI UM Magelang. “Gerakan kepramukaan ini bertujuan untuk membentuk kepribadian setiap anggota pramuka agar lebih beriman, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai bangsa dan mampu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” kata Ketua panitia acara, Irham Nugroho, M.Pd.I.
Irham juga menambahkan bahwa inisiatif terselenggaranya pelatihan tersebut muncul atas harapan dari stakeholder yang menginginkan lulusan PGMI UM Magelang memilki kecapakan dalam bidang kepramukaan. “Saya berharap dengan pelatihan kepramukaan ini, mahasiswa PGMI memiliki bekal materi kepramukaan yang nantinya bisa digunakan ketika mereka terjun ke sekolah atau madrasah,” tutur Irham.
Dekan FAI UM Magelang, Dr. Nurodin Usman, Lc., MA dalam sambutannya menyampaikan dukungannya terhadap acara ini. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Sebagai tenaga pengajar, lulusan PGMI UM Magelang harus memilki keahlian lain seperti kepramukaan,” kata Nurodin. Ia juga berharap para peserta dapat mengikuti acara sampai akhir, karena materi ini akan sangat berguna bagi para peserta setelah mengajar.
Materi pelatihan kepramukaan disampaikan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Racana Tidar Diwangkara di UM Magelang yang meliputi pelatihan keracanaan, pelatihan tali – temali dan materi kompas arah mata angin. Selain itu peserta juga diberikan yel-yel penyemangat untuk menghidupkan suasana baik di dalam ruangan maupun luar ruangan.
HUMAS
Jan 8, 2018 | Berita
Bersamaan dengan peringatan milad ke-105 Muhammadiyah di penghujung tahun 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang (UM Magelang) mulai membangun masjid kampus yang telah lama dinanti kehadirannya oleh warga kampus di tengah-tengah atmosfer akademik.
Sebagai langkah dimulainya pembangunan masjid kampus tersebut, pada hari Sabtu 30/12 diadakan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. Abdul Mu’ti M.Ed disaksikan oleh wakil sekretaris Pimpinan Wilayah Muhamadiyah Jawa Tengah, pengurus Badan Pembina Harian (BPH) UM Magelang serta Rektor dan wakil Rektor.
Dalam laporannya, Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT menyampaikan, pembangunan masjid tersebut direncanakan selesai dalam waktu satu tahun sehingga pada awal Januari 2019 sudah dapat digunakan. Bangunan tiga lantai tersebut, lanjut Rektor, selain digunakan sebagai tempat ibadah juga digunakan sebagai pusat kajian ilmu Islam serta kegiatan lain yang menunjang kegiatan akademik bernuansa religi lainnya.
Rektor juga menyampaikan bahwa pembangunan masjid tersebut nantinya akan menelan biaya sebesar 5 milyar. Dana pembangunan masjid seluas 1200 m² tersebut sebagian berasal dari infak pegawai UM Magelang dan jamaah.
Ketua Lembaga Pengembangan dan Pembinaan Studi Islam (LP2SI) UM Magelang, Tohirin M.Ag yang juga ketua panitia kegiatan mengatakan, sebanyak dua ribu jamaah yang diundang dalam acara yang sekaligus sebagai momen peringatan milad ke-105 Muhammadiyah se-Kedu di UM Magelang. Audiens selain berasal dari pegawai dan mahasiswa UM Magelang juga berasal dari pegurus dan anggota PDM dan PCM di lingkungan kota dan kabupaten Magelang. Selain itu juga ratusan alumni UM Magelang yang turut berkontribusi dalam pembangunan masjid.
Acara utama yang diadakan di halaman Gedung Fikes Kampus 2 UM Magelang itu yakni Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. Ia menyampaikan bahwa masjid sebagai tempat mendekatkan diri kepada Allah dengan segala aktualisasinya baik melalui ibadah mahdhah yakni sholat maupun sebagai pusat kajian ilmu agama. Oleh sebab itu Mu’ti tidak sependapat bila masjid digunakan sebagai tempat untuk menyampaikan pesan-pesan politik. “Saya menghimbau kepada warga Muhammadiyah agar tidak menggunakan masjid sebagai tempat untuk menyampaikan pesan-pesan politik,” himbau Mu’ti.
Menyinggung tentang kontribusi Muhammadiyah terhadap berbagai konflik yang melanda umat Islam di dunia, Mu’ti mengatakan bahwa sampai dengan 30 September 2017 Muhamamadiyah melalui LazisMu menyumbangkan 20 milyar untuk pengungsi Myanmar. Jumlah tersebut merupakan nonimal terbesar dalam daftar donatur Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM). Selain itu Muhammadiyah juga mengirim relawan untuk memberikan dukungan bagi Palestina.
Dalam kesempatan itu wakil sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Drs.Wahyudi M.Pd memberikan sambutan serta me-launching Program Pendidikan setara satu tahun Al Islam Kemuhammadiyahan bagi pegawai Amal Usaha Muhammadiyah di wilayah Jawa Tengah.
(HUMAS)
Dec 27, 2017 | Berita
Persepsi sebagian siswa banyak yang menganggap bahwa Matematika merupakan pelajaran yang lebih sulit dibandingkan dengan yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut Progam Studi (Prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Agama Islam (FAI) UM Magelang mencoba memberikan solusi pembelajaran Matematika yang menarik melalui Pelatihan Jaritmatika yang diadakan kemarin Sabtu, 23/12.
Pelatihan yang dilaksanakan di Aula Fikes lantai 2 UM Magelang tersebut mengusung tema “Keajaiban Jari-Jariku dalam Berhitung Cepat dan Mengasyikkan”. Ketua panitia, Norma Dewi Shalikhah, M.Pd.I mengatakan bahwa kegiatan pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan dan mengimplementasikan metode jaritmatika dalam pembelajaran matematika di SD dan MI. “Kegiatan ini diikuti oleh 130 peserta yang terdiri dari mahasiswa PGMI semester 1 hingga 7 dan delegasi guru MI Magelang. Semoga pelatihan ini dapat menjadi bekal bagi para peserta untuk mengajarkan matematika dengan metode yang menarik,” ungkap Norma.
Dr. Nurrodin Usman, Lc.Ma, Dekan FAI UM Magelang, ketika membuka kegiatan pelatihan mengatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) para guru sebagai pendidik. “Saya berharap para guru dan mahasiswa dapat memanfaatkan pelatihan ini sebagai ajang menggali ilmu sehingga tercipta metode pembelajaran matematika yang menarik,” jelas Nurrodin.
Pelatihan jaritmatika menghadirkan narasumber Tolkhah, S.Pd.I, seorang guru dan pakar jaritmatika. Dalam meterinya, Tolkhah memberikan berbagai tips dan trik mengerjakan beberapa masalah perhitungan dengan mudah. “Menghitung dengan mudah dapat dilakukan dengan media jari tangan kita. Tidak perlu mahal dan membeli alat hitung yang berkualitas tinggi. Cukup menggunakan anggota tubuh yang telah Allah berikan untuk kita,” jelas Tolkhah kepada para peserta.
Tolkhah memperkenalkan berbagai cara perhitungan mulai dari menambahkan angka puluhan hingga ratusan, bahkan perkalian menggunakan jari-jari tangan. “Ketika ada perkalian lebih dari 10, maka dapat menggunakan jari. Caranya yang pertama simpan di otak kita angka 100. Yang kedua yaitu jari berdiri dihitung sebagai puluhan di tambahkan. Selanjutnya, jari berdiri yang digunakan sebagai satuan, dikalikan. Setelah itu tinggal menggabungkan angka 100 + puluhan + satuan,” terang Tolkhah. Selain itu menurutnya ada beberapa hal yang harus dilakukan pendidik di usia dasar siswa mengenal perhitungan. “Dasar berhitung yang kuat harus ditekankan ketika kelas 1,2, dan3 di SD. Selain itu hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan metode yang menarik dan sesuai dengan kemampuan anak,” tandasnya.
HUMAS
Aug 28, 2017 | Berita
Untuk membuka wawasan mahasiswa tentang kepribadian seorang guru yang inspiratif serta memberikan gambaran tentang tugas guru dalam menyajikan pembelajaran yang lebih menarik kepada siswa, Prodi Penddidkan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islama UM Magelang mengadakan Studium General hari Sabtu 26/8 di Aula Fikes Kampus 2 UM Magelang.
Akhmad Baihaqi, M. Pd. I, ketua panitia mengatakan, Studium General bertema
“Menjadi Guru Inspiratif Menuju Indonesia Berkemajuan“ itu diikuti sekitar 200 mahasiswa baik kelas reguler, paralel serta mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Selain itu, kata Baihaqi, para dosen PAI juga mengikuti kuliah umum yang disampaikan oleh Dr. Muqowim, M. Ag (Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Sunan kalijaga Yogyakarta).
Muqowim antara lain menyampaikan, guru yang berkepribadian enerjik, ceria, dan menginspirasi merupakan kebutuhan sehingga suasana mengajar menjadi menyenangkan. Hal tersebut sebagai konsekuensi dari tugas guru yang semakin kompleks di dunia pendidikan. “Saat ini masih banyak ditemui guru yang sangat membosankan ketika mengajar,” ujar Muqowim.
Solusinya, ujar Muqowim yang juga seorang motivator handal, yakni guru harus mau meningkatkan kemampuan diri dan banyak belajar dengan memanfaatkan teknologi serta banyak membaca. “Selain itu juga sering mengikuti pelatihan dan berniat bersungguh-sungguh untuk maju,” ungkapnya. Dengan bersungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan jalan dan memberikan kemudahan.
Selain itu pemateri juga memberikan contoh metode atau cara yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa, antara lain dengan mendongeng atau mengajak siswa melakukan kegiatan di luar kelas berupa pengenalan alam. Para peserta antusias mengikuti acara hingga selesai. Ahwy, salah satu peserta mengaku mendapatkan pencerahan dari acara tersebut. “Metode yang disampaikan sederhana tapi mengena,” ujarnya. (Humas)