Sep 27, 2018 | Berita
Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UM Magelang bekerjasama dengan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fikes UM Magelang kembali mengadakan Pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) di Kampus 2 Mertoyudan., Kamis (27/9). Ns. Sigit Priyanto, M.Kep, ketua IKA sekaligus ketua panitia kegiatan mengatakan, PPGD merupakan kegiatan yang rutin digelar setahun sekali.
Kali ini 126 mahasiswa mengikuti kegiatan yang mendatangkan trainer dari tim Jakarta Medical dan Training Services (JMS) 119. Ke-126 peserta tersebut terdiri dari 37 mahasiswa S1 Keperawatan dan 80 mahasiswa D3 Keperawatan, disamping peserta lain dari RS di sekitar Magelang. “Peserta mahasiswa adalah calon wisudawan yang akan diwisuda tanggal 20 Oktober mendatang,” ujar Sigit.
Sigit yang juga Kaprodi S1 Keperawatan Fikes UM Magelang menambahkan, acara yang dibuka oleh Dekan Fikes Puguh Widiyanto, M.Kep itu bertujuan utnuk membekali lulusan Fikes dalam kemampuan menghadapi bencana terlebih Magelang tergolong daerah yang rawan bencana. Selain itu, lanjut Sigit, adalah juga untuk memberikan sertifikasi tambahan lulusan sehingga mampu berkompetisi dalam dunia kerja. “Kegiatan ini sesuai dengan visi Prodi Ilmu Keperawatan yakni menjadi prodi ilmu keperawatan yang Islami, inovatif, kompetitif unggul di bidang kegawatdaruratan dan terapi komplementer. Adapun visi prodi D3 Keperawatan yakni menjadi program studi D-3 Keperawatan yang Islami, inovatif, kompetitif unggul di bidang keperawatan luka, “ papar Sigit.
Selama empat hari yakni hingga Ahad mendatang (30/9) peserta akan mendapatkan materi dan praktek di kelas. Puncaknya hari Ahad berupa gladi penanganan bencana dengan tema simulasi mengenai rekayasa tabrakan massal serta peledakan gedung dengan menggunakan lokasi lapangan Pandansari Mertoyudan. “Dalam gladi tersebut peserta mensimulasikan evakuasi korban peledakan gedung dan ledakan massal dan mengikutsertakan tim Mapala, Satpam, Polsek Mertoyudan serta tim Ambulans dengan menerapkan prinsip Triage yaitu prioritas penanganan emergency serta urgency berikutnya yang non urgency, “ pungkas Sigit.
Materi pertama disampaikan oleh dr. Panondang, Sp.B dari JMS yang membahas tentang Penatalaksanaan Pasien akibat Trauma Kepala, Spinal, Thorax, Abdomen, Musculos Keletal dan Luka Bakar. Selain menyampaikan metari, ia juga mempraktekkan penanganan trauma pada leher, serta cara memberikan sirkulasi pernafasan.
HUMAS
Sep 24, 2018 | Berita
Sembilan Perguruan Tinggi (PT) yang mendapat pendanaan Pengabdian Masyarakat (Abdimas) di Jawa Tengah dan DIY berkumpul di UM Magelang untuk mengikuti Monitoring dan Evaluasi (Monev) Eksternal Abdimas Tahun Pelaksanaan 2018. Ke-9 PT tersebut yakni Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Gajah Mada, Universitas Janabadra, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Universitas Tamansiswa Yogyakarta, Universitas Widya Mataram, UM Purworejo, dan UM Magelang.
Dr. Heni Setyowati ER,S.Kp,M.Kes, Ketua Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) UM Magelang mengatakan, sebanyak 96 peserta mengikuti kegiatan yang diadakan selama tiga hari yakni Jumat hingga Ahad, (21-23/9) tersebut. “Jumlah skim abdimas dari 9 PT sebanyak 24 skim dimana 8 diantaranya berasal dari UM Magelang,” ujar Heni. UM Magelang menjadi tuan rumah karena skim yang diperoleh merupakan yang terbanyak diantara 8 PT lainnya.
Selain presentasi yang diadakan di hari pertama, imbuh Heni, para peserta juga melakukan kunjungan ke lokasi mitra masing-masing selama dua hari. Ke-9 PT tersebut mempresentasikan hasil abdimas di depan tim monev yang terdiri dari reviewer dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Ristekdikti Ir. I Ketut Sardiana, M. Si, serta pendamping juga dari DRPM Ristekdikti. Dalam acara yang dibuka oleh Wakil Rektor 1 Bidang Akademik, Dr. Purwati, MS itu, Heni berharap agar monev dapat meningkatkan mutu pelaksanaan program abdimas yang telah didanai DRPM tahun 2018, selain meningkatnya jejaring antar PT dalam kegiatan abdimas.
Salah satu dosen UM Magelang yang mengikuti monev, Dr. Muji Setiyo, MT, dosen UMMagelang yang meneliti tentang PPUD Kopi Robusta Lokal Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah mengatakan bahwa dalam abdimas, partsisipasi mitra memegang peranan penting. Dalam kegiatannya, mitra aktif mengikuti forum asosiasi UKM Kopi Temanggung serta aktif dalam kegiatan pelatihan, selain juga mengembangkan layout tempat produksi. ”Target Tahun pertama kegiatan abdimas tentang kopi Temanggung ini adalah perbaikan proses dan manajemen produksi sehingga pada tahun ketiga dapat meningkatkan nilai aset dan omset UKM,” ujar Muji yang mendapatkan dana senilai 300 juta untuk kegiatan abdimas selama tiga tahun tersebut.
HUMAS
Sep 20, 2018 | Berita
Sebagai sesama Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang secara geografis berdekatan satu sama lain, UM Magelang dan UM Purworejo sejatinya telah lama menjalin kerjasama dalam berbagai bidang. Kedua PTM yang hanya berjarak sekitar 40 KM itu juga memiliki keterikatan secara histori karena berasal dari embrio yang sama yakni IKIP Muhammadiyah Jakarta kala itu, lebih dari 50 tahun lalu.
Kini, kedua PTM tersebut menuangkan kerjasama yang telah terjalin dalam suatu nota kesepahaman yang ditandatangani dalam MoU hari Rabu, 19/9 di Ruang Rapat Gedung Rektorat UM Purworejo. Dalam acara tersebut Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT didampingi Kepala Biro Marketing dan Kerjasama (BMK) UM Magelang Dr. Imron MA beserta staff hadir dan diterima Rektor UM Purworejo beserta jajaran pimpinan dan kepala lembaga di beberapa unit.
Drs. Supriyono, M.Pd, Rektor UM Purwoejo menyambut baik penandatanganan MoU tersebut mengingat kerjasama yang sudah terjalin selama bertahun-tahun di berbagai bidang namun belum diformalkan dalam bentuk nota kesepahaman. “Pihak UM Magelang banyak membantu UM Purworejo dalam bentuk sharing ilmu di berbagai bidang. Saya berharap agar MoU ini dapat semakin mempererat silaturahim serta dapat maju bersama sebagai sesama PTM yang hampir senasib,” ujar Supriyono sesaat sebelum menandatangani MoU.
Adapun Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT mengungkapkan, UM Magelang dan UM Purworejo memiiliki beberapa kesamaan antara lain kerangka akademik, SDM, serta jumlah mahasiswa. “Berbeda dengan MoU pada umumnya yang baru akan direalisasikan setelah penadatanganan nota kesepahaman, kerjasama antara UM Maelang dan UM Purworejo sudah dilakukan atau direalisasikan, hanya saja belum dituangkan dalam perjanjian tertulis. Nah, hari inilah momen tersebut dilakukan,” kata Eko.
Nota kesepahaman antara UM Magelang dan UM Purworejo yang ditandatangani yakni tentang kerjsama Catur Dharma meliputi bidang pendidikan, penelitian, pengabdian serta Al Islam Kemuhammadiyahan. Selain itu juga kerjsama di bidang pengembangan dan pemberdayaan SDM dan Penjaminan Mutu Internal. Kerjasama tersebut berlangsung selama lima tahun dan dapat dilanjutkan sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
HUMAS
Sep 18, 2018 | Berita
Indonesia menjadi negara paling rawan terhadap bencana dibandingkan negara-negara lain di dunia. Hal tersebut karena letak geografis Indonesia di daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Disamping itu juga bencana lain seperti letusan gunung berapi, tanah longsor, kekeringan, banjir, serta kebakaran hutan. Pantaslah bila Indonesia disebut sebagai supermarket bencana.
Untuk itulah dibutuhkan manajemen penanggulangan bencana yang meliputi pra, tanggap, dan paska bencana. Hal tersebut merupakan upaya untuk menekan jumlah kerugian dan korban serta penanganan pengungsi secara terencana dengan fase siaga darurat, tanggap darurat, dan pemulihan darurat. Dalam kondisi ini berbagai pihak harus bersinergi untuk mencapai tujuan penanggulangan bencana.
Hal tersebut diungkapkan oleh Didik Wahyu Nugroho, ST, Kasie Kegawatdaruratan BPBD Kabupaten Magelang saat menyampaikan paparan tentang Dasar-Dasar Penanggulangan Bencana pada acara Seminar Kegawatdaruratan “First Aid in Disaster Nursing Update” Selasa (18/9). Selain Didik, pemateri lain yakni Eko Susanto S. Kep, NS Kepala Ruang IGD RSU Tidar Magelang, serta Ns. Nurul Hidayah, MS, dosen Fikes UM Magelang.
Eko yang menyampaikan materi tentang Cardiac Arrest mengungkapkan bahwa henti jantung atau cardiac arrest merupakan kondisi dimana detak jantung berhenti secara tiba-tiba. “Pada kondisi seperti ini organ yang paling cepat mengalami kerusakan adalah otak karena otak hanya mampu bertahan jika ada asupan glukosa dan oksigen. Jika dalam waktu kurang dari 10 menit otak tidak mendapatkan asupan maka otak akan mengalami kematian permanen dan menyebabkan kematian pada penderita,” kata Eko. Untuk itu, lanjutnya, penanganan pre hosipital adalah dengan melakukan restitusi jantung dan paru-paru untuk mendukung sirkulasi peredaran darah sampai tersedia perawatan medis yang pasti.
Adapun Nurul Hidayah yang membahas tentang Trend dan Isssue Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis mengungkapkan, pelayanan gawat darurat bertujuan untuk menyelamatkan jiwa dan organ dengan diagnosa yang tepat dan cepat. Beberapa tindakan yang berkaitan dengan etik gawat darurat dan kritis seperti euthanasia atau tindakan mengahkiri hidup pasien atas dasar medical futility dan Do Not Resuscitase (DNR) atau kebijakan yang diambil pihak keluarga maupun pasien dalam tindakan medik penyelamatan jiwa. “Jadi perawat kritis harus terus meningkatkan pengetahuannya tentang hal tersebut termasuk mempelajari alat dan teknologi telemedicine ,” ujar Nurul.
Seminar yang diadakan di Aula Fikes itu diikuti 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa S1 Keperawatan UM Magelang semester 5 dan 7, para perseptor klinik (IGD dan ICU) di RS wilayah Kedu, serta dosen Keperawatan Fikes UM Magelang. Ns.Sigit Prijanto , M.Kep, Kaprodi S1 Keperawatan Fikes mengatakan bahwa seminar ini bertujuan memberikan bekal terutama bagi mahasiswa dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga medis yang dapat memberikan pertolongan dalam kegawatdaruratan. (HUMAS)
Sep 12, 2018 | Berita
Untuk meningkatkan keterampilan bagi mahasiswa, Tim Pokja Softskill UMMagelang mengadakan Training of Trainer Soft Skill : Interpersonal Skill dan Leadership Skill. Kegiatan berlangsung dua hari yakni Sabtu danAhad (8-9/9) di Hotel Safira Magelang.
Kegiatan yang diikutii oleh 20 peserta trainer itu dibuka langsung oleh Ir. Eko Muh Widodo, MT, Rektor UMMagelang. Dalam sambutannya, rektor menegaskan bahwa kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan interpersonal dan kepemimpinan bagi Tim Pokja Soft Skill sehingga dalam implementasinya dapat diterapkan untuk mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. “Mahasiswa pada era revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini diharapkan memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang lebih meningkat dan lebih baik lagi, “ harap Rektor.
Materi Softskill diharapkan dapat masuk dalam cakupan Satuan Kredit Semester (SKS) di setiap program studi yang ada di UMMagelang sebagai salah satu mata kuliah. Soft skill mencakup empat aspek, yaitu intrapersonal skill, interpersonal skill, leadership skill dan entrepreneurship.
Kegiatan ini juga mendatangkan pembicara dari UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, yaitu Bono Setyo selaku Direktur ComTC (Center of Communication Studies and Training) UIN Sunan kalijaga.. Bono menjelaskan, bahwa pencapaian keberhasilan sebuah keterampilan interpersonal adalah tentang substansi atau kebermakanaan sebuah komunikasi, komunikasi yang efektif, dan hukum komunikasi efektif. “Hal-hal tersebutlah yang harus dipahami secara mendasar bagi Tim Pokja Soft Skill, “ kata Bono.