UMMAGELANG TUAN RUMAH RAKORNAS LPCR 2018

UMMAGELANG TUAN RUMAH RAKORNAS LPCR 2018

Pada Jumat-Minggu (19-21/10) UMMagelang ditunjuk PP Muhammadiyah sebagai tuan rumah Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (Rakornas LPCR) Muhammadiyah. Kegiatan berlangsung selama tiga hari dilingkungan Kampus 2 UMMagelang. Kegiatan tersebut dihadiri peserta sebanyak 140 orang dari berbagai perwakilan Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) diseluruh Indonesia.

Rektor UMMagelang, Eko Muh Widodo menyampaikan banyak terima kasih kepada PP Muhammadiyah karena telah mempercayakan UMMagelang sebagai tuan rumah Rakornas LPCR.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ajang silaturahmi dan memperkenalkan UMMagelang dengan pengurus-pengurus wilayah, cabang, dan ranting Muhammadiyah, tambah Rektor.

Dalam sambutannya, Jamaludin menyampaikan pada kegiatan LPCR kali ini dihadiri oleh 40 cabang dan ranting Muhammadiyah unggulan dari masing-masing PWM diseluruh Indonesia. Keempatpuluh cabang dan ranting ini diharapkan dapat menampilkan hasil karya atau usaha melalui Nasional Expo.

Pokok pelaksanaan Rakornas LPCR yaitu pemetaan keaktifan cabang dan ranting Muhammadiyah. Tambah Jamaludin yang merupakan Wakil Ketua LPCR PP Muhammadiyah.

Djumari selaku Ketua PDM Kabupaten Magelang juga menambahkan dalam sambutannya bahwa berjalannya kegiatan LPCR ini tidak terlepas dari dukungan Amal Usaha Muhammadiyah diwilayah Kabupaten Magelang serta dukungan dari Pengurus Ranting Gunungpring, Muntilan.

Kegiatan Rakornas LPCR diakhiri dengan Nasional Expo yang memamerkan hasil-hasil dari Amal Usaha Muhammadiyah yang berasal dari cabang dan ranting terbaik dimasing-masing wilayahnya.

 

HUMAS

MENYONGSONG ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0, PRODI FARMASI UMMAGELANG ADAKAN STUDIUM GENERALE

MENYONGSONG ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0, PRODI FARMASI UMMAGELANG ADAKAN STUDIUM GENERALE

Revolusi Industri 4.0 adalah pola mengubah cara hidup, bekerja, berhubungan satu sama lain pada berbagai bidang. Untuk menghadapi era tersebut, maka diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan.

Sektor kesehatan merupakan sektor yang mendapat pengaruh kuat dalam perkembangan era revolusi industri 4.0 karena pemanfaatan teknologi untuk memantau status kesehatan seseorang atau status kepatuhan pasien mengkonsumsi obat yang diresepkan sangat membantu tenaga kesehatan dan farmasi untuk mencapai tujuan terapi pasien.

Pada Jumat (19/10) Prodi Farmasi UMMagelang membekali mahasiswa semester 1 pada acara Studium Generale “Dunia Farmasi di Era Revolusi Industri 4.0”. Kegiatan berlangsung di Aula Fikes UMMagelang.

Kegiatan studium generale dibuka secara resmi oleh Dekan Fikes Ns. Puguh Widiyanto, M.Kep. Dekan menyampaikan dalam sambutannya diharapkan farmasis masa depan dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam era revolusi industri 4.0.

Dalam kegiatan ini, narasumber menyampaikan tentang literasi masyarakat dalam penggunaan obat masih sedikit. Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa penyakit dapat sembuh tanpa mengkonsumsi obat. Kata Yulianto selaku narasumber.

Yulianto yang juga praktisi akademisi Universitas Islam Indonesia menambahkan bahwa dalam memberikan pengetahuan tentang obat kepada masyarakat dapat melalui GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat).

Kegiatan studium general ini diawali dengan kegiatan senam GeMa CerMat secara massal dari mahasiswa Prodi Farmasi.

HUMAS

RATUSAN MAHASISWA KEPERAWATAN UM MAGELANG  IKUTI TERAPI KOMPLEMENTER

RATUSAN MAHASISWA KEPERAWATAN UM MAGELANG IKUTI TERAPI KOMPLEMENTER

Terapi komplementer merupakan terapi pelengkap yang perlu dimiliki oleh perawat selain kompetensi keperawatan lainnnya. Kebutuhan masyarakat yang meningkat dan berkembangnya penelitian terhadap terapi komplementer menjadi peluang perawat untuk berpartisipasi sesuai kebutuhan masyarakat. Terpi alternatif ini juga menjadi program keunggulan dari Prodi S1 Keperawatwan Fikes UM Magelang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Puguh Widiyanto, M.Kep, Dekan Fikes UM Magelang saat menyampaikan sambutan  dalam acara Studium Generale Terapi Komplementer pada Pelayanan Keperawatan dengan tema  Mudah, Berkah, dan Rejeki Berlimpah , Senin 10/9 di Aula Fikes Kampus 2 UM Magelang.

Sebanyak 215 mahasiswa S1 Keperawatan Fikes termasuk mahasiswa baru  mengikuti acara kuliah umum yang juga diikuti oleh Kaprodi dan  dosen S1 Keperawatan  Fikes UM Magelang tersebut. Dr. Hanung Prasetya S. Kp, S. Psi, M.Si (Psi), pakar terapi komplementer yang juga  tenaga pendidik di Poltekes Solo menjadi pembicara dalam kuliah perdana itu.

Dalam pemaparannya Hanung menyatakan bahwa Terapi Komplementer sangat diperlukan oleh perawat dalam menghadapi pasien. Terapi ini antara lain meliputi meditasi, relaksasi, dan yoga yang dapat menyembuhkan fisik pasien secara psikis.”Regulasi tentang terapi komplementer juga telah diatur oleh pemerintah dalam UU no.38 Tentang Keperawatan  Tahun 2014 pasal 30 dimana dalam menjalankan tugasnya perawat dibekali dengan terapi komplementer. Ia juga menegaskan bahwa terapi komplementer lebih ampuh daripada konseling yang dilakukan di puskesmas.

Hanung yang telah berpengelaman mempraktekkan ilmu terapi komplementer menuturkan bahwa setiap orang pada dasarnya bisa menghipnotis dan bisa dihipnotis. Untuk itu, ia mengaplikasikan salah satu kegiatan terapi komplementer dengan “menghipnotis” ratusan peserta kuliah umum. Beberapa peserta bahkan dapat benar-benar terhipnotis secara total. Pada sesi itu Hanung juga memberikan terapi bagi perokok dan juga praktek  terapi pada pasien migrain. “Untuk menghilangkan kecemasan, tekan titik tertentu, maka rasa cemas akan hilang,” kata Hanung.

Melalui kuliah umum yang berlangsung tiga jam itu Hanung menekankan bahwa profesi perawat dengan keunggulan menguasai terapi komplementer yang mudah dipelajari, dapat memberikan penghasilan sebagai perawat mandiri.

 

HUMAS

TINGKATKAN KOMPETENSI, D3 FARMASI UM MAGELANG ADAKAN WORKSHOP

TINGKATKAN KOMPETENSI, D3 FARMASI UM MAGELANG ADAKAN WORKSHOP

Kemajuan ilmu kesehatan dan pergeseran paradigma profesi farmasi di bidang pelayanan kesehatan dari drug oriented ke patient oriented menuntut peningkatan peran tenaga kefarmasian yang bekerja di rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuannya melalui pendidikan dan pelatihan.

Pelayanan kepada pasien baik berupa informasi farmasi serta pengetahuan tentang penggunaan alat-alat kesehatan menjadi topik yang perlu untuk disampaikan dan diaplikasikan dalam ranah akademik di lingkungan mahasiswa farmasi. Untuk membahas dua hal tersebut, Prodi D3 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UM Magelang mengadakan workshop selama dua hari yakni Selasa dan Rabu (3-4/7) di Aula Fikes Kampus 2 UMMagelang.

Ni Made Ayu Nila, M.Sc. Apt, ketua panitia kegiatan yang juga dosen Farmasi Fikes UM Magelang mengatakan, pada hari pertama yakni Selasa, topik workshop yang dibahas yakni Teknik Aseptik pada Pencampuran Sediaan Steril dengan menghadirkan dua pembicara. Keduanya adalah Dr. Vita Rahmawati, Sp.FRS, Apt, akademisi yang juga Sekretaris Prodi Magister Farmasi Klinik UGM, serta Widarika Hapsari M.Sc,Apt, akademisi UM Magelang.

Pada hari kedua, ujar Ayu, topik workshop adalah Pelayanan Kefarmasian secara Elektronik  dalam Konsep dan Aplikatif dengan dua pembicara yakni MT Ghozali, M.Sc.Apt, akademisi UMY yang juga Koordinator Bidang IT di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY. Pembicara lain yakni Herma Fanani Agusta, M.Sc, akademisi UMMagelang.

Ayu menambahkan, workshop diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari peserta internal dan eksternal. “Peserta internal berasal dari mahasiswa  D3 Farmasi  semester 5. Adapun peserta eksternal berasal dari tenaga kefarmasian dan apoteker dari RS, pengurus dan anggota Persatuan Ahli  Farmasi Indonesia (PAFI) serta Ikatan Apoteker Indonesia (IAI),” kata Ayu. Para peserta yang mendapatkan fasilitas piagam, snack, coffe break, dan lunch  imbuh Ayu, tidak dipungut biaya sepeserpun.

Heni Lutfiyati M.Sc, Apt, Ketua Prodi D3 Farmasi  Fikes UMMagelang yang menjadi moderator pada acara tersebut mengungkapkan, dalam pelatihan  yang berlangsung dari pagi hingga sore hari tersebut, peserta tidak hanya mendapatkan materi secara teori tetapi juga mempraktekkan antara lain tentang handling sitostatika.

“Salah satu orientasi kepada pasien yakni meningkatkan kualitas pelayanan melalui alat-alat yang dipakai untuk pengobatan, diantaranya sitostatika atau pengobatan kanker dimana pencampuran obat suntik dan penanganan sitostatika haruslah dilakukan oleh apoteker instalasi farmasi rumah sakit. Disamping itu juga tentang informatika farmasi  dengan fokus pada pengobatan yang berhubungan dengan data dan informasi serta pengetahuan dalam sistem kesehatan, termasuk penggunaan analisis dan penyebaran dalam pengiriman obat yang optimal terkait pengobatan dan kesembuhan pasien,” tegas Heni.

Ia menandaskan, pelatihan tersebut sangatlah perlu dan penting terutama untuk mahasiswa D3 Farmasi UMMagelang agar kelak ketika bekerja mereka sudah mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang hal tersebut.

 

HUMAS

UM Magelang adakan sosialisasi G to G ke Jepang dan G to P ke Taiwan

UM Magelang adakan sosialisasi G to G ke Jepang dan G to P ke Taiwan

Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UM Magelang mengadakan sosialisasi program G to G ke Jepang dan G to P ke Taiwan pada Jumat (08/12). Kegiatan sosialisasi tersebut dilakukan dalam rangka persiapan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) dalam pembukaan pendaftaran penempatan TKI Nurse dan TKI Careworker untuk tahun penempatan 2018.

Sosialisasi yang diadakan di aula lantai 3 Fikes UM Magelang diikuti oleh 100 mahasiswa keperawatan UM Magelang, yang terdiri dari alumni dan mahasiswa semester 7. Dekan Fikes UM Magelang, Puguh Widiyanto, S.Kep.,M.Kep dalam sambutannya mengatakan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan informasi bagi para alumni dalam bekerja. Selain itu, untuk mahasiswa semseter 7, sosialisasi ini dapat dijadikan pandangan untuk menentukan cita-cita mereka setelah lulus nanti. “Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi peluang bagi para mahasiswa untuk berkarir secara internasional,” kata Puguh.

Salah satu pemateri sosialisasi berasal dari BP3TKI, yaitu Suparjo, S.H mengatakan bahwa ada 4 skema penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Yang pertama yaitu skema Goverment to Goverment atau yang sering disebut dengan G to G. Dalam skema tersebut merupakan pengiriman TKI antar pemerintah, seperti yang terjadi di instansi-instansi, termasuk dibidang keperawatan. Yang kedua adalah skema Goverment to Privat atau G to P. Skema ini adalah pengiriman TKI dari pihak pemerintah ke sektor swasta. Yang ketiga yaitu Privat to Privat atau P to P dan skema kemandirian. “Untuk 2 skema terakhir tidak akan saya ulas disini, karena skema yang akan ditekankan disini adalah skema G to G dan G to P,” jelas Suparjo.

Pemateri lainnya yang turut dihadirkan yaitu Ahmad Sihabudin, Kepala Subbidang Pendidikan (kasubdik) Kerjasama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Ahmad memberikan materi mengenai perbedaan Nurseworker dan Careworker. “Untuk perbedaan yang signifikan diantara keduanya yaitu kontrak kerjanya. Nurseworker memiliki kontrak kerja selama 3 tahun, sedangkan untuk Careworker adalah 4 tahun,” tutur Akhmad.

Ahmad juga menyampaikan tentang proses tahapan penempatan skema G to G ke Jepang. Prosesnya dimulai dari pendaftaran online, verifikasi dokumen, dilanjutkan tes kemampuan keperawatan dan psikotes, kemudian interview. Setelah lolos barulah dilanjutkan dengan Medical Chek Up Indonesia (MCUI), matching I & 2, pembuatan paspor bagi yang belum mempunyai paspor. Selanjutnya akan dilaksanakan MCU yang ke2 dilaksanakan di Jepang, pra departure orientation. Setelah pemberangkatan, selanjutnya diadakan pelatihan bahasa Jepang selama 6 bulan.

Humas