HES UMMagelang adakan seminar Nasional

HES UMMagelang adakan seminar Nasional

“Sekarang ini muncul berbagai permasalahan baru tetang ekonomi syariah yang bermuara ke pengadilan agama. Biasanya dikarenakan masalah akad dalam ekonomi syariah yang berbeda dengan pelaksanaanya. Untuk itu peran Pengadian Agama (PA) sangat penting dalam membantu menyelesaikan sengketa peradilan ekonomi syariah”.

Hal tersebut diungkapkan oleh Rektor UMMagelang, Ir.Eko Muh Widodo,MT dalam pembukaan acara seminar nasional  “Optimalisasi peran Pengadilan Agama dalam Penyelesaikan Sengketa Ekonomi Syariah”  pada kamis (12/04). Seminar yang diadakan Progam Studi (prodi) Hukum Ekonomi Syariah (HES) tersebut dilakukan di Aula Fakultas Kesehatan (Fikes) Kampus 2 UMMagelang. Dalam sambutannya Eko berharap dengan adanya seminar nasional ini, dapat menambah wawasan baru dan menjadi bahan kajian peserta.

Fahmi Medias, SEI., MSI ketua panitia kegiatan mengatakan bahwa seminar nasional diikuti oleh 200 peserta yang terdiri dari pegawai Baitul Maal wat Tamwil (BMT), bank syariah, dan mahasiswa UMMagelang. Ia juga menuturkan bahwa materi seminar dibagi menjadi tiga hal, yakni materi dan praktik penyelesaian sengketa ekonomi syariah, serta pengadilan agama opsi akhir sengketa pembiayaan.

Materi penyelesaian sengketa ekonomi syariah disampaikan oleh H. Muhammad Nuroddin,Lc.,M.Si yang merupakan hakim PA Magelang. Dalam materinya, Nuroddin membahas mengenai wanprestasi dan Perbuatan Melawan Hukum (PMH). “ Perbedaan antara wanprestasi dan PMH yaitu ganti rugi wanprestasi sudah bisa diperkirakan secara logis karena sudah ada dalam perjanjian, sedangkan ganti rugi PMH ditentukan oleh penilaian hakim, selanjutnya perbedaannya yaitu wanprestasi melanggar perjanjian dan PMH melanggar undang-undang dan hak orang lain. Sedangkan persamaannya yaitu keduanya bersama-sama dapat mengajukan tuntutan ganti rugi,” kata Nurroddin.

Drs.H.M.Iskandar Eko Putra,M.H hakim PA Magelang, menjelaskan mengenai praktik penyelesaian sengketa yang meliputi Al sulh / perdamaian, arbitrase / tahkim dan Al Qadla / peradilan.  Selain itu Iskandar juga menjelaskan dua cara menyelesaikan sengketa yaitu dengan cara biasa dan cara sederhana.

Sementara itu pemateri ketiga, Nasitotul Janah, S.Ag., M.S.I menyampaikan materi masalah sengketa ekonomi syariah dari sudut pandang Lembaga Ekonomi Syariah (LES). Menurut Nasitotul pengadian agama merupakan opsi terakhir yang dapat dipilih apabila terjadi sengketa pembiayaan. Hal tersebut didasarkan empat asas operasional yaitu asas kepercayaan, kerahasian, kehati-hatian dan asas mengenal nasabah.

HUMAS

LPMA UM MAGELANG SIAPKAN CALON WISUDAWAN HADAPI DUNIA KERJA

LPMA UM MAGELANG SIAPKAN CALON WISUDAWAN HADAPI DUNIA KERJA

Persaingan dunia kerja di era globalisasi kini semakin ketat. Persaingan tidak hanya dengan sumber daya manusia setempat, namun juga bersaing dengan sumber daya manusia dari luar negeri. Untuk memberikan bekal calon wisudawan dalam menghadapi dunia keja serta membentuk lulusan yang berkepribadian unggul dan islami, Lembaga Pengembangan Mahasiswa dan Alumni (LPMA) UM Magelang mengadakan  pembekalan untuk calon wisudawan dengan  tema “Menjadi Pribadi Unggul dan Islami” pada Kamis (05/04).

Kepala Divisi Pemberdayaan Alumni (DPA) UM Magelang, Irham Nugroho,M.Pd.I mengatakan bahwa kegiatan yang diadakan  di Aula Fakultas Kesehatan (Fikes) Kampus 2 UM Magelang itu ditujukan untuk 280 calon wisudawan, agar mereka memiliki karakter sesuai dengan visi-misi UM Magelang. “Kami mengusung tema ini agar para calon wisudawan siap menghadapi dunia kerja, memiliki pribadi yang positif serta membentuk karakter mahasiswa UM Magelang yang unggul dalam ilmu, islami dalam perilaku sesuai visi misi UM Magelang.” kata Irham.

Acara pembekalan calon wisuda angkatan ke-68 dibuka oleh Wakil Rektor 3 Drs. Mujahidun, M.Pd. dalam sambutannya Mujahidun mengatakan bahwa ada dua  hal yang harus dimiliki sebelum memasuki dunia kerja, yaitu memantapkan skill, dan mengidentifikasi karakter. “Lulusan yang paling baik yaitu mereka yang mendapatkan pekerjaan dalam kurun waktu kurang dari tiga  bulan setelah kelulusan. Lulusan yang baik yaitu mendapat pekerjaan dalam waktu 6 bulan – 1 tahun. Semoga lulusan UM Magelang tidak ada yang memperoleh pekerjaannya lebih dari 1 tahun,”  harap Mujahidun.

Sesi pertama materi disampaikan oleh Nita Budi Astuti dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Magelang yang  membahas   tentang cara mengenal dan strategi masuk ke dunia kerja. Nita mengatakan bahwa dunia kerja membutuhkan pekerja yang kompeten. “Untuk menjadi seorang yang kompeten anda harus memiliki tiga  hal, yakni attitude, knowledge dan skill yang merupakan  pokok utama yang dibutuhkan di dunia kerja,” kata Nita. Ia juga menambahkan kiat-kiat untuk menghadapi dunia kerja. “Ada tiga  kiat untuk menghadapi tantangan yang akan muncul di dunia kerja, yaitu siapkan mental, mau belajar dan mau memulai dari bawah,” katanya

Sedangkan sesi yang kedua  dari ketua LPMA Nugroho Agung Prabowo, M.Kom. yang menyampaikan materi tentang cara membuat Curriculum Vitae (CV), surat lamaran pekerjaan serta memahami bagaimana proses wawancara dan psikotes dalam proses seleksi kerja. Ia juga mengingatkan kepada para calon wisudawan tentang pengertian bekerja. “Bekerja adalah proses mengubah uang dengan jalan yang halal, jadi  bekerja itu akan bernilai ibadah,” kata Agung.

Sesi ketiga diisi oleh Kepala DPA UM Magelang, Irham Nugroho,M.Pd.I, mengenai hak dan kewajiban alumni UM Magelang. Irham mengingatkan kepada para calon alumni di UM Magelang bahwa mereka masih memiliki kewajiban untuk mengisi tracer study setelah dua  tahun lulus. “Kepada para mahasiswa yang membutuhkan informasi lowongan pekerjaan, dapat mengakses cdc.unimma.ac.id. “Career Development Center (CDC) tersebut merupakan bentuk bantuan dari kampus dalam mencari pekerjaan,” tutur Irham. Sesi terakhir diisi oleh alumni UM Magelang  yang berisi tentang cerita sukses.

 

HUMAS

UM MAGELANG MILIKI SNI CORNER

UM MAGELANG MILIKI SNI CORNER

Mendapat kepercayaan dari Badan Standardisasi Nasional (BSN), UM Magelang kini memiliki SNI Corner yang terletak di bagian Gedung PMB Kampus 2 UM Magelang. Acara pengguntingan pita tanda peresmian SNI Corner dilakukan Selasa, 10/10 oleh Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT disaksikan tamu undangan serta seluruh jajaran pimpinan Universitas dan fakultas dan Kepala Biro Marketing dan Kerjasama UM Magelang.

Dalam sambutannya sebelum meresmikan SNI Corner, Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi BSN, Justinus Kristianto Widiwardono M.IT mengatakan, SNI merupakan standar yang berlaku nasional di seluruh Indonesia. BSN, kata Kris, bertanggungjawab mengelola sistem informasi dan kesesuaian. “Dengan adanya SNI Corner di UM Magelang, para stake holders tidak perlu datang ke Jakarta untuk mendapatkan syarat standardisasi, cukup datang ke SNI Corner di UM Magelang saja. Selain itu SNI Corner diharapkan dapat menjadi inisiasi untuk mengenalkan standar kepada mahasiswa UM Magelang sehingga saat bekerja kelak, mereka telah memiliki pemahaman tentang standar sebagai nilai tambah,” ungkap Kris.

Rektor UM Magelang, Ir. Eko Muh Widodo, MT juga menyampaikan statement berupa ucapan terima kasih kepada BSN yang telah bekerjasama dengan UM Magelang. Eko mengungkapkan, di Magelang banyak UKM dan IKM yang perlu ‘disentuh’ berkaitan dengan produk termasuk produk pertanian seperti buncis dan terong yang telah diekspor. “SNI Corner juga akan sangat bermanfaat khususnya bagi pengembangan akademik UM Magelang dimana penelitian dosen diarahkan pada standardisasi,” kata Rektor. Saat peninjauan ke ruang SNI Corner usai launching, Rektor banyak mendapatkan penjelasan tentang informasi yang dapat diperoleh tentang standardisasi, termasuk produk-produk yang distandarkan.

Yun Arifatul Fatimah Ph. D, Dekan FT UM Magelang yang menjadi ketua pelaksana kegiatan mengatakan, dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan MoU antara Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi BSN dengan UPT Perpustakaan UM Magelang tentang Penyebarluasan dan Pemanfaatan Informasi Standardisasi melalui SNI Corner.

Yun menambahkan, usai peresmian SNI Corner dilanjutkan dengan Training of Trainer (ToT) Pemanfaatan Informasi Standardisasi yang diikuti oleh 30 peserta. Mereka berasal dari Forum for Economic Development and Employment Promotion (Fedep) Magelang, Dinas Perdagangan dan Industri Tenaga Kerja (Disperinaker), Bappeda Kota dan Kabupaten Magelang, Perpustakaan Kota dan Kabupaten Magelang, Dekan serta perwakilan dosen dan mahasiswa UM Magelang.

Acara ToT diawali dengan pre test bagi para peserta. Selanjutnya mereka mendapatkan penjelasan secara teori dan praktek penelusuran informasi di SNI Corner. “Para peserta ToT nantinya diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam penyampaian informasi terkait dengan SNI dengan memanfaatkan SNI Corner yang telah disediakan di kampus 2 UM Magelang,” pungkas Yun.

HUMAS

APLIKASIKAN TERAPI KOMPLEMENTER PADA PRAKTIK MANDIRI

APLIKASIKAN TERAPI KOMPLEMENTER PADA PRAKTIK MANDIRI

Untuk mewujudkan profesi keperawatan yang mandiri, Prodi S1 Keperawatan Fikes UM Magelang mengadakan seminar regional terapi komplementer pada Selasa (19/09). Kegiatan yang diikuti oleh 300 peserta yang terdiri dari mahasiswa, anggota PPNI kota Magelang dan beberapa undangan dari instansi kesehatan tersebut diadakan di Aula Fikes UM Magelang.

Kaprodi S1 Keperawatan, Sigit Priyanto, M.Kep., Ns menjelaskan acara tersebut diadakan untuk membantu mahasiswa agar dapat membuka praktik mandiri ketika lulus dari bangku kuliah sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, seminar tersebut diadakan untuk mendukung visi dari progam studi S1 Keperawatan.

Seminar regional dibuka oleh Wakil Rektor I UM Magelang, Dr. Purwati, M.S yang berharap mahasiswa dapat meningkatkan integritas dan kepribadiannya sebagai perawat nantinya.”Integritas disini maksutnya adalah memiliki tanggung jawab sebagai perawat yang baik, sedangkan kepribadiannya adalah memiliki etika yang baik sebagai perawat,” kata Purwati.

Seminar bertema “Aplikasi Terapi Komplementer pada Praktik Keperawatan Mandiri” itu mengundang tiga pemateri. Mardiyonoo, BNS, MNS, PhD yang merupakan ketua Himpunan Perawat Holistik Indonesia (HPHI) menjadi pemateri pertama. Ia menyampaikan materi mengenai keperawatan holistik, seperti legalitas keperawatan holistik, konsep keperawatan holistik, asuhan keperawatan holistik dan Evidence Based Practice. “Konsep keparawatan holistik itu meliputi 3 hal yaitu body, mind, dan spirit. Keperawatan mengacu pada healing pasien berdasarkan pendekatan secara menyeluruh dalam enam aspek, yaitu spiritual, biologis, psikologis, kognisi, sosial, dan kultural,” kata Mardiyono di hadapan peserta.

Untuk pemateri yang kedua yaitu Akhmad Baed, S.Kep.,Ns, Ketua DPD PPNI Kabupaten Magelang yang memberikan meteri mengenai akupresure sebagai terapi komplementer. Dalam penyampainnya Akhmad Baed menunjukkan beberapa contoh meridian dalam tubuh manusia. Selain itu dijelaskan beberapa titik akupresur. “Titik akupresur adalah simpul meridian tempat terpusatnya qi yang merupakan titik rangsangan untuk melancarkan aliran qi sehingga terjadi keseimbangan “Ying dan Yang” dalam tubuh.

Sedangkan pemateri ketiga yaitu Wakil dekan FiKes, Ns. Retna Tri Astuti, M.Kep yang membahas tentang penggunaan terapi modalitas dan komplementer dalam praktik keperawatan berbasis evidence based. Nana, begitu ia biasa disapa mengatakan bahwa terapi modalitas dan komplementer merupakan salah satu terapi yang banyak diminati oleh masyarakat. “Sekarang kita lihat fenomena yang muncul di masyarakat, banyak yang memilih melakukan pengobatan alternatif. Hal ini menjadikan kesempatan kepada tenaga kesehatan seperti perawat untuk dapat mengembangkan terapi modalitas dan komplementer dalam upaya praktek keperawatan,” jelas Nana.

( HUMAS )

UMMAGELANG TINGKATKAN KUALITAS KERJASAMA LUAR NEGERI

Untuk mengembangkan   jaringan dan kerjasama, UM Magelang melalui Biro Marketing dan Kerjasama  (BMK)  berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas  kerjasama dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri. Salah satu peningkatan kerjasama yang dilakukan dengan luar negeri yakni melalui penandatanganan MoU antara UM Magelang dengan Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM) yang dilakukan Sabtu 22/7.

Dalam acara yang dilakukan di Ruang Sidang Lantai 2 Gedung Rektorat Kampus 2 UM Magelang itu, Rektor UM Magelang diwakili oleh Wakil Rektor 3 Drs. Mujahidun, M.Pd  beserta Kepala BMK UM Magelang, Dr. Imron, M.A. dan jajaran pimpinan Fakultas Teknik UM Magelang yang digawangi oleh Dekan FT, Yun Arifatul Fatimah, Ph.D.

Dalam MoU yang berlaku selama  lima tahun tersebut, kedua belah pihak yakni UM Magelang dan UteM sepakat untuk melakukan kerjasama di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian dengan memonitor program yang dijalankan serta menegosiasi kesulitan dan masalah yang muncul selama kegiatan berlangsung.

Prof. Dr. Datuk  Mohd Razali bin Muhammad, Kepala Bidang Akademik dan Kerjasama Internasional UteM usai penandatanganan MoU menyampaikan harapannya agar kegiatan yang termaktub dalam MoU dapat terealiasi, terutama dengan Fakultas Teknik yang terimplementasi langsung dengan MoU tersebut. “Pertukaran mahasiswa dan dosen serta  join penelitian internasional adalah hal yang sangat bisa direalisasikan selain vsiting profesor,” ujarnya.

Usai penandatanganan MoU dengan UteM, di hari yang sama UM Magelang juga melakukan penandatanganan kerjasama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah  (PWM) Jawa Tengah yang dilakukan di sela acara Silaturahim dan Halal Bihalal PTM dan PDM se- Jawa Tengah di SMP Muhammadiyah Gunung Pring Muntilan.  Acara tersebut dihadiri oleh Ketua PWM Jawa Tengah Drs. H. Tafsir, M.Ag serta pimpinan PTM se-Jawa Tengah.

Dr. Imron, M.A, Kepala BMK UM Magelang yang juga Sekretaris Program Pasca Sarjana UM Magelang mengatakan, MoU tersebut mencakup perjanjian kerjasama  tentang  Studi Lanjut Program Pasca Sarjana UM Magelang bagi Guru, Dosen, dan Kader Muhammadiyah di Jawa Tengah. Kerjasama yang berlaku empat tahun itu. lanjut Imron,  bertujuan untuk meningkatkan kapasitas akademik dan profesional bagi sumber daya insani Persyarikatan dan AUM di Jawa Tengah.

“Dalam MoU itu juga mencakup kerjasama beasiswa bagi kader persyarikatan dengan memberikan keringanan pembiayaan pendidikan.  Selain itu UM Magelang juga melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi bagi peserta studi lanjut Program Pascasarjana tersebut,” tandas Imron. (Humas-Yudia)