Sep 12, 2018 | Berita
Era teknologi yang semakin berkembang membuat tuntutan kebutuhan SDM semakin tinggi dan persaingan dunia kerja semakin ketat. Saat ini untuk bersaing mendapatkan pekerjaan di perusahaan baik bertaraf nasional maupun internasional tidak cukup hanya berbekal ijazah dari pendidikan formal saja. Sudah banyak perusahaan yang mensyaratkan pelamar kerja memiliki keahlian tertentu dengan menunjukkan bukti berupa sertifikat kompetensi. Dengan demikian pelamar kerja yang tidak memiliki sertifikat keahlian tertentu akan sulit bersaing untuk mendapatkan peluang pekerjaan di perusahaan nasional apalagi internasional.
Fakultas Teknik (FT) UM Magelang sebagai fakultas yang memiliki kompetensi di bidang teknologi merespon hal tersebut dan berupaya menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing di dunia kerja. Unutk meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan kompetensi mahasiswa, FT UM Magelang melakukan inovasi dengan menyiapkan program pendidikan training khusus di bidang keahlian tertentu yang akan dijadikan sebagai Training Center di UM Magelang.
Program tersebut diawali dengan pelaksanaan kegiatan Training of Trainer (ToT) pada hari Kamis – Jumat (6 – 7/9) di FT yang diikuti oleh 15 dosen FT. ToT tersebut bertujuan untuk menyiapkan SDM yang akan menjadi trainer di UM Magelang. Yun Arifatul Fatimah, Ph.D, Dekan FT UM Magelang mengungkapkan, selain sebagai pusat pelatihan program ini juga dilengkapi dengan ujian sertifikasi dengan standar internasional sehingga peserta akan mendapat pengakuan secara tertulis terhadap kompetensi yang dimiliki. “Sertifikat yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pendamping ijazah sehingga ketika mahasiswa lulus dari UM Magelang sudah dibekali dengan keahlian sesuai dengan bidangnya serta sertifikat internasional yang diakui di dunia kerja baik lingkup nasional maupun internasional,” ujar Yun.
Untuk penyelenggaraan tes sertifikasi, imbuh Yun, FT UM Magelang menggandeng B One Corporation sebagai mitra. Kerja sama tersebut ditandatangani Jumat (7/9) antara Yun Arifatul Fatimah dengan Idham Fitriyadi, S.E., CEO PT Satu Visi Indocreative. Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh Widodo, MT serta Kepala Biro Marketing dan Kerjasama Dr. Imron MA turut hadir dalam acara penandatanganan tersebut.
Bentuk kerjasama yang dilakukan adalah penyelenggaraan Training & Certification Center (TCC) yaitu sebuah institusi yang mempunyai lisensi dalam menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi dari produk – produk Microsoft, Adobe, Dassault Systemes, Autodesk, Toonboom, Quikbooks Intuit & Myob. Produk tersebut diantaranya Microsoft Office Specialist (MOS), Microsoft Technology Assosiate (MTA), dan Adobe Certified Associate (ACA). “Melalui kerjasama ini diharapkan dapat membawa UM Magelang menjadi institusi bertaraf Internasional dengan menggunakan alat ukur kemampuan ICT yang berstandar Internasional,” kata Rektor saat menyampaikan statementnya tentang kegiatan tersebut.
HUMAS
Sep 12, 2018 | Berita
Untuk meningkatkan keterampilan bagi mahasiswa, Tim Pokja Softskill UMMagelang mengadakan Training of Trainer Soft Skill : Interpersonal Skill dan Leadership Skill. Kegiatan berlangsung dua hari yakni Sabtu danAhad (8-9/9) di Hotel Safira Magelang.
Kegiatan yang diikutii oleh 20 peserta trainer itu dibuka langsung oleh Ir. Eko Muh Widodo, MT, Rektor UMMagelang. Dalam sambutannya, rektor menegaskan bahwa kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan interpersonal dan kepemimpinan bagi Tim Pokja Soft Skill sehingga dalam implementasinya dapat diterapkan untuk mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. “Mahasiswa pada era revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini diharapkan memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang lebih meningkat dan lebih baik lagi, “ harap Rektor.
Materi Softskill diharapkan dapat masuk dalam cakupan Satuan Kredit Semester (SKS) di setiap program studi yang ada di UMMagelang sebagai salah satu mata kuliah. Soft skill mencakup empat aspek, yaitu intrapersonal skill, interpersonal skill, leadership skill dan entrepreneurship.
Kegiatan ini juga mendatangkan pembicara dari UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, yaitu Bono Setyo selaku Direktur ComTC (Center of Communication Studies and Training) UIN Sunan kalijaga.. Bono menjelaskan, bahwa pencapaian keberhasilan sebuah keterampilan interpersonal adalah tentang substansi atau kebermakanaan sebuah komunikasi, komunikasi yang efektif, dan hukum komunikasi efektif. “Hal-hal tersebutlah yang harus dipahami secara mendasar bagi Tim Pokja Soft Skill, “ kata Bono.
Sep 12, 2018 | Berita
Sebagai puncak acara Milad ke-54 UMMagelang, panitia mengadakan Khotmil Qur’an dan Nonton Bareng Film “Meniti 20 Hari”. Rangkaian acara tersebut diadakan Sabtu (8/9) di Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Magelang.
Kegiatan diawali dengan Khotmil Qur’an di Masjid Kampus 2 UMMagelang. Peserta terdiri dari mahasiswa dan dosen FAI UM Magelang dari pagi hari hingga menjelangMAghrib berupa pembacaan Al Qur’an 30 juz yang dibaca secara bergantian. Usai Maghrib acara dilanjutkan dengan Sarasehan dan diakhiri dengan Nonton Bareng Film Meniti 20 Hari di Lapangan Basket Kampus 2
Kegiatan nonton bareng dibuka langsung oleh Rektor UMMagelang dan dihadiri oleh pengurus PDM Kota Magelang serta keluarga besar tenaga kependidikan dan dosen UMMagelang. Sarasehan juga dimeriahkan dengan bagi-bagi doorprize oleh panitia.
LSBO PP Muhammadiyah bersama Ust. Abu Ubaidah, Ust. Jumari dan Ust. Jaman Muhyidin juga turut memberikan ulasan tentang film yang berkisah tentang spirit perjuangan KH. AR. Fahrudin (Pimpinan PP Muhammadiyah 1968-1990).
Kegiatan selanjutnya diputarkan Film Meniti 20 Hari, film tersebut menceritakan tentang Fahrudin muda ketika berpetualang bersama gerakan kepanduan Hizbul Wathan. Film ini terinspirasi dari perjuangan dan petualangan KH Abdul Razak Fachrudin muda dengan rombongan Pandu Hizbul Wathan (HW) pada tahun 1939 saat bersepeda dari Ulak Paceh, Musi Banyuasin, Palembang ke Medan sejauh 1.300 KM untuk mengikuti Kongres HW ke 28.
HUMAS
Sep 10, 2018 | Berita
Terapi komplementer merupakan terapi pelengkap yang perlu dimiliki oleh perawat selain kompetensi keperawatan lainnnya. Kebutuhan masyarakat yang meningkat dan berkembangnya penelitian terhadap terapi komplementer menjadi peluang perawat untuk berpartisipasi sesuai kebutuhan masyarakat. Terpi alternatif ini juga menjadi program keunggulan dari Prodi S1 Keperawatwan Fikes UM Magelang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Puguh Widiyanto, M.Kep, Dekan Fikes UM Magelang saat menyampaikan sambutan dalam acara Studium Generale Terapi Komplementer pada Pelayanan Keperawatan dengan tema Mudah, Berkah, dan Rejeki Berlimpah , Senin 10/9 di Aula Fikes Kampus 2 UM Magelang.
Sebanyak 215 mahasiswa S1 Keperawatan Fikes termasuk mahasiswa baru mengikuti acara kuliah umum yang juga diikuti oleh Kaprodi dan dosen S1 Keperawatan Fikes UM Magelang tersebut. Dr. Hanung Prasetya S. Kp, S. Psi, M.Si (Psi), pakar terapi komplementer yang juga tenaga pendidik di Poltekes Solo menjadi pembicara dalam kuliah perdana itu.
Dalam pemaparannya Hanung menyatakan bahwa Terapi Komplementer sangat diperlukan oleh perawat dalam menghadapi pasien. Terapi ini antara lain meliputi meditasi, relaksasi, dan yoga yang dapat menyembuhkan fisik pasien secara psikis.”Regulasi tentang terapi komplementer juga telah diatur oleh pemerintah dalam UU no.38 Tentang Keperawatan Tahun 2014 pasal 30 dimana dalam menjalankan tugasnya perawat dibekali dengan terapi komplementer. Ia juga menegaskan bahwa terapi komplementer lebih ampuh daripada konseling yang dilakukan di puskesmas.
Hanung yang telah berpengelaman mempraktekkan ilmu terapi komplementer menuturkan bahwa setiap orang pada dasarnya bisa menghipnotis dan bisa dihipnotis. Untuk itu, ia mengaplikasikan salah satu kegiatan terapi komplementer dengan “menghipnotis” ratusan peserta kuliah umum. Beberapa peserta bahkan dapat benar-benar terhipnotis secara total. Pada sesi itu Hanung juga memberikan terapi bagi perokok dan juga praktek terapi pada pasien migrain. “Untuk menghilangkan kecemasan, tekan titik tertentu, maka rasa cemas akan hilang,” kata Hanung.
Melalui kuliah umum yang berlangsung tiga jam itu Hanung menekankan bahwa profesi perawat dengan keunggulan menguasai terapi komplementer yang mudah dipelajari, dapat memberikan penghasilan sebagai perawat mandiri.
HUMAS
Sep 8, 2018 | Berita
Indonesia merupakan negara produsen tembakau terbesar ke-5 di dunia setelah Tiongkok, Brasil, India, dan Amerika Serikat. Adapun Jawa Tengah merupakan provinsi penghasil tembakau terbesar di Indonesia. Namun demikian kesejahteraan petani tembakaunya masih rendah karena beberapa faktor. Hasil penelitian Muhammadiyah Tobacco Control Centre (MTCC) UMY menunjukkan hampir 90% petani tembakau di Temanggung menyatakan sistem tata niaga yang kurang berpihak kepada petani. Hal inilah yang yang selalu menjadi pertanyaan besar, mengapa Indonesia sebagai salah satu negara penghasil tembakau namun kesejahteraan petaninya belum seimbang.
Untuk mengupas permasalahan dan memberikan solusi terhadap persoalan tersebut, Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) UM Magelang mengadakan workshop Membangun Jaringan Petani Tembakau Indonesia untuk Meningkatkan Kesejahteraan. Dra. Retno Rusdjijati M.Kes, Kepala Divisi Pengabdian Masyarakat LP3M UM Magelang mengatakan, workshop yang diikuti 25 peserta yang merupakan petani tembakau di Jawa Tengah dan Jawa Timur itu diadakan selama dua hari Jumat-Sabtu (7-8/9) diawali dengan field trip ke perkebunan kopi dan area pertanian di Temanggung.
Hari ini (Sabtu, 8/9) peserta mendapatkan pemaparan materi dari yang menyampaikan materi tentang Kebijakan Pemerintah Daerah terhadap Pertanian Tembakau di Jawa Tengah yang disampaikan oleh Mulyono, Kepala Seksi Tanaman Rempah dan Tanaman Penyegar Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah . Disamping itu juga dari Lembaga Sahabat Cipta Jakarta, Dolaris Wati Suhadi yang berbicara tentang Pemberdayaan Petani Tembakau dan Alternatif Usaha Lain dalam Penigkatan Kesejahteraan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Magelang, Ir. Romza Ernawan, M.Si pun turut menjadi pembicara dengan mengangkat tema Peningkatan Kesejahteraan Petani Tembakau di Kabupaten Magelang melalui Usaha Alternatif Produktif. Peserta juga mendengarkan testimoni dari tiga narasumber yang merupakan mantan petani tembakau yang kini menjadi petani holtikultura dan kopi dari Magelang, Klaten, dan Jawa Timur.
Dalam closing statementnya, Retno mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memberikan wadah bagi para petani tembakau dalam menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi serta sebagai wadah mantan petani tembakau dalam menyampaikan kisah sukses mereka setelah beralih ke tanaman lain. “Disamping juga untuk membangun jejaring petani tembakau dan mantan petani tembakau. Tak kalah penting juga, forum ini sebagai sarana untuk memberikan masukan dan dukungan data kepada pemerintah pusat sebagai pemangku kebijakan yang terkait dengan kondisi pertanian tembakau di Indonesia saat ini,” pungkas Retno. ( HUMAS)