MAHASISWA UM MAGELANG DEKLARASIKAN ANTI TERORISME

MAHASISWA UM MAGELANG DEKLARASIKAN ANTI TERORISME

“Terorisme sejatinya berasal dari paham radikalisme yang berkembang di masyarakat.  Terorisme bukan hanya musuh dari TNI, Polri saja, namun merupakan musuh kita bersama.” Demikian disampaikan Kapolres Kabupaten Magelang, AKBP Hari Purnomo, SIK, SH  saat  berbicara pada acara talkshow “Radikalisme, Terorisme, dan Deklarasi Anti Terorisme Universitas Muhammayah Magelang”  yang diadakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMMagelang di Aula Fikes, kampus 2 UMMagelang Rabu sore  (06/06).

“Perlu adanya langkah cerdas yang lebih humanis dari semua pihak untuk memerangi terorisme dari hulu sampai ke  hilir karena  terorisme bersumber dari  paham radikal yang menyusup di lingkungan kita, termasuk lingkungan kampus. Untuk itu kami mengajak semua mahasiswa  menjadi pioner untuk memerangi radikalisme di masyarakat,” tegas Hari.

Dihadapan 40 peserta yang  terdiri dari aktivis BEM  di Kota dan Kabupaten Magelang, Hari menjelaskan tentang tugas aparat keamanan negara. “Tugas kami adalah upaya preventif melalui undang-undang terorisme yang baru, dan tim khusus anti terorisme, seperti Densus 88  serta Babinsa. Selain itu masyarakat juga bisa ikut berperan dengan melaporkan kepada kami apabila ada paham radikalisme yang terindikasi menyimpang. Kami sangat membutuhkan kerja sama masyarakat,” tutur hari.

Ia juga  menghimbau kepada para mahasiswa untuk lebih kritis terhadap diskusi keagamaan di lingkungan mahasiswa yang bisa saja mendoktrinkan paham radikal pada diri mahasiswa. Sebagai pemuda yang sedang mencari jati diri, kata Hari,  mahasisiwa adalah sasaran empuk para teroris. Mereka akan memilih para pemuda untuk dijadikan umpan  dalam menjalankan misi mereka. Terbukti kebanyakan teroris yang sudah tertangkap adalah para pemuda.

Dalam kegiatan talkshow tersebut juga disampaikan deklarasi anti terorisme dari mahasiswa UMMagelang. Deklarasi dibacakan oleh Presiden Mahasiswa (Presma) UMMagelang, Gusti Givan Putra Pratama mewakili seluruh mahasiswa UMMagelang. Dalam deklarasi tersebut, mahasiswa UMMagelang menolak secara tegas segala bentuk terorisme dan radikalisme. Selanjutnya deklarasi tersebut ditandatangani Rektor, Kapolres, Presma dan Sekretaris BEM UMMagelang disaksikan Komandan Kodim  dan  perwakilan dari Kementerian Agama Kabupaten Magelang yang hadir pada acara tersebut, serta  para aktivis BEM Magelang.

Acara ditutup dengan closing statement dari Ir Eko Muh Widodo, M.T, Rektor UMMagelang yang berpesan kepada mahasiswa agar mereka bisa membatasi diri dari media sosial yang dapat mengantar kita pada terorisme. “Kita harus pintar, jangan sampai mudah di brainwash oleh arus informasi yang masuk ke smartphone kita. Apalagi jika informasi tersebut berunsur radikalisme,” kata Eko.

HUMAS

 

 

 

MAHASISWA UMMAGELANG IMPLEMENTASIKAN ILMU MELALUI KKN PPM

MAHASISWA UMMAGELANG IMPLEMENTASIKAN ILMU MELALUI KKN PPM

“Melalui kegiatan KKN Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), permasalahan yang ada pada masyarakat akan teratasi. Mahasiswa dapat belajar mengimplementasikan ilmu yang dimiliki sementara masyarakat juga bisa belajar bersama mahasiswa dan narasumber dengan keahlian yang sesuai guna memecahkan permasalahan yang dihadapi.”

Hal tersebut diungkapkan oleh ketua proposal hibah tentang pelaksanaan progam KKN PPM Dra. Sri Margowati, M.Kes pada saat mengisi pembekalan mahasiwa KKN PPM  bertema “Pengembangan Agribisnis Ikan Tawar Melalui Penguatan Poktan/Pokdakan Desa Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang” di Aula Rektorat kampus 2 UMMagelang pada Selasa (05/06).

Menurutnya, Desa Bojong Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang menjadi pilihan tempat KKN karena sebagian besar masyarakat Desa Bojong masih menganggap bahwa budidaya ikan merupakan usaha sampingan dan rumahan, sehingga budidayanya masih bersifat tradisional. Selain itu, poktan/pokdakan di Desa Bojong belum mampu berperan sebagai organisasi yang mewadahi petani/pedagang ikan. “Selama ini perlakuan terhadap ikan mati (usia konsumsi) hanya dianggap sebagai waste product  yang tidak diolah dan hanya digunakan sebagai pakan ikan. Jadi perlu adanya pemecahan masalah untuk mengatasi hal tersebut. Di sini lah peran mahasiswa untuk belajar membantu dan memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat.” tambah Margo.

Pelaksanaan KKN PPM ini, lanjutnya, berkoordinasi dengan Lembaga Pengembangan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UMMagelang. Peserta KKN PPM sebanyak 60  mahasiswa yang berasal dari berbagai fakultas. Selanjutnya peserta dibagi menjadi 2 kelompok besar yang masing-masing akan dibimbing oleh seorang Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

“Hasil yang diharapkan dalam program KKN PPM ini antara lain perubahan perilaku masyarakat dalam berwirausaha melalui budidaya ikan, pemanfaatan waste product dan ikan segar dalam bentuk olahan, serta mampu melakukan budidaya ikan air tawar secara profesiaanl. Disamping itu juga diharapkan adanya perluasan pasar produk ikan air tawar dengan mengunakan teknologi informasi   serta terbentuknya kelompok tani ikan   dalam bentuk KUBE mikro pada wilayah yang lebih kecil,” kata Margo.

Ia juga berharap berdasarkan hasil tersebut akan terjadi peningkatan nilai ekonomi ikan air tawar yang dibudidayakan dan perbaikan manajemen kelompok tani ikan ke arah yang lebih baik.Margo juga mengatakan bahwa kegiatan KKN PPM ini berawal dari proposal Program Hibah Bina Desa (PHBD) yang disusun  bersama Ns. Robiul Fitri Masithoh, M.Kep dan Veni Soraya Dewi,S.E., M.Si, yang berhasil lolos pendanaan DIKTI tahun 2018. Usai Pembekalan yang dilakukan dua hari, mahasiswa akan di terjunkan ke lokasi KKN PPM selama 30 hari.

HUMAS

TARGET PIMNAS,  PROPOSAL PKM UMMAGELANG DIMONEV

TARGET PIMNAS, PROPOSAL PKM UMMAGELANG DIMONEV

Keseriusan UMMagelang untuk kembali dapat merebut emas pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) tahun ini direalisasikan dalam bentuk persiapan sedini mungkin. Untuk itulah Kelompok Kerja  Bidang Penalaran Mahasiswa  yang berada di bawah naungan Lembaga Pengembangan Mahasiswa dan Alumni (LPMA) UMMagelang mengadakan Monitroring dan Evaluasi (Monev) Internal PKM Tahun 2018. Acara yang diadakan Selasa (5/6) itu berlangsung hingga menjelang waktu berbuka puasa.

Ketua Pokja Septiyati Purwandari M.Pd mengatakan,  monev internal  terhadap 41 proposal PKM UMMagelang yang lolos pendanaan Dikti tahun 2018 dilakukan sebelum  dilakukan monev eksternal. Monev dilakuakn sebagai upaya monitoring pelaksanaan PKM disamping juga untuk melakukan need assement permasalahan serta kendala dan progres yang ditemui dalam pelaksnaan PKM. “Selain itu juga untuk melatih persiapan serta performa mahasiswa dalam hal public speaking,” papar Septi.

Ia menambahkan,  “Walaupun masih dalam taraf monev internal, kami tetap mengundang reviewer dari luar yakni Ipang Djunarko , M.Sc, Apt serta Trimurtini M.Pd sebagai reviewer yang kompeten menangani proposal PKM, disamping empat reviewer internal lainnya“ ungkap Septi.

Adapun keempat reviewer internal yakni Dr. Rochiyati Murniningsih MP, Dra. Retno Rusdjijati M.Kes, Oesman Raliby al Manan M.Eng, serta Prasojo Pribadi M.Sc.  Ke-41 proposal yang direview dibagi dalam dua ruangan di Gedung Fikes. Septi menjelaskan, setiap kelompok mempresentasikan pelaksanaan  PKM sesuai proposal  di hadapan reviewer selama 15 menit. Selanjutnya, kata Septi, para reviewer akan memberikan masukan agar proposal tersebut dapat lebih sistematis dan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat diperesentasikan dalam monev eksternal   awal Juli mendatang.

 

 

HUMAS

PIMPINAN UM MAGELANG BUKA PUASA BERSAMA PERS

PIMPINAN UM MAGELANG BUKA PUASA BERSAMA PERS

Sebanyak 20  awak  media menghadiri undangan acara Buka Puasa Bersama Pers dan Pimpinan UMMagelang hari Senin sore  (4/5) di Hotel Oxalis Magelang. Acara yang diprakarsai oleh Biro Marketing dan Kerjasama  (BMK) UMMagelang  itu dihadiri oleh  rektor dan wakil rektor. Pada sambutannya, Dr. Imron MA,  Kepala BMK menyampaikan ucapan terima kasih serta apresiasi kepada wartawan yang telah bekerjasama dan turut membesarkan UMMagelang melalui pemberitaan positif selama ini.

Dalam acara yang berlangsung rileks itu Rektor UMMagelang Ir. Eko Muh Widodo MT menyampaikan beberapa hal terkait dengan progress yang dilakukan UMMagelang. “Sebagai PTS, UMMagelang dinilai establish  tidak hanya di wilayah Kedu namun juga di wilayah Kopertis 6. Hal tersebut dibuktikan dengan peringkat 100 besar yang diraih UMMagelang dari ribuan PTS di Indonesia, “ ujar Rektor.

Selain itu Rektor juga menyampaikan bahwa dalam menghadapi era disrupsi atau era industri 4.0 saat ini, UMMagelang telah melakukan beberapa hal antara lain dengan memanfaatkan teknologi untuk mengunggah karya-karya penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen UMMagelang dengan menyediakan kapasitas  di atas 100 MB.

Saat diminta tanggapan tentang upaya yang dilakukan untuk mencegah radikalisme di lingkungan kampus yang dilakukan oleh mahasiswa, Rektor mengatakan bahwa UM Magelang telah melakukan antisipasi  yakni berkoordinasi dengan wakil rektor bidang kemahasiswaan  utnuk memantau seluruh kegiatan yang dilakukan mahasiswa di kampus baik kegiatan BEM maupun UKM.

“Selama ini  semua kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa terpantau oleh Lembaga Pengembangan Mahasiswa dan Alumni (LPMA) yang berada di bawah komando WR 3. Disamping itu juga kami telah berkoordinasi dengan Kapolres di Kota dan Kabupaten Magelang untuk dapat bekerjasama memantau kegiatan mahasiswa di luar kampus, ” jelas Rektor.

Selain itu, pada hari Rabu mendatang (6/6) BEM UMMagelang akan mengudang Kapolres Magelang dan Dandim untuk mengadakan talkshow sekaligus deklarasi anti radikalisme mahasiswa UMMagelang.

 

 

HUMAS

MAHASISWA UMMAGELANG INOVASI  PERMAINAN MULITISENSOR “BOLA ENAK”

MAHASISWA UMMAGELANG INOVASI PERMAINAN MULITISENSOR “BOLA ENAK”

 

Salah satu jenis alat permainan yang digemari anak-anak yaitu bola. Benda bulat ini memiliki daya tarik yang luar biasa. Banyak manfaat yang diberikan dari alat permainan bola, misalnya memperkuat otot tangan dan kaki, melatih konsentrasi, membantu anak bersosialisasi, melatih sensitivitas hingga melatih koordinasi mata dan  tangan.

Namun ternyata bola yang sudah ada di pasaran belum benar-benar ramah lingkungan, sehingga kurang aman dipergunakan anak. Selain itu  bola yang telah banyak dijual belum benar-benar dapat mengasah multisensori sehingga kurang optimal dalam memacu kecerdasan dan tumbuh kembang anak. Bola juga ternyata hanya monoton dalam bentuk dan tampilan sehingga  dapat mengakibatkan anak bosan memainkannya.

Berawal dari keprihatinan itulah,  empat mahasiswa FKIP UMMagelang bekreasi dan menuangkan ide dalam proposal berjudul  “BOLA ENAK (Edukatif, Nyaman, Atraktif,  dan Kreatif) ALAT PERMAINAN MULTISENSORI YANG RAMAH LINGKUNGAN.”  Proposal tersebut menjadi dalah satu dari 41 roposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UMMagelang yang berhasil didanai Kemenristek Dikti Tahun 2018.

Dimbimbing oleh Dra. Lilis Madyawati, M.Si , empat mahasiswa  FKIP yakni Nurul Fadhilah, Yuyun Rahmawati , Wahyuni Novitasari , dan  Faisal Khamdani menyusun proposal PKM Bidang Kewirausahaan dengan diawali dari survei dan observasi. Nurul Fadhilah, ketua kelompok mengatakan,  berdasarkan hasil observasi ada beberapa  persoalan masyarakat usaha yakni  kualitas sumber daya manusia yang masih rendah  karena minimnya pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan. “Hal tersebut  mengakibatkan rendahnya produktivitas usaha dan tenaga kerja,” ujar Nurul. Selain itu juga  kurangnya inovasi produk dimana produsen alat permainan masih kurang menguasai teknologi,  informasi dan pasar.

Hal lain, kata Nurul, adalah kesulitan dalam mengembangkan kapasitas usaha dan produk-produk yang mampu bersaing, serta kurangnya tenaga pendamping di lapangan. “Diharapkan dengan kegiatan PKM-K ini dapat turut mengatasi dan meminimalisir persoalan masyarakat tersebut,” ujar Nurul.

Ia mengungkapkan, berdasarkan fakta, para pemerhati pendidikan anak usia dini, pendidik, terapis anak usia dini, serta para orang tua menyadari pentingnya Multi Intelliges dan multisensori  untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Itulah maka Bola ‘ENAK’ (Edukatif, Nyaman, Atraktif, Kreatif) dapat dijadikan satu alternatif pemenuhan kebutuhan calon konsumen tersebut. Pengusul berkeyakinan, karena Bola ‘ENAK’ berbasis ramah lingkungan akan banyak diminati dan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan dari segi keuntungan finansial.

Proses pembuatan  bola ENAK tidaklah sulit. Hal pertama yang dilakukan adalah identifikasi Multi Kecerdasan yang akan diasah. Selanjutnya  identifikasi bahan bekas yang akan digunakan yang kemudian   disterilisasi  dan digunting atau dipotong menjadi beberapa bagian.  “Lumuri lem ke seluruh permukaan bola, lalu  tempel dengan ornamen  atau hiasan sesuai yang diinginkan.  Bola ‘ENAK‘  dapat diisi  biji-bijian kerikil, atau  bel kerincing,” papar Nurul.

Kelebihan produk Bola ‘ENAK’  yakni tersedia dalam berbagai ukuran serta tekstur “Harga jual Bola ‘ENAK’ beragam  dari mulai Rp 7.500,00 untuk ukuran kecil, Rp 12.000,00  ukuran sedang hingga  Rp 18.000,00  untuk ukuran besar. Bola ‘ENAK’  rencananya akan dijual di beberapa tempat  baik instansi pemerintah, sekolah, lembaga PAUD/TK/ABA , serta klinik anak. Selain juga dengan  membuka gerai di tempat-tempat strategis, stan, dan bazar acara- acara TK dan sekolah dasar.

Nurul berharap, kegiatan tersebut dapat menciptakan peluang usaha kecil masyarakat yang bergerak di sektor ekonomi berupa bola sebagai alat permainan yang edukatif, nyaman, aman, dan kreatif dan digemari oleh masyarakat pemerhati anak usia dini. Selain itu juga dapat meningkatkan kreativitas inovatif mahasiswa dan masyarakat  dengan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna.

Disamping berpotensi paten (Hak Kekayaan Intelektual), alat permainan yang ramah lingkungan sangat potensial dikembangkan tidak hanya sebagai permainaan edukasi namun juga dapat dijadikan suvenir. Bola ‘ENAK’ diharapkan dapat memanfaatkan kembali sumber lingkungan asli untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan pabrik.

 

HUMAS