Sep 20, 2018 | Berita
Sebagai sesama Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang secara geografis berdekatan satu sama lain, UM Magelang dan UM Purworejo sejatinya telah lama menjalin kerjasama dalam berbagai bidang. Kedua PTM yang hanya berjarak sekitar 40 KM itu juga memiliki keterikatan secara histori karena berasal dari embrio yang sama yakni IKIP Muhammadiyah Jakarta kala itu, lebih dari 50 tahun lalu.
Kini, kedua PTM tersebut menuangkan kerjasama yang telah terjalin dalam suatu nota kesepahaman yang ditandatangani dalam MoU hari Rabu, 19/9 di Ruang Rapat Gedung Rektorat UM Purworejo. Dalam acara tersebut Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT didampingi Kepala Biro Marketing dan Kerjasama (BMK) UM Magelang Dr. Imron MA beserta staff hadir dan diterima Rektor UM Purworejo beserta jajaran pimpinan dan kepala lembaga di beberapa unit.
Drs. Supriyono, M.Pd, Rektor UM Purwoejo menyambut baik penandatanganan MoU tersebut mengingat kerjasama yang sudah terjalin selama bertahun-tahun di berbagai bidang namun belum diformalkan dalam bentuk nota kesepahaman. “Pihak UM Magelang banyak membantu UM Purworejo dalam bentuk sharing ilmu di berbagai bidang. Saya berharap agar MoU ini dapat semakin mempererat silaturahim serta dapat maju bersama sebagai sesama PTM yang hampir senasib,” ujar Supriyono sesaat sebelum menandatangani MoU.
Adapun Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT mengungkapkan, UM Magelang dan UM Purworejo memiiliki beberapa kesamaan antara lain kerangka akademik, SDM, serta jumlah mahasiswa. “Berbeda dengan MoU pada umumnya yang baru akan direalisasikan setelah penadatanganan nota kesepahaman, kerjasama antara UM Maelang dan UM Purworejo sudah dilakukan atau direalisasikan, hanya saja belum dituangkan dalam perjanjian tertulis. Nah, hari inilah momen tersebut dilakukan,” kata Eko.
Nota kesepahaman antara UM Magelang dan UM Purworejo yang ditandatangani yakni tentang kerjsama Catur Dharma meliputi bidang pendidikan, penelitian, pengabdian serta Al Islam Kemuhammadiyahan. Selain itu juga kerjsama di bidang pengembangan dan pemberdayaan SDM dan Penjaminan Mutu Internal. Kerjasama tersebut berlangsung selama lima tahun dan dapat dilanjutkan sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
HUMAS
Sep 18, 2018 | Berita
Indonesia menjadi negara paling rawan terhadap bencana dibandingkan negara-negara lain di dunia. Hal tersebut karena letak geografis Indonesia di daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Disamping itu juga bencana lain seperti letusan gunung berapi, tanah longsor, kekeringan, banjir, serta kebakaran hutan. Pantaslah bila Indonesia disebut sebagai supermarket bencana.
Untuk itulah dibutuhkan manajemen penanggulangan bencana yang meliputi pra, tanggap, dan paska bencana. Hal tersebut merupakan upaya untuk menekan jumlah kerugian dan korban serta penanganan pengungsi secara terencana dengan fase siaga darurat, tanggap darurat, dan pemulihan darurat. Dalam kondisi ini berbagai pihak harus bersinergi untuk mencapai tujuan penanggulangan bencana.
Hal tersebut diungkapkan oleh Didik Wahyu Nugroho, ST, Kasie Kegawatdaruratan BPBD Kabupaten Magelang saat menyampaikan paparan tentang Dasar-Dasar Penanggulangan Bencana pada acara Seminar Kegawatdaruratan “First Aid in Disaster Nursing Update” Selasa (18/9). Selain Didik, pemateri lain yakni Eko Susanto S. Kep, NS Kepala Ruang IGD RSU Tidar Magelang, serta Ns. Nurul Hidayah, MS, dosen Fikes UM Magelang.
Eko yang menyampaikan materi tentang Cardiac Arrest mengungkapkan bahwa henti jantung atau cardiac arrest merupakan kondisi dimana detak jantung berhenti secara tiba-tiba. “Pada kondisi seperti ini organ yang paling cepat mengalami kerusakan adalah otak karena otak hanya mampu bertahan jika ada asupan glukosa dan oksigen. Jika dalam waktu kurang dari 10 menit otak tidak mendapatkan asupan maka otak akan mengalami kematian permanen dan menyebabkan kematian pada penderita,” kata Eko. Untuk itu, lanjutnya, penanganan pre hosipital adalah dengan melakukan restitusi jantung dan paru-paru untuk mendukung sirkulasi peredaran darah sampai tersedia perawatan medis yang pasti.
Adapun Nurul Hidayah yang membahas tentang Trend dan Isssue Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis mengungkapkan, pelayanan gawat darurat bertujuan untuk menyelamatkan jiwa dan organ dengan diagnosa yang tepat dan cepat. Beberapa tindakan yang berkaitan dengan etik gawat darurat dan kritis seperti euthanasia atau tindakan mengahkiri hidup pasien atas dasar medical futility dan Do Not Resuscitase (DNR) atau kebijakan yang diambil pihak keluarga maupun pasien dalam tindakan medik penyelamatan jiwa. “Jadi perawat kritis harus terus meningkatkan pengetahuannya tentang hal tersebut termasuk mempelajari alat dan teknologi telemedicine ,” ujar Nurul.
Seminar yang diadakan di Aula Fikes itu diikuti 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa S1 Keperawatan UM Magelang semester 5 dan 7, para perseptor klinik (IGD dan ICU) di RS wilayah Kedu, serta dosen Keperawatan Fikes UM Magelang. Ns.Sigit Prijanto , M.Kep, Kaprodi S1 Keperawatan Fikes mengatakan bahwa seminar ini bertujuan memberikan bekal terutama bagi mahasiswa dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga medis yang dapat memberikan pertolongan dalam kegawatdaruratan. (HUMAS)
Sep 17, 2018 | Berita
Sebagai puncak kegiatan KKN Tematik ke-46, sebanyak 642 mahasiswa UM Magelang yang mengikuti kegiatan KKN di tiga lokasi Kecamatan mengadakan Pameran, Sabtu (15/9) secara bersamaan. Mereka tersebar dalam 65 kelompok di tiga kecamatan yakni Kecamatan Magelang Tengah sebanyak 18 kelompok, Kecamatan Windusari 23 kelompok dan Kecamatan Mertoyudan 24 kelompok.
Sesuai dengan tema KKN yakni Optimalisasi Pariwisata di Wilayah Magelang Sebagai Pendukung KSPN Borobudur, berbagai produk dan jasa dipamerkan dalam kegiatan yang dihadiri dan ditinjau oleh pimpinan universitas, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Kapolsek, Dandim, serta Camat beserta aparat pemerintah lainnya. ”Masing-masing kelompok menampilkan kekhasan daerah binaan mereka,” ujar Retno Rusdjijati, M.Kes, Kepala Divisi yang menangani KKN pada Lembaga Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) UM Magelang .
Camat Mertoyudan Wisnu Harjanto, S.Sos., MM dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan Expo yang dilakukan karena dapat meningkatkan kerjasama serta diharapkan dapat meningkatkan income masyarakat melalui produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM binaan. Adapun Wakil Rektor 3, Drs. Mujahidun, M.Pd yang meninjau lokasi pameran di Kecamatan Mertoyudan menyampaikan terima kasih kepada Camat Mertoyudan yang sudah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengekplore potensi pariwisata di wilayah tersebut, termasuk mengolah kerajinan untuk suvenir.
Berbagai produk yang dipamerkan dari 24 stan di Kecamatan Mertoyudan, diantaranya kerajinan seperti souvenir dan hasil olahan makanan dari singkong dan kue jajanan pasar. Tamu undangan beserta masyarakat yang hadir dalam pameran tersebut juga membeli berbagai produk yang dipamerkan.
Sep 17, 2018 | Berita
Sebelum terjun mengemban tugas sebagai perawat profesional, 53 mahasiswa Profesi Ners Fikes UMMagelang mengikuti prosesi wisuda dan angkat Sumpah Profesi Ners di Aula Fikes Kampus 2 UMMagelang, Sabtu (15/09). Ke-53 mahasiswa tersebut merupakan angkatan ke-empat tahun akademik 2017/2018.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 09.00 dihadiri oleh Rektor UMMagelang, Dekan Fikes beserta jajarannya, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Jawa Tengah, pimpinan Rumah Sakit dr. Soerojo Magelang, Rumah Sakit Aisyiyah Muntilan, RSUD Kabupaten Magelang, RSUD Tidar, rokhaniawan serta orang tua/ wali wisudawan.
Setiap lulusan perawat baru yang akan memasuki profesinya diwajibkan mengikuti angkat sumpah profesi perawat di hadapan organisasi PPNI sebagai tanggungjawab moral profesi. Dalam perjalanan mendapatkan gelar akademik, sumpah profesi ners sendiri merupakan tahapan akhir perjuangan.
“Lulusan profesi ners diharapkan dapat melek teknologi, sehingga dapat meningkatkan ketrampilan juga mendukung dalam meniti karir atau pekerjaan”, tutur Ns. Priyo, M. Kep, Ketua Program Studi Profesi Ners di sela laporan akademiknya.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah PPNI Provinsi Jawa Tengah dalam sambutannya yang dibacakan oleh Ns. Ahmad Baed, S. Kep menyampaikan bahwa setiap perawat harus menguasai lima kompetensi dasar yaitu melakukan praktek sesuai dengan etika dan peraturan perundangan yang berlaku, menerapkan praktek keperawatan secara profesional, menguasai manajemen dan kepemimpinan keperawatan, mengembangkan pendidikan dan penelitian serta mengembangkan kualitas kehidupan profesional dan personal.
Dari ke-53 mahasiswa yang mengucap sumpah, terdapat tiga mahasiswa dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.00, mereka adalah Ns. Maya Shella Asmara, S. Kep, Ns. Wahyuni, S. Kep dan Ns. Melia Ulul, S. Kep. Ketiganya mendapat penghargaan yang diserahkan oleh Puguh Widiyanto, M. Kep, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMMagelang.
Sep 15, 2018 | Berita
153 mahasiswa Fakultas Teknik UM Magelang yang merupakan alumni mulai tahun 2012 mendapatkan ijazah dari National Institute of Information Technology (NIIT) India. Seremonial penyerahan ijazah tersebut dilakukan dalam acara International Diploma Programme Graduation NIIT India & UM Magelang, Sabtu 15/9 di pelataran tepi Sungai Progo Hotel Puri Asri Magelang.
NIIT adalah institusi pendidikan Teknologi Informasi internasional dengan jaringan mencapai 44 negara di seluruh dunia. UM Magelang termasuk dalam salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang bekerjasama dengan NIIT India untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat internasional.
Yun Arifatul Fatimah, Ph.D, Dekan FT UM Magelang mengungkapkan, 153 alumni FT UM Magelang yang mengikuti program double degree terdiri dari 124 orang dari program D3, dan sisanya yakni 29 orang dari program S1. “Ini merupakan realisasi dari upaya FT UM Magelang untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Ijazah tersebut berlaku internasional sehingga dapat digunakan oleh alumni baik untuk berkompetisi sesuai bidangnya di berbagai belahan dunia maupun menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Yun.
Adapun Mr. Rajesh Ranolia, Head Bussiness Development NIIT dalam sambutannya mengungkapkan kebahagiaannya berada di tengah-tengah mahasiswa yang mengikuti program double degree NIIT dan UM Magelang. Ia menjelaskan bahwa kekuatan tekonologi informasi akan menguasai dunia industri.”Kalian adalah bagian dari kekuatan tersebut dengan memanfaatkan ketrampilan yang diperoleh untuk meraih kesuksesan di masa mendatang dan berkeliling dunia dengan mengambil kesempatan bekerja di luar Indonesia,” kata Rajesh. Ia juga menegaskan bahwa NIIT pada masa berikutnya akan memberikan ijazah secara kontinyu setiap tahunnya bagi alumni UM Magelang yang mengikuti program tersebut.
Rektor UM Magelang Ir., Eko Muh Widodo MT yang hadir dalam acara tersebut mengharapkan agar alumni FT yang telah memiliki keunggulan kompetensi di bidang IT dapat memaksimalkan diri di dunia kerja yang semakin kompetitif. Salah satu alumni, Dewi Chirzah menyatakan rasa bangganya dapat memiliki ijazah dari NIIT dan dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi kerja.
Usai acara penyerahan ijazah, para peserta mengikuti Temu Alumni bersama dosen dan tenaga kependidikan.
HUMAS
Sep 12, 2018 | Berita
Era teknologi yang semakin berkembang membuat tuntutan kebutuhan SDM semakin tinggi dan persaingan dunia kerja semakin ketat. Saat ini untuk bersaing mendapatkan pekerjaan di perusahaan baik bertaraf nasional maupun internasional tidak cukup hanya berbekal ijazah dari pendidikan formal saja. Sudah banyak perusahaan yang mensyaratkan pelamar kerja memiliki keahlian tertentu dengan menunjukkan bukti berupa sertifikat kompetensi. Dengan demikian pelamar kerja yang tidak memiliki sertifikat keahlian tertentu akan sulit bersaing untuk mendapatkan peluang pekerjaan di perusahaan nasional apalagi internasional.
Fakultas Teknik (FT) UM Magelang sebagai fakultas yang memiliki kompetensi di bidang teknologi merespon hal tersebut dan berupaya menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing di dunia kerja. Unutk meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan kompetensi mahasiswa, FT UM Magelang melakukan inovasi dengan menyiapkan program pendidikan training khusus di bidang keahlian tertentu yang akan dijadikan sebagai Training Center di UM Magelang.
Program tersebut diawali dengan pelaksanaan kegiatan Training of Trainer (ToT) pada hari Kamis – Jumat (6 – 7/9) di FT yang diikuti oleh 15 dosen FT. ToT tersebut bertujuan untuk menyiapkan SDM yang akan menjadi trainer di UM Magelang. Yun Arifatul Fatimah, Ph.D, Dekan FT UM Magelang mengungkapkan, selain sebagai pusat pelatihan program ini juga dilengkapi dengan ujian sertifikasi dengan standar internasional sehingga peserta akan mendapat pengakuan secara tertulis terhadap kompetensi yang dimiliki. “Sertifikat yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pendamping ijazah sehingga ketika mahasiswa lulus dari UM Magelang sudah dibekali dengan keahlian sesuai dengan bidangnya serta sertifikat internasional yang diakui di dunia kerja baik lingkup nasional maupun internasional,” ujar Yun.
Untuk penyelenggaraan tes sertifikasi, imbuh Yun, FT UM Magelang menggandeng B One Corporation sebagai mitra. Kerja sama tersebut ditandatangani Jumat (7/9) antara Yun Arifatul Fatimah dengan Idham Fitriyadi, S.E., CEO PT Satu Visi Indocreative. Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh Widodo, MT serta Kepala Biro Marketing dan Kerjasama Dr. Imron MA turut hadir dalam acara penandatanganan tersebut.
Bentuk kerjasama yang dilakukan adalah penyelenggaraan Training & Certification Center (TCC) yaitu sebuah institusi yang mempunyai lisensi dalam menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi dari produk – produk Microsoft, Adobe, Dassault Systemes, Autodesk, Toonboom, Quikbooks Intuit & Myob. Produk tersebut diantaranya Microsoft Office Specialist (MOS), Microsoft Technology Assosiate (MTA), dan Adobe Certified Associate (ACA). “Melalui kerjasama ini diharapkan dapat membawa UM Magelang menjadi institusi bertaraf Internasional dengan menggunakan alat ukur kemampuan ICT yang berstandar Internasional,” kata Rektor saat menyampaikan statementnya tentang kegiatan tersebut.
HUMAS