Nov 19, 2020 | Berita
Tahapan Pemilihan Serentak 2020 sudah dijadwalkan secara resmi meskipun wabah COVID-19 masih tinggi. Gelaran Pemilihan Serentak 2020 kali ini akan tampak berbeda dengan pemilihan tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dalam seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilihan Serentak 2020. Selain itu, pemilih di tahun 2020 akan didominasi oleh kaum muda rentang usia 17-39 tahun. Posisi generasi muda dalam panggung politik menjadi sangat penting karena mereka adalah agen perubahan (agent of change). Sebagai kelompok yang idealis dan memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, generasi muda berdiri pada posisi netral, tidak memihak kecuali kepada kebenaran dan keadilan.
Melihat realita tersebut, Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Ditjen IKP Kemkominfo) RI bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) menyelenggarakan webinar dengan tema “Peran Mahasiswa dalam Menyukseskan Pemilihan Serentak 2020”. Dalam acara yang berlangsung pada Rabu (19/11) secara virtual tersebut, dihadirkan empat narasumber. Ialah Direktur Jenderal IKP Kemkominfo, Prof. Dr. Widodo Muktiyo, Tim Asistensi Hukum Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Nasrullah, SH. M.CL, Rektor UNIMMA, Dr. Suliswiyadi, M.Ag dan Ketua KPU Kota Magelang, Drs. Basmar Perianto Amron, M.M.
Rektor UNIMMA menyampaikan generasi muda yang dianggap melek teknologi diharapkan mampu berperan aktif di masa pandemi. “Sebagai agen perubahan, mahasiswa harus menggambil langkah-langkah positif (sekecil apapun) untuk perbaikan bangsa ini ke depan. Secara online, generasi milenial yang melek teknologi informasi menjadi sangat strategis khususnya dalam permasalahan informasi calon, tahapan dan pendidikan pemilih melalui berbagai literasi politik,” jelas Rektor.
Lebih lanjut, Rektor mengungkapkan mahasiswa tidak boleh alergi dengan aktivitas politik, termasuk berpartisipasi dalam Pemilihan. Sebagai insan kritis mahasiwa harus aktif melakukan kontrol dan pengawasan terhadap setiap proses politik yag berlangsung.
Sementara itu, Prof Widodo menjelaskan bahwa literasi politik di kampus perlu terus dikembangkan bagi pengelola, praktisi, wartawan, media kampus, dan para sivitas akademika.. “Mahasiswa menjadi mata dan telinga kita dalam Pemilihan. Mahasiwa dan media kampus berperan sebagai motor dan referensi bagi masyarakat agar tidak salah dan tersesat dalam mendapatkan serta mengonsumsi informasi guna mendukung kesuksesan pesta demokrasi Pemilihan 2020,” ujarnya.
Prof Widodo menambahkan, tantangan bagi sivitas akademika dan media kampus adalah bagaimana membangun masyarakat untuk memanfaatkan media sosial menjadi media yang berisikan informasi yang mendidik, mencerahkan, dan memberdayakan dan mendukung pelaksanaan demokrasi.
Pada kesempatan yang sama, KPU mengajak mahasiswa bersama-sama mempengaruhi masyarakat agar menjadi pemilih yang cerdas serta memberikan suara dengan benar di tanggal 9 Desember 2020 nanti. “Mahasiwa dapat mengajak masyarakat untuk cerdas gunakan hak pilih, yaitu kenali visi misi dan program Cakada, kenali riwayat hidup calon dan parpol pengusungnya, pastikan kualitas pilihan dan berikan suara dengan benar,” ujar Basmar, Ketua KPU Magelang.
Nov 18, 2020 | Berita
Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) menggelar The 2nd Borobudur International Symposium (BIS) 2020 secara virtual pada Rabu (18/11). Acara dengan tema “Reinforcement of the Sustainable Development Goals post Pandemic” bertempat di Auditorium Kampus 1 UNIMMA.
Dr. Suliswiyadi, M.Ag, Rektor UNIMMA mengapresiasi simposium yang membahas penguatan SDGs pasca pandemi tersebut. “Pandemi secara tiba-tiba mengubah realitas ekonomi dan sosial. Saya berharap dengan pembahasan The 2nd BIS 2020 ini akan menghasilkan pembelajaran yang lebih bermakna dari pembelajaran-pembelajaran lain dengan tema yang sama,” ujar Rektor.
Dalam kesempatan tersebut, dihadirkan lima keynote speakers, ialah Dr.Eng. Thomas Kivevele (The Nelson Mandela African Institution of Science and Technology, Tanzania), Pensri Jaroenwanit, Ph.D (Khon Kaen Business School,
Thailand), Dr. Heni Setyowati ER, M.Kes (Universitas Muhammadiyah Magelang, Indonesia), Drs. H. Hajriyanto Y. T, MA (The Indonesian Embassy in Beirut Lebanon), dan Prof. Yinghuei Chen (Dean of International College, Asia University, Taiwan).
Dr. Muji Setiyo, ST., MT, Ketua Panitia BIS menyampaikan dalam laporannya bahwa kegiatan dihadiri oleh 348 presenters dari Indonesia, Malaysia, Inggris, Skotlandia, Thailand, Taiwan, Tanzania dan juga Timor Leste. Simposium diselenggarakan dengan menggandeng 17 perguruan tinggi sebagai co-host.
“Semoga pembahasan kita nanti bisa menghasilkan transfer pengalaman dan temuan penelitian dari partisipan kepada yang lain, dari keynote speakers kepada semua peserta, dari peneliti sosial ke peneliti teknik dan sebaliknya. Selain itu, semoga acara ini dapat menciptakan jejaring penelitian lebih luas,” harap Muji.
Nov 16, 2020 | Berita
Dengan meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi menjadi Siaga, banyak warga di sekitarnya dengan kategori rentan yaitu ibu hamil, anak-anak dan lansia (lanjut usia) yang sudah mulai diungsikan di beberapa posko pengungsian. Senin (16/11), Dr. Suliswiyadi, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) beserta jajarannya mengunjungi salah satu Posko Pengungsian di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Aksi Rektor turun ke posko pengungsian ini sebagai bentuk kunjungan kepedulian institusi dan dukungan kepada relawan UNIMMA yang terdiri dari dosen dan mahasiswa. “Banyak dosen dan mahasiswa UNIMMA yang terlibat dalam kegiatan penanggulangan bencana Merapi kali ini. Ada mahasiswa Psikologi yang melakukan pendampingan psikososial, mahasiswa Keguruan mengajar di Sekolah Darurat yang baru dimulai hari Senin ini, dan ada mahasiswa Kesehatan yang standby di posko,” jelas Rektor.
Rektor juga menyampaikan akan berkoordinasi lebih lanjut dan melakukan kesiapsiagaan terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi nantinya. “Ke depannya, UNIMMA sebagai salah satu perguruan tinggi di wilayah Magelang harus siap jika dimintai bantuan baik berupa logistik ataupun moril,” tambah Rektor.
Sementara itu, Kepala Desa Deyangan, Risyanto menyebutkan ada 120 pengungsi di Balai Desa Deyangan yang berasal dari Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Risyanto mengaku senang dan terbantu atas kehadiran mahasiswa UNIMMA di posko. “Sebelumnya, anak-anak bermain sesuka hati dan tidak terarah. Tetapi sejak ada mahasiswa UNIMMA yang bertugas di sini, kami lega dan berterima kasih karena anak-anak diberi pengarahan,” ujarnya.
Nov 11, 2020 | Berita
Kesejahteraan petani menjadi persoalan menahun yang seolah tanpa ujung. Masih banyak tantangan di sektor pertanian yang harus dihadapi, diantaranya memastikan ketersediaan pangan nasional masyarakat, utamanya di masa pandemi dan memperkuat cadangan pangan nasional. Selain itu juga bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani dan regenerasi pelaku usaha sektor pertanian.
Berdasarkan hal tersebut, dalam rangka membantu para petani terutama di wilayah Jawa Tengah untuk pengembangan usaha, Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) merintis Sekolah Petani dengan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada Jum’at (11/11) di Kampung Ulam, Ngrajek.
FGD dihadiri oleh Drs. H. Tafsir, M.Ag, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, MPM PP, MPM PW, PDM dan MPM dari lima kabupaten (Magelang, Temanggung, Klaten, Boyolali dan Purworejo) serta perwakilan petani anggota Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI).
Dra. Retno Rusdjijati, M.Kes, Ketua MTCC UNIMMA mengatakan bahwa MTCC UNIMMA sebagai organisasi yang concern pada kesejahteraan petani berupaya untuk menyuarakan aspirasi petani. “Kegiatan FGD ini merupakan wujud kontribusi MTCC UNIMMA sebagai bagian Muhammadiyah yang harus berperan pada jihad kedaulatan pangan dan implementasi sistem pertanian terpadu. Oleh karena itu, sinergi MTCC dengan MPM PP Muhammadiyah maupun jejaring Muhammadiyah lainnya menjadi hal yang sangat penting,” ujarnya.
Retno menambahkan, FGD kali ini bertujuan untuk merumuskan kurikulum yang akan digunakan untuk Sekolah Petani. Selain itu, FGD tersebut juga sebagai ajang mengumpulkan permasalahan yang ada di lapangan.
Kegiatan diskusi dengan MPM tersebut dibuka langsung oleh Rektor UNIMMA, Dr. Suliswiyadi, M.Ag. Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan bahwa jejaring Muhammadiyah sangat potensial dan perkembangannya akan semakin massif ke depannya. “Dengan merintis sekolah tani ini, petani dapat terberdaya dengan kompetensi dan kualifikasi dalam menghadapi perubahan teknologi. Pada prinsipnya, UNIMMA ingin membersamai jejaring Muhammmadiyah demi kesejahteraan petani,” ungkap Rektor.
Sementara itu, Dr. M. Nurul Yamin, M.Si, Ketua MPM PP Muhammadiyah memberikan apresiasi sangat luar biasa untuk gerakan yang dilakukan MTCC UNIMMA. “UNIMMA walaupun belum ada Fakultas Pertanian, melakukan sebuah langkah terobosan yang sangat bagus. Di Jawa Tengah, jaringan ini bisa kita kembangkan di sektor pertanian maupun pasar secara simultan. Dengan begitu, pemberdayaan di sektor pertanian ini bisa terus berkembang. Dengan adanya Sekolah Petani ini, integrasi bisa berjalan secara sinergis antara UNIMMA dan petani untuk menuju warna yang hijau nan membahagiakan,” tutur.
FGD diakhiri dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara MTCC UNIMMA dengan MPM Pusat, Wilayah dan PDM dalam lingkup peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani untuk pengembangan usaha serta pendampingan dan pemberdayaan untuk kesejahteraan petani.
Nov 11, 2020 | Berita
Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) menyelenggarakan Angkat Sumpah Perawat di Aula Fikes UNIMMA pada Rabu (11/11). Acara tersebut merupakan agenda tahunan yang harus diikuti oleh lulusan D3 Keperawatan. Prosesi dilakukan secara daring dan diwakili 7 alumni yang disumpah secara luring di kampus.
Setiap lulusan perawat baru yang akan memasuki profesinya diwajibkan mengikuti angkat sumpah profesi perawat di hadapan organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai bentuk tanggungjawab moral profesi setelah menyelesaikan studi.
Ns. Margono, M.Kep, Ketua Program Studi D3 Keperawatan menyampaikan ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan pembelajaran sehingga para alumni yang diangkat sumpah pada hari tersebut dapat menyelesaikan pendidikan. “Angkat sumpah yang diikuti 65 peserta, terdiri dari 63 alumni tahun 2020, 1 alumni yang sudah lulus sejak 2009, dan 1 alumni dari Profesi Ners. Dari peserta ini ada 3 mahasiswa yang terbaik, yakni Vutukhal Rachma Arfian IPK 3.86, Astri Uswatun Khasanah IPK 3.81 dan Herlambang Setiaji IPK 3.80,” papar Margono.
Sementara itu, Wakil Rektor 1, Puguh Widiyanto, M.Kep menyampaikan selamat kepada peserta. “Yang menjadi penting, ketika anda meninggalkan kampus dengan segala bekal yang dimiliki, tentunya anda harus siap dengan segala tantangan. Saya berharap anda sekalian bisa mencapai sukses tersebut,” tutur WR 1.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah PPNI Provinsi Jawa Tengah dalam sambutannya yang dibacakan oleh Ns. Ahmad Baed, S. Kep menyampaikan bahwa kepercayaan dari masyarakat harus dijawab dengan professional. Hal tersebut dapat diukur dengan memberikan pelayanan sesuai standar kompetensi yang tinggi dan tanggung jawab moral yang baik untuk menjaga keselamatan pasien. “Setiap perawat harus menguasai lima kompetensi dasar yaitu melakukan praktek sesuai dengan etika dan peraturan perundangan yang berlaku, menerapkan praktek keperawatan secara profesional, menguasai manajemen dan kepemimpinan keperawatan, mengembangkan pendidikan dan penelitian serta mengembangkan kualitas kehidupan profesional dan personal” jelasnya.