Jul 14, 2017 | Berita
Selama ini temulawak dijadikan olahan obat-obat herbal oleh masyarakat. Namun belum banyak yang tahu bahwa kandungan dalam temulawak dapat dijadikan sebagai antidepresan. Kandungan curcumin dalam temulawak diyakini dapat menurunkan depresi dan meningkatkan kekebalan tubuh. Hal itulah yang kemudian diteliti oleh lima mahasiswa UM Magelang dengan menemukan istilah Lawak Tesi atau Temulawak Anti Depresi .
Adalah Kholifatun Putri, Ridho Panggah Prasetya, Panji Yudha, Lilik Kurniati, serta Aprilia Yunita mahasiswa Fikes UM Magelang yang menuangkan gagasan penelitian ke dalam proposal berjudul “Ekstrak Temulawak sebagai Anti Depresi” yang diajukan dalam PKM Dikti Tahun 2016 dan telah lolos pendanaan oleh Dikti. Dibawah bimbingan Widarika Santi Hapsari S.Farm M.Sc yang merupakan dosen Fikes, kelima mahasiswa itupun melakukan penelitian yang dimulai dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2017 di Laboratorium Farmasi Fikes UM Magelang.
Kholifatun, ketua tim mengatakan, proses penelitian berawal dari pemilihan rimpang temulawak yang telah dideterminasi untuk menyatakan bahwa tumbuhan tersebut benar-benar merupakan tumbuhan temulawak. Kemudian perlakuan kepada rimpang temulawakpun dilakukan mulai dari perajangan, pengeringan, penghalusan, maserasi, pengentalan sampai dengan tahap akhir yaitu pengujian ke hewan uji yang berupa mencit untuk mengetahui efek dari ekstrak rimpang temulawak sebagai anti depresi.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa kandungan dari rimpang temulawak dapat dijadikan sebagai alternatif penanganan depresi yang sering dialami oleh masyarakat. “Kami berusaha mencari formulasi yang tepat untuk pembuatan sediaan tablet ekstrak temulawak yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, ” ujar Kholifatun. (Humas-Yudia)
Jul 4, 2017 | Berita
Usai menjalani liburan panjang dalam rangka Idhul Fitri, Keluarga Besar UM Magelang mengadakan Silaturahmi Syawal 1438 H hari Sabtu, (1/7) sebelum menjalani rutinitas kerja. Acara yang diadakan di Auditorium Kampus 1 UM Magelang itu dihadiri oleh pengurus Badan Pembina Harian (BPH), Rektor, Wakil Rektor, pimpinan fakultas, dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa UM Magelang. Kegiatan tersebut merupakan akhir dari rangkaian kegiatan Ramadhan di Kampus yang digagas oleh Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam (LP2SI) UM Magelang.
Dalam kesempatan itu Ir. Eko Muh Widodo MT, Rektor UM Magelang menyampaikan ucapan Selamat Idhul Fitri serta permohonan maaf secara pribadi maupun lembaga kepada ratusan hadirin yang datang pada acara tersebut. Rektor juga berharap agar acara silaturahim dapat lebih mempererat hubungan persaudaraan antar warga yang berada di Kampus 1 dengan warga yang berada di Kampus 2, demikian pula sebaliknya.
KH. Djam’an Muhjidin yang menjadi pengurus BPH UM Magelang memberikan taushiyah Ramadhan kepada para hadirin. Dalam taushiiyah singkatnya Djam’an yang juga pengurus PDM Kota Magelang itu menyampaikan agar terus menjaga amalan Ramadhan. “Tadharus, sholat malam, sedekah serta amalan-amalan lain yang dilakukan selama Ramadhan hendaknya dapat terus dilakukan di bulan-bulan selain bulan Ramadhan sehingga dapat menambah kualitas hidup kita yang semakin berkurang usianya dari hari ke hari,” tegasnya.
Acara diakhiri dengan halal bihalal yakni saling memberikan maaf satu sama lainnya termasuk dengan anggota keluarga dosen dan tenaga kependidikan yang turut diundang dalam acara itu. Pada Senin (3/7) aktivitas kampus kembali berjalan normal dengan segala kegiatan baik akademik maupun kegiatan kemahasiswaan. (Humas – Yudia)
Jul 4, 2017 | Berita
Satu pencapaian besar dilakukan oleh UM Magelang. Dalam usianya yang hampir memasuki 53 tahun, UM Magelang akhirnya berhasil memiliki guru besar yakni Prof. Dr. Muhammad Japar, M. Si, Kons. Surat Keputusan Profesor tersebut disampaikan oleh Koordinator Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah dan diterima oleh Rektor UM Magelang, Kamis (22/6) di Semarang.
Dalam SK Menristek Nomor 65131/A2.3/KP/2017 tanggal 26 April 2017 disebutkan, mulai tanggal 1 Februari 2017 Dr. Muhammad Japar M.Si, Kons dengan jumlah angka kredit sebanyak 851 kum memperoleh jabatan akademik atau fungsional dosen sebagai Profesor / Guru Besar dalam bidang Ilmu Bimbingan Konseling.
Prof. DYP Sugiharto, M.Pd, Kons saat menyerahkan SK berpesan agar Prof. Dr. Muhammad Japar, M. Si, Kons dapat lebih memberikan kontribusi dan dharma baktinya kepada lembaga. ”Disamping itu juga agar dapat mengembangkan ilmunya serta lebih banyak meningkatkan karyanya melalui jurnal internasional,” imbuhnya.
Ir. Eko Muh Widodo, MT, Rektor UM Magelang didampingi Prof. Dr. Muhammad Japar, M. Si, Kons mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian yang berhasil diperoleh UM Magelang. “Saya berharap agar hal ini dapat memacu dan memicu dosen UM Magelang lainnya yang telah menyelesaikan studi S3 untuk segera mengusulkan guru besar. Pencapaian ini tentu saja diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas UM Magelang sebagai perguruan tinggi yang memiliki SDM yang qualified,” ujar Rektor. (Humas – Yudia)
Jul 4, 2017 | Berita
Kinerja manajerial merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), pelaksana fungsi eksekutif harus berkoordinasi agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik. Untuk dapat mengetahui apakah kinerja tersebut efektif atau tidak harus dilakukan perbandingan terhadap anggaran sehingga perencanaan dan penganggaran merupakan salah satu faktor utama yang harus diperhitungkan dengan baik oleh Pemerintah.
Melihat betapa kuatnya pengaruh kinerja manajerial untuk keberlangsungan suatu organisasi, tiga mahasiswi Prodi Manajemen FEB UM Magelang yang terdiri dari Petriana Heski, Anni fidayati dan Danik Tri purwanti mengajukan proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) berjudul Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Struktur Desentralisasi, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial. Dibawah bimbingan Lilik Andriyani, SE, M.Si, . proposal tersebut berhasil lolos dan didanai Dikti senilai 10 Juta.
Heski, ketua tim menjelaskan, penelitian dilakukan di SKPD Kabupaten Magelang karena realisasi anggaran di Kabupaten Magelang dari tahun 2014-2016 belum mencapai target yang direncanakan sebelumnya. “Kegiatan penelitian ini melibatkan 68 pegawai sebagai responden dengan menggunakan data primer berupa penyebaran kuesioner. Rangkaian kegiatan selanjutnya yaitu melakukan olah data dan kemudian diuji,” ujar Heski.
Hasil uji data yang telah dianalisa diharapkan dapat memberikan jawaban mengenai Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Struktur Desentralisasi, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial. TIM PKM-P berharap dengan penelitian ini masyarakat dapat mengetahui banyak hal tentang bagaimana kinerja manajerial di SKPD Kabupaten Magelang. Selain itu SKPD Kabupaten Magelang juga dapat meningkatkan kinerjanya agar tidak ada anggaran yang defisit sehingga berpengaruh pada APBD. (Humas – Yudia)
Jul 4, 2017 | Berita
Di lingkungan Kota Magelang khusunya Kampung Karanggading memiliki tingkat kerawanan kriminalitas yang perlu diperhatikan. Berdasarkan data statistik kriminal Polsek Magelang Selatan dari Januari hingga April 2017 terdapat empat kejadian tindak pidana, dua diantaranya pencurian, kebakaran los pasar serta pengrusakan fasilitas umum. Belum lagi jumlah tindak pidana yang tidak dilaporkan. Salah satu upaya yang dilakukan pihak Kepolisian untuk mencegah hal-hal tersebut yakni membentuk mitra polisi yakni polisi masyarakat (polmas).
Namun sayangnya, Polmas di Karanggading saat ini berstatus vacum sehingga apabila terdapat suatu masalah kriminalitas pemuda kampung tersebut belum mengerti dan memahami ketentuan-ketentuan hukum positif dan seringkali menimbulkan tindakan di luar hukum yang mengarah kepada anarkisme. Akibatnya tindakan pencegahan dan penindakan masih dirasa kurang. Terlebih lagi, kuatnya keinginan dari masyarakat kampung Karanggading untuk mempercepat upaya kedekatan, kepercayaan dan kemitraan masyarakat dengan pihak kepolisian tidak berjalan maksimal karena belum ada media atau perantara dari pihak ketiga yang membantu untuk melaksanakan program pendampingan tersebut.
Hal tersebut mendorong empat mahasiswa FH UM Magelang untuk membantu memaksimalkan fungsi Polmas di wilayah Karanggading, Magelang melalui kegiatan Mini Workshop bertemakan Sosialisasi, Pelatihan dan Pendampingan serta pembentukan kembali Polmas menjadi Komunitas Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) yang diantarannya adalah masyarakat Rejowinangun Selatan. Kegiatan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk proposal berjudul Program Kreativitas Mahasiswa “Pendampingan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat dalam Pengendalian Keamanan dan Ketertiban di Kampung Karanggading.
Proposal yang dibimibing oleh Chrisna Bagus Edhita P, S.H.,M.H tersebut berhasil didanai Dikti pada PKM Tahun 2017.Empat mahasisiwa FH UM Magelang tersebut yakni Nilma Himawati,Akhmad Fatomi,, Hilmi Taufiqurrohman, dan Takhasasu Adkha dari “Kami berharap melalui PKM ini masyarakat Kampung Karanggading mengerti akan urgensinya Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. Salah satu upaya yang kami lakukan adalah membentuk Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) dan bekerjasama dengan Polsek Kota Magelang Selatan, ” kata Nilma, ketua tim PKM.
Selama tiga bulan Nilma dan timnya melakukan berbagai kegiatan untuk merealisasikan program tersebut. Mini workshop merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi tentang Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008 yang merupakan dasar hukum pembentukan FKPM. Kegiatan itu dihadiri oleh perwakilan masing-masing RT/RW. Pada tahap selanjutnya adalah pembentukan Komunitas FKPM untuk mengaktifkan kembali program yang ada sebelumnya.
Wahono selaku Babinkamtibmas mengungkapkan “Menjaga keamanan dan ketertiban 2922 KK memang tidak mudah. Oleh karena itu, kami sangat terbantu sekali dengan adanya program ini. Semoga kedepannya ada perubahan yang pasti dan lebih baik.”
Selain itu keempat mahasisiwa tersebut juga melakukan kegiatan simulasi KDRT di depan peserta FKPM Rejowinangun Selatan. Usai menyaksikan drama berupa KDRT, para peserta simulasi diminta tanggapan tentang sikap dan tindakan yang seharusnya dilakukan oleh anggota FKPM bila melihat peristiwa tersebut. (Humas – Yudia)