Sep 4, 2017 | Berita
Untuk membentuk lulusan yang dapat bekerja sesuai kode etik profesi tenaga kefarmasian, Prodi D3 Farmasi dan dengan S1 Farmasi Fikes UM Magelang mengadakan kuliah tamu Pembekalan Etika Profesi pada Rabu (30/8). Kegiatan yang diadakan di Aula Fikes UM Magelang itu diikuti 70 mahasiswa D3 dan S1 Farmasi.
Wakil Dekan Fikes UM Magelang, Ns. Retna Tri Astuti, M.Kep yang membuka acara mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan dapat sebagai bekal untuk menunjang etika profesinya sebagai seorang tenaga teknis kefarmasian. Ia juga berharap dengan pembekalan ini, nantinya mahasiswa dapat menjadi pekerja yang jujur, disiplin dan bertanggungjawab.
Kuliah tamu bertema “Tenaga kefarmasian yang menjunjung tinggi etika profesi” itu menghadirkan dua pembicara, yaitu Drs. Jamalufin Al J. Effendi, Apt, Ketua Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia ( PD IAI) Jawa Tengah dan Joko Hardjanto,SH, Ketua PD Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Jawa Tengah.
Saat menyampaiakn materi tentang etika seorang apoteker Jamalufin mengatakan bahwa seorang apoteker harus memiliki liability keahlian dan liability kewenangan. “Jika bicara tentang sebuah profesi, kita tidak lagi membicarakan tentang pantas atau tidak pantas. Tapi lebih ke arah etis atau tidak etisnya profesi tersebut,” ungkap Jamalufin dihadapan para peserta. Menurutnya keahlian seorang apoteker itu dilihat dari dua hal. Pertama, kemampuan menemukan senyawa farmasi menjadi obat yang berkhasiat. Kedua, apoteker harus mampu menjadi guidance conselling bagi pasiennya sehingga tujuan farmasi dapat tercapai.
Sedangkan materi yang berbeda disampaikan oleh Joko Hardjanto. Joko lebih menekankan mengenai Undang-Undang (UU) kefarmasian. Seorang Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK), kata Joko, harus bekerja sesuai UU kefarmasian yang telah berlaku di Indonesia. “TTK yang beretika yaitu yang sesuai UU Kefarmasian,” tegas Joko.
“Dalam Kemenkes 573 tahun 2008, sudah diatur kewajiban TTK terhadap profesinya, teman sejawat, pasien atau pemakai jasanya, tenaga kesehatan lainnya dan masyarakat. Jadi jika para TTK mematuhi peraturan tersebut tentu tidak akan terjadi perilaku yang tidak etis dalam bekerja,” tutur Joko.
Dihari berikutnya, kamis,(31/8) Prodi D3 dan S1 Farmasi kembali mengadakan kegiatan yakni workshop “Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO/ICE 17025”. Workshop yang juga diadakan di Aula Fikes kali ini diikuti 80 peserta yang terdiri dari mahasiswa S1 dan D3 Farmasi, dosen Fikes dan tenaga kependidikan di lingkungan Biro Aset dan Rumah Tangga.
Ni Made Ayu Nila, M.Sc.Apt , ketua panitia kegiatan mengatakan, ISO/IEC 17025 merupakan sebuah standar yang diakui secara internasional mencakup standar akreditasi laboratorium pengujian dan kalibrasi. “workshop mengenai pengenalan sistem manajemen mutu laboratorium ISO 17025 dimaksudkan agar mahasiswa memiliki bekal saat mereka berkecimpung sebagai praktisi, pengembang dan tenaga ahli di berbagai laboratorium, “ujar Nila.
Robi Hari Mahersa,ST, Manajer Mutu pada UPT laboratorium lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang yang menjadi pembicara tersebut mengatakan tentang pentingnya pemahaman mengenai manajemen mutu pada laboratorium. Robi juga menjelaskan tentang sistem mutu yang berlaku di dalam standar ISO/ICE 17025.
“Ada beberapa item yang harus dipenuhi oleh laboratorium untuk mendapatkan ISO/ICE 170125. Mulai dari tenaga laboratorium atau personil yang kompeten, peralatan yang memadai, sampai pada kondisi ruangan yang sesuai standar”,ungkap Robi. Ia juga megatakan jika laboratorium UM Magelang ingin memperoleh ISO/ICE 17025 maka harus memperhatikan IKM (Intruksi kerja Metode) dan IKA (Intruksi Kerja Alat). “IKM dan IKA harus disesuaikan dengan kinerja mahasiswanya,”tandasnya. (Humas)
Sep 4, 2017 | Berita
Masyarakat pada umumnya mengatasi penyakit yang dideritanya dengan membeli obat di warung karena lebih murah dan lebih dekat. Selain itu juga karena pengaruh iklan dari media maupun saran dari keluarga, teman atau tetangga. Demikian pula yang terjadi pada masyarakat Desa Pucanganom. Mereka melakukan swamedikasi atau penggunaan obat-obat sendiri, padahal tingkat pengetahuan masyarakat terkait penggunaan obat-obatan masih sangat rendah.
Hal tersebut menarik minat tiga dosen Prodi Farrmasi Fikes UM Magelang untuk melakukan salah satu dharma perguruan tinggi yakni pengabdian pada masyarakat yang dituangkan dalam proposal berjudulPemberdayaan PKK Desa Pucanganom dalam rangka Peningkatan Penggunaan Obat Rasional dengan Metoda CBIA. Proposal tersebut berhasil mendapatkan pendanaandari LP3M UM Magelang Skema Pendanaan Program Kemitraan Universitas (PKU) Tahun 2017. Tahun ini UM Magelang melalui LP3M UM Magelang mendanai tujuh proposal pengabdian pada masyarakat.
Ketiga dosen Farmasi yang melakukan kegiatan pengabdian itu adalah Heni Lutfiyati, M.Sc., Apt., Fitriana Yuliastuti M.Sc., dan Puspita Septie D, MPH., Apt. Mereka melakukan kegiatan di Desa Pucanganom Kecamatan Srumbung Magelang..
Heni, ketua tim mengatakan, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui penggunaan obat. Berdasarkan hasil survei, kata Heni, disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi masyarakat di desa Pucanganom adalah banyaknya penggunaan obat – obat sendiri (swamedikasi) yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pucanganom padahal tingkat pengetahuan masyarakat terkait penggunaan obat – obatan masih sangat rendah.
Tahap selanjutnya adalah memberdayakan PKK Desa Pucanganom yang beranggotakan 50 ibu-ibu warga Desa Pucanganom. Dari 50 anggota PKK tersebut, sebanyak 35 anggota yang aktif mengikuti kegiatan. ”Salah satu Program Pokok PKK tertuang dalam Program Pokja II yakni mengelola Program pendidikan dan Ketrampilan untuk meningkatkan pendidikan dan ketrampilan dalam keluarga, melalui penyuluhan, orientasi dan pelatihan yang kami aplikasikan “ ujar Heni .
Kaprodi D3 Farmasi itu melanjutkan, kegiatandilakukan untukmemberdayakan PKK Desa Pucanganom dengan memberikan pelatihan ketrampilan memilih obat untuk swamedikasi sehingga menjadi penggerak masyarakat dalam penggunaan obat yang rasional. “Metode yang digunakan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat adalah model pemberdayaan masyarakat partisipatif atau Participatory Rural Apraisal (PRA). Metode ini dipilih karena keterlibatan masyarakat dirasakan sangat penting untuk menyelesaikan masalah,” imbuh Heni.
Beberapa rangkaian tahapan kegiatan dilakukan, mulai tahapan persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan. Pada tahapan persiapan dimulai dengan membentuk Focus Grup Discussion (FGD)dengan perangkat desa dan tokoh masyarakat dan sosialisasi Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) dengan tema DAGUSIBU atau “Dapatkan, Gunakan, Simpan Obat dengan Baik dan Benar”. Selain itu Heni dan kawan-kawan juga mensosialiasikan penggunaan antibiotika yang rasional. Tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan pelatihan ketrampilan memilih obat dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) dan pendampingan.
Heni mengungkapkan, output atau luaran kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan memilih obat tersebut berhasil dicapai. Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan.Sri Widayati, S.Pd, SD, ketua tim penggerak PKK Desa Pucangano mengaku mendapatkan pencerahan usai mengikuti pelatihan tentang penggunaan obat yang rasional. “Setelah mengikuti pelatihan kami menjadi paham tentang aturan meminum obat serta cara menyimpan obat yang baik dan benar. Pelatihan ini benar-benar bermanfaat bagi kami khususnya ibu-ibu agar dapat menularkan informasi yang telah didapat kepada seluruh anggota keluarga dan masyarakat di Desa Pucanganom,” ungkap Sri. (Humas)
Aug 29, 2017 | Berita
Nico Sunarko Putra, Mahasiswa UM Magelang berhasil menjadi Duta Generasi Berencana (Genre) dalam ajang pemilihan Duta Genre Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 pada kamis (24/8).
Grand final pemilihan Duta Genre yang berlangsung sejak Selasa (22/8) hingga Kamis (24/8) dilaksanakan di Hotel Horison Semarang. Pada acara tersebut, peserta diberi pertanyaan seputar pengetahuan reproduksi, keluarga berencana, serta kemampuan berkomunikasi. Setelah melalui seleksi ketat, perwakilan Magelang keluar sebagai juara pertama. Ia berhasil mengalahkan wakil dari 31 kota dan kabupaten di Jawa Tengah.
Niko yang merupakan putra dari Sunarko dan Hanik Anissati itu mengaku tidak menyangka akan mendapatkan juara pertama. “Saya tidak menyangka akan mendapatkan juara ini, karena dari awal yang terpenting bagi saya yaitu melakukan yang terbaik semampu saya,”ungkapnya. Menurutnya para peserta perwakilan dari masing-masing kabupaten memiliki bakat dan penampilan yang luar biasa. “Satu-satunya motivasi saya waktu itu hanya bagaimana saya bisa menampilkan yang terbaik,”Niko menambahkan.
Untuk komponen penilainnya dilihat dari keseluruhan pengetahuan tentang isu terkini, penampilan, sikap selama kompetisi dari bakat dan publik speaking.”Saya bersama pasangan saya, menampilkan puppet show dengan materi 8 fungsi keluarga dan yang saya tekankan adalah nilai cinta dalam keluarga,”jelas Niko saat di tanya bakat yang ia tampilkan dalam kompetisi.
Laki-laki kelahiran Magelang, 18 Februari tahun 1998 mengatakan bahwa kemenangannya tidak terlepas dari peran dan dukungan berbagai pihak. Salah satu dukungan yang berperan yaitu dukungan pihak kampus UM Magelang yag telang mendukung penuh dalam kompetisi. “Kampus sendiri sangat mendukung saya, terbukti dari dukungan materi sampai pendampingan pihak Lembaga Pengembangan Mahasiswa dan Alumni (LPMA) yang begitu luar bisa,”kata Niko. Ia juga menambahkan bahwa selain pihak kampus, dukungan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kabupaten Magelang yang telang menjadi pembimbinnya dan teman-teman Pusat Informasi Konseling Mahasiswa (PIKMA) yang turut mendampinginya selama kompetisi berlangsung.
Kemenangan ini saya persembahkan untuk Allah Swt, keluarga saya, PIKMA Surya Unima UM Magelang dan juga untuk kampus tercinta, UM Magelang,” ungkapnya yang juga mahasiswa fakultas Hukum.
Untuk menghadapi kompetisi Nasional nanti, Niko mengaku akan mempersiapkan materi dan segala keperluan kompetisi dari sekarang. “Yang pasti saya akan berusaha menampilkan yang terbaik untuk mewakili Jawa Tengah,”katanya.
Pemilihan Duta Genre 2017 tingkat Provinsi Jateng diikuti 48 orang orang yang terdiri atas dua jalur yakni jalur pendidikan dan jalur masyarakat dengan syarat usia 16-22 tahun (perwakilan dari masing-masing kabupaten dan kota se-Jateng dan pada tahun ini ada empat daerah yang tidak mengirimkan perwakilannya). Dalam pemilihan Duta Genre Tersebut kabupaten Magelang mengirim 4 wakilnya,yang semuanya merupakan mahasiswa UM Magelang. Mereka adalah Niko Sunarko dan Dinda Nirmala Dewi Wijayanto sebagai Duta Genre Pendidikan Magelang. Pasangan yang kedua yaitu Mukhammad Cahyo Yudhanto dan Retno Susanti yang merupakan Duta Genre Masyarakat Magelang. “Dan saya merupakan satu-satunya wakil kabupaten Magelang yang berhasil menjadi juara pertama Duta Genre Pendidikan,”pungkasnya ketika diwawancarai. (Humas)
Aug 29, 2017 | Berita
Di awal Tahun Akademik 2017-2018, Biro Keuangan UM Magelang menggelar Bimbingan Teknis (Bintek) Pengisian Rencana Kegiatan dan Anggaran. Acara yang diadakan di Aula lantai 3 Kampus 2 UM Magelang pada Sabtu (29/7) tersebut dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan UM Magelang, Nuryanto, ST., M.Kom. “Sekarang sudah saatnya UM Magelang hijrah, bermigrasi untuk sistem tata uang dari manual kepada penggunaan IT,” pesan Nuryanto saat memberikan sambutan.
Acara tersebut diikuti 60 peserta yang terdiri dari wakil dekan, kepala TU, serta tenaga kependidikan pengguna anggaran di lingkungan UM Magelang. Dr. Suryo Pratolo, M.Si., Akt Wakil Rektor Bidang Keuangan UMY turut menyampaikan materi Manual Software Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Keuangan Perguruan Tinggi (Simaku-PT) beserta dua pemateri lainnya yang menyampaikan tentang gambaran umum Simaku, praktek input data serta cara pencairan anggaran.
Dalam bintek yang diadakan dari pagi hingga sore hari itu peserta mendapatkan materi tentang gambaran umum Simaku, praktek cara input data anggaran serta cara pencairan anggaran. ”Hal dasar dalam proses penganggaran adalah money follow function dan value for money,” ujar Suryo.
Usai mengikuti bintek para peserta diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh. Selain itu diharapkan tata keuangan di semua unit kerja di UM Magelang akan semakin berjalan dengan baik dan rapi. (Humas)
Aug 28, 2017 | Berita
Untuk membuka wawasan mahasiswa tentang kepribadian seorang guru yang inspiratif serta memberikan gambaran tentang tugas guru dalam menyajikan pembelajaran yang lebih menarik kepada siswa, Prodi Penddidkan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islama UM Magelang mengadakan Studium General hari Sabtu 26/8 di Aula Fikes Kampus 2 UM Magelang.
Akhmad Baihaqi, M. Pd. I, ketua panitia mengatakan, Studium General bertema
“Menjadi Guru Inspiratif Menuju Indonesia Berkemajuan“ itu diikuti sekitar 200 mahasiswa baik kelas reguler, paralel serta mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Selain itu, kata Baihaqi, para dosen PAI juga mengikuti kuliah umum yang disampaikan oleh Dr. Muqowim, M. Ag (Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Sunan kalijaga Yogyakarta).
Muqowim antara lain menyampaikan, guru yang berkepribadian enerjik, ceria, dan menginspirasi merupakan kebutuhan sehingga suasana mengajar menjadi menyenangkan. Hal tersebut sebagai konsekuensi dari tugas guru yang semakin kompleks di dunia pendidikan. “Saat ini masih banyak ditemui guru yang sangat membosankan ketika mengajar,” ujar Muqowim.
Solusinya, ujar Muqowim yang juga seorang motivator handal, yakni guru harus mau meningkatkan kemampuan diri dan banyak belajar dengan memanfaatkan teknologi serta banyak membaca. “Selain itu juga sering mengikuti pelatihan dan berniat bersungguh-sungguh untuk maju,” ungkapnya. Dengan bersungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan jalan dan memberikan kemudahan.
Selain itu pemateri juga memberikan contoh metode atau cara yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa, antara lain dengan mendongeng atau mengajak siswa melakukan kegiatan di luar kelas berupa pengenalan alam. Para peserta antusias mengikuti acara hingga selesai. Ahwy, salah satu peserta mengaku mendapatkan pencerahan dari acara tersebut. “Metode yang disampaikan sederhana tapi mengena,” ujarnya. (Humas)