Sep 24, 2018 | Berita
Di bawah kepimimpinan Yun Arifatul Fatimah, Ph.D, Fakultas Teknik UM Magelang terus melakukan akselerasi untuk meningkatkan kualitas khususnya bagi mahasiswa dan alumninya. Setelah beberapa waktu lalu merealisasikan kompetensi lulusan bertaraf internasional melalui double degree mahasiswa FT UM Magelang dengan NIIT India, hari ini, Jumat 21/9 FT UM Magelang melakukan Seminar bertema Urgensi Sertifikasi Kompetisi terhadap Kualitas Lulusan serta Verifikasi Tempat Uji Kompetenesi (TUK) Mandiri FT UM Magelang. Acara yang diadakan di Ruang Sidang FT tersebut dihadiri oleh seluruh dosen FT UM Magelang serta ketua program studi di lingkungan Universitas dan Ketua Badan Penjaminan Mutu (BPM).
Yun, Dekan FT alumni Curtin University Australia itu menjelaskan, bahwa upaya FT UM Magelang untuk merintis TUK Mandiri adalah agar FT dapat menyelenggarakan ujian kompetensi secara mandiri dimana sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Serifikasi Profesi (BNSP) dapat digunakan sebaga Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). “Untuk itu FT menggandeng Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Informatika Jakarta yakni lembaga yang diberi kepercayaan dari BNSP untuk melakukan uji kompetensi,” ungkap Yun.
Sebagai sarana untuk TUK Mandiri, FT UM Magelang saat ini telah memiliki dua laboratorium yang representatif yakni Laboratorium Jaringan dan Laboratorium Pemrograman. FT UM Magelang, imbuh Yun, merupakan satu-satunya fakultas di UM Magelang yang merintis TUK Mandiri. “Sertifikasi ini penting sebagai bekal tambahan ketrampilan yang otomastis akan meningkatkan value SDM saat ia memasuki dunia kerja,” ungkap Yun. Ia berharap LSP dapat langsung memberikan lampu hijau kepada FT UM Magelang untuk menyelenggarakan ujian kompetensi secara mandiri.
Muhaemin S. Kom, MM,Kom, Ketua LPS Jakarta yang juga merupakan Master Asesor BNSP saat menyampaikan presentasi antara lain mengungkapkan bahwa LSP yang bernaung di bawah Depkominfo merupakan organisasi nasional yang berfungsi melaksanakan sertifkasi kompetensi dengan masa berlaku sertifikat selama tiga tahun. Uji kompetensi, kata Muhamemin, sangat dibutuhkan di tengah persaingan kerja yang semakin ketat. Untuk itulah ia sangat mensupport FT UM Magelang yang berupaya meningkatkan kualitas lulusan dengan bekal sertifikasi kompetensi. Muhaemin juga melakukan verifikasi sarana prasarana yang dimiliki FT UM Magelang untuk TUK Mandiri.
HUMAS
Sep 20, 2018 | Berita
Sebagai sesama Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang secara geografis berdekatan satu sama lain, UM Magelang dan UM Purworejo sejatinya telah lama menjalin kerjasama dalam berbagai bidang. Kedua PTM yang hanya berjarak sekitar 40 KM itu juga memiliki keterikatan secara histori karena berasal dari embrio yang sama yakni IKIP Muhammadiyah Jakarta kala itu, lebih dari 50 tahun lalu.
Kini, kedua PTM tersebut menuangkan kerjasama yang telah terjalin dalam suatu nota kesepahaman yang ditandatangani dalam MoU hari Rabu, 19/9 di Ruang Rapat Gedung Rektorat UM Purworejo. Dalam acara tersebut Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT didampingi Kepala Biro Marketing dan Kerjasama (BMK) UM Magelang Dr. Imron MA beserta staff hadir dan diterima Rektor UM Purworejo beserta jajaran pimpinan dan kepala lembaga di beberapa unit.
Drs. Supriyono, M.Pd, Rektor UM Purwoejo menyambut baik penandatanganan MoU tersebut mengingat kerjasama yang sudah terjalin selama bertahun-tahun di berbagai bidang namun belum diformalkan dalam bentuk nota kesepahaman. “Pihak UM Magelang banyak membantu UM Purworejo dalam bentuk sharing ilmu di berbagai bidang. Saya berharap agar MoU ini dapat semakin mempererat silaturahim serta dapat maju bersama sebagai sesama PTM yang hampir senasib,” ujar Supriyono sesaat sebelum menandatangani MoU.
Adapun Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT mengungkapkan, UM Magelang dan UM Purworejo memiiliki beberapa kesamaan antara lain kerangka akademik, SDM, serta jumlah mahasiswa. “Berbeda dengan MoU pada umumnya yang baru akan direalisasikan setelah penadatanganan nota kesepahaman, kerjasama antara UM Maelang dan UM Purworejo sudah dilakukan atau direalisasikan, hanya saja belum dituangkan dalam perjanjian tertulis. Nah, hari inilah momen tersebut dilakukan,” kata Eko.
Nota kesepahaman antara UM Magelang dan UM Purworejo yang ditandatangani yakni tentang kerjsama Catur Dharma meliputi bidang pendidikan, penelitian, pengabdian serta Al Islam Kemuhammadiyahan. Selain itu juga kerjsama di bidang pengembangan dan pemberdayaan SDM dan Penjaminan Mutu Internal. Kerjasama tersebut berlangsung selama lima tahun dan dapat dilanjutkan sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
HUMAS
Sep 18, 2018 | Berita
Indonesia menjadi negara paling rawan terhadap bencana dibandingkan negara-negara lain di dunia. Hal tersebut karena letak geografis Indonesia di daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Disamping itu juga bencana lain seperti letusan gunung berapi, tanah longsor, kekeringan, banjir, serta kebakaran hutan. Pantaslah bila Indonesia disebut sebagai supermarket bencana.
Untuk itulah dibutuhkan manajemen penanggulangan bencana yang meliputi pra, tanggap, dan paska bencana. Hal tersebut merupakan upaya untuk menekan jumlah kerugian dan korban serta penanganan pengungsi secara terencana dengan fase siaga darurat, tanggap darurat, dan pemulihan darurat. Dalam kondisi ini berbagai pihak harus bersinergi untuk mencapai tujuan penanggulangan bencana.
Hal tersebut diungkapkan oleh Didik Wahyu Nugroho, ST, Kasie Kegawatdaruratan BPBD Kabupaten Magelang saat menyampaikan paparan tentang Dasar-Dasar Penanggulangan Bencana pada acara Seminar Kegawatdaruratan “First Aid in Disaster Nursing Update” Selasa (18/9). Selain Didik, pemateri lain yakni Eko Susanto S. Kep, NS Kepala Ruang IGD RSU Tidar Magelang, serta Ns. Nurul Hidayah, MS, dosen Fikes UM Magelang.
Eko yang menyampaikan materi tentang Cardiac Arrest mengungkapkan bahwa henti jantung atau cardiac arrest merupakan kondisi dimana detak jantung berhenti secara tiba-tiba. “Pada kondisi seperti ini organ yang paling cepat mengalami kerusakan adalah otak karena otak hanya mampu bertahan jika ada asupan glukosa dan oksigen. Jika dalam waktu kurang dari 10 menit otak tidak mendapatkan asupan maka otak akan mengalami kematian permanen dan menyebabkan kematian pada penderita,” kata Eko. Untuk itu, lanjutnya, penanganan pre hosipital adalah dengan melakukan restitusi jantung dan paru-paru untuk mendukung sirkulasi peredaran darah sampai tersedia perawatan medis yang pasti.
Adapun Nurul Hidayah yang membahas tentang Trend dan Isssue Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis mengungkapkan, pelayanan gawat darurat bertujuan untuk menyelamatkan jiwa dan organ dengan diagnosa yang tepat dan cepat. Beberapa tindakan yang berkaitan dengan etik gawat darurat dan kritis seperti euthanasia atau tindakan mengahkiri hidup pasien atas dasar medical futility dan Do Not Resuscitase (DNR) atau kebijakan yang diambil pihak keluarga maupun pasien dalam tindakan medik penyelamatan jiwa. “Jadi perawat kritis harus terus meningkatkan pengetahuannya tentang hal tersebut termasuk mempelajari alat dan teknologi telemedicine ,” ujar Nurul.
Seminar yang diadakan di Aula Fikes itu diikuti 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa S1 Keperawatan UM Magelang semester 5 dan 7, para perseptor klinik (IGD dan ICU) di RS wilayah Kedu, serta dosen Keperawatan Fikes UM Magelang. Ns.Sigit Prijanto , M.Kep, Kaprodi S1 Keperawatan Fikes mengatakan bahwa seminar ini bertujuan memberikan bekal terutama bagi mahasiswa dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga medis yang dapat memberikan pertolongan dalam kegawatdaruratan. (HUMAS)
Sep 17, 2018 | Berita
Sebagai puncak kegiatan KKN Tematik ke-46, sebanyak 642 mahasiswa UM Magelang yang mengikuti kegiatan KKN di tiga lokasi Kecamatan mengadakan Pameran, Sabtu (15/9) secara bersamaan. Mereka tersebar dalam 65 kelompok di tiga kecamatan yakni Kecamatan Magelang Tengah sebanyak 18 kelompok, Kecamatan Windusari 23 kelompok dan Kecamatan Mertoyudan 24 kelompok.
Sesuai dengan tema KKN yakni Optimalisasi Pariwisata di Wilayah Magelang Sebagai Pendukung KSPN Borobudur, berbagai produk dan jasa dipamerkan dalam kegiatan yang dihadiri dan ditinjau oleh pimpinan universitas, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Kapolsek, Dandim, serta Camat beserta aparat pemerintah lainnya. ”Masing-masing kelompok menampilkan kekhasan daerah binaan mereka,” ujar Retno Rusdjijati, M.Kes, Kepala Divisi yang menangani KKN pada Lembaga Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) UM Magelang .
Camat Mertoyudan Wisnu Harjanto, S.Sos., MM dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan Expo yang dilakukan karena dapat meningkatkan kerjasama serta diharapkan dapat meningkatkan income masyarakat melalui produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM binaan. Adapun Wakil Rektor 3, Drs. Mujahidun, M.Pd yang meninjau lokasi pameran di Kecamatan Mertoyudan menyampaikan terima kasih kepada Camat Mertoyudan yang sudah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengekplore potensi pariwisata di wilayah tersebut, termasuk mengolah kerajinan untuk suvenir.
Berbagai produk yang dipamerkan dari 24 stan di Kecamatan Mertoyudan, diantaranya kerajinan seperti souvenir dan hasil olahan makanan dari singkong dan kue jajanan pasar. Tamu undangan beserta masyarakat yang hadir dalam pameran tersebut juga membeli berbagai produk yang dipamerkan.
Sep 17, 2018 | Berita
Sebelum terjun mengemban tugas sebagai perawat profesional, 53 mahasiswa Profesi Ners Fikes UMMagelang mengikuti prosesi wisuda dan angkat Sumpah Profesi Ners di Aula Fikes Kampus 2 UMMagelang, Sabtu (15/09). Ke-53 mahasiswa tersebut merupakan angkatan ke-empat tahun akademik 2017/2018.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 09.00 dihadiri oleh Rektor UMMagelang, Dekan Fikes beserta jajarannya, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Jawa Tengah, pimpinan Rumah Sakit dr. Soerojo Magelang, Rumah Sakit Aisyiyah Muntilan, RSUD Kabupaten Magelang, RSUD Tidar, rokhaniawan serta orang tua/ wali wisudawan.
Setiap lulusan perawat baru yang akan memasuki profesinya diwajibkan mengikuti angkat sumpah profesi perawat di hadapan organisasi PPNI sebagai tanggungjawab moral profesi. Dalam perjalanan mendapatkan gelar akademik, sumpah profesi ners sendiri merupakan tahapan akhir perjuangan.
“Lulusan profesi ners diharapkan dapat melek teknologi, sehingga dapat meningkatkan ketrampilan juga mendukung dalam meniti karir atau pekerjaan”, tutur Ns. Priyo, M. Kep, Ketua Program Studi Profesi Ners di sela laporan akademiknya.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah PPNI Provinsi Jawa Tengah dalam sambutannya yang dibacakan oleh Ns. Ahmad Baed, S. Kep menyampaikan bahwa setiap perawat harus menguasai lima kompetensi dasar yaitu melakukan praktek sesuai dengan etika dan peraturan perundangan yang berlaku, menerapkan praktek keperawatan secara profesional, menguasai manajemen dan kepemimpinan keperawatan, mengembangkan pendidikan dan penelitian serta mengembangkan kualitas kehidupan profesional dan personal.
Dari ke-53 mahasiswa yang mengucap sumpah, terdapat tiga mahasiswa dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.00, mereka adalah Ns. Maya Shella Asmara, S. Kep, Ns. Wahyuni, S. Kep dan Ns. Melia Ulul, S. Kep. Ketiganya mendapat penghargaan yang diserahkan oleh Puguh Widiyanto, M. Kep, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMMagelang.