Feb 2, 2018 | Berita
“Optimalisasi Pariwisata di Wilayah Magelang sebagai Pendukung KSPN Borobudur” menjadi tema Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Angkatan 45 UM Magelang Tahun 2018. Sebelum terjun ke masyarakat, terlebih dari para peserta KKN mengikuti pembekalan selama tiga hari (Kamis- Sabtu, 1-3/2) di Auditorium Kampus 1 UM Magelang. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas dan fakultas di lingkungan UM Magelang.
Dr. Heni Setyowati ER, S.Kp, M.Kes, ketua LP3M UM Magelang dalam laporannya menyebutkan, tema tesrebut daingkat karena pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan di Indonesia termasuk wilayah kota dan kabupaten Magelang. Disampingi itu juga, candi Borobudur damn wilayah di sekitarnya telah ditetapkan sebagai 10 destinasi pariwisata prioritas dari 288 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang telah ditetapkan pemerintah. “Faktor lain yang tak kalah penting yakni sektor pariwisata merupakan salah satu program yang dikembangkan dalam RPJMD Kota dan Kabupaten Magelang,” kata Heni.
KKN tematik kali ini, lanjut Heni, diikuti oleh 610 peserta yang terbagi dalam dua kelas yakni 407 peserta kelas reguler dan 203 peserta kelas paralel. “Mereka akan ditempatkan di kota dan kabupaten Magelang mulai tanggal 26 Februari hingga 26 Maret,” kata Heni. Ia merinci, lokasi yang digunakan untuk KKN di Kota Magelang ada 3 kecamatan dengan 17 kelurahan. Adapun di Kabupaten Magelang ada 9 kecamatan dengan 48 desa sehingga total ada 65 desa dan kelurahan yang menjadi lokasi KKN angkatan 45 kali ini. Penentuan lokasi tersebut, lanjut Heni, merupakan hasil koordinasi dengan Bappeda yang telah memetakan daerah “merah”. Selain itu juga berdasarkan permintaan dari kepala desa setempat yang walaupun lokasinya tidak masuk dalam daerah “merah” namun minta untuk didampingi. “Saat ini konsep yang diterapkan pemerintah tidak lagi membangun desa, tapi desa membangun sehingga banyak desa yang butuh pendampingan terutama dalam pengelolaan dana desa.”
Heni menambahkan, pembangunan yang dilakukan di desa-desa sekarang bukan lagi pembangunan fisik tetapi pembangunan mental serta karakter warga, terlebih dalam pengelolaan dana desa dimana saat ini tiap-tiap desa memperoleh kucuran dana sekitar 1 milyar sehingga butuh pendampingan dalam penggunaan dana tersebut.
Adapun Rektor UM Magelang, Ir Eko Muh Widodo MT yang menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara mengatakan, tema pariwisata yang diangkat terlebih pariwisata Borobudur sebagai KSPN menjadi penting mengingat pariwisata mencakup banyak unsur didalamnya, termasuk pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah pariwisata, baik wisata alam maupun budaya.
Eko juga menyampaikan bahwa dua hari sebelumnya UM Magelang melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) telah melakukan MoU dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Kabupaten Magelang tentang pendampingan pengelolaan dana desa. Selain itu Fakultas Teknik juga telah melakukan pendampingan di Desa Pogalan sebagai Desa Wisata yang kini telah memiliki website dan portal desa wisata. Rektor juga berharap agar mahasiswa dapat menjadi ujung tombak untuk mengenalkan UM Magelang lebih luas.
Dalam pembekalan selama tiga hari yakni dua hari untuk peserta KKN reguler dan satu hari untuk peserta KKN paralel, UM Magelang melibatkan beberapa instansi terkait yang diharapkan dapat memberikan pemahaman serta wawasan kepada para mahasiswa sebelum mereka terjun ke lapangan. Instansi tersebut antara lain Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja, serta Camat dari 12 kecamatan di kota dan Kabupaten Magelang.
Jan 31, 2018 | Berita
Tahun 2017 – UM Magelang melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Maysarakat (LP3M) menggelontorkan dana sebesar Rp.425 000.000 untuk membiayai kegiatan hibah internal yang dilakukan oleh dosen UM Magelang.
Dr. Heni Setyowati ER,S.Kp,M.Kes, ketua LP3M UM Magelang mengungkapkan, dana tersebut diberikan bagi dosen yang lolos mengikuti program hibah berupa Program Kemitraan Universitas (PKU) dan Penelitian Revitaliasi Visi Institusi (PRVI). “Tahun ini UM Magelang memberikan hibah bagi 72 judul proposal yang diajukan oleh para dosen UM Magelang, “ kata Heni.
Ke-72 proposal itu, lanjut Heni, terdiri dari 43 proposal PRVI dan 29 proposal PKU. Dana senilai. 425 juta 100.000 tersebut terdiri dari Rp. 225.000. 000 untuk membiayai 43 proposal PRVI dan Rp. 200.000.000 untuk membiayai 29 proposal PKU.
Selain itu, Heni menambahkan, tahun ini dari 81 proposal hibah yang diajukan dosen UM Magelang ke Kemenristek Dikti, sebanyak 32 proposal berhasil lolos pendanaan melalui Hibah Dana Peneltian dan Pengabdian Kemenristek Dikti Tahun 2018. Dari data yang dilansir oleh Kemenristek Dikti perihal pengumuman Penerima Dana Penelitian dan Pengabdian Non PTNBH Tahun 2018, proposal tersebut terdiri dari 17 porposal yang lolos dana penelitian, sedangkan 15 proposal lainnya merupakan dana pengabdian. Adapun total dana yang diajukan oleh ke- 32 proposal itu senilai 5,3 milyar
Dari 15 proposal pengabdian yang berhasili lolos tersebut, kata Heni, tiga diantaranya merupakan program pengabdian lanjutan dari tahun sebelumnya. Sedangkan 17 proposal penelitian merupakan proposal yang baru. Jumlah proposal yang berhasil lolos tersebut mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2017 lalu, sebanyak 26 proposal dosen UM Magelang yang lolos dalam pendanaan Kemenristek Dikti. Ke-26 poposal tersebut terdiri dari 19 proposal penelitian dan 7 proposal pengabdian. Sedangkan tahun 2016 baru meloloskan 21 proposal yang terdiri dari 14 proposal penelitian dan 7 proposal pengabdian.
Disamping itu, UM Magelang juga berhasil mendapatkan dana penelitian dari Majelisdiktilitbang PP Muhammadiyah melalui dua proposal yang berhasil lolos dalam Pendanaan dan Pelaksanaan Hibah Penelitian Muhammadiyah Abad Kedua Periode ke-2 Tahun 2018. Kedua proposal tersebut masing-masing diajukan oleh Nuryanto, M.Kom (dosen FT) dan Estrin Handayani (dosen Fikes).
Heni menambahkan, pencapaian tersebut sebagai salah satu upaya UM Magelang dalam mempertahankan predikat “Klaster Utama” bidang penelitian serta sebagai upaya meningkatkan klaster “Sangat Baik” bidang pengabdian pada masyarakat. “Kami masih menunggu pengumuman penerima Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Insinas) dari Kemenristek Dikti. Semoga dapat lolos seperti tahun sebelumnya,” pungkas Heni.
HUMAS
Jan 30, 2018 | Berita
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Magelang melaksanakan Rountable Discussion (RTD) yang diadakan di Ruang B18 gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UM Magelang. Kegiatan yang mengangkat tema “Dilema Demokrasi: Peran Mahasiswa Muslim Dalam Membangun Demokrasi Yang Beretika” tersebut dilaksanakan selama dua hari rountable Sabtu-Ahad, 27-28 Januari 2018.
Tri Winahyu selaku Ketua PC IMM Magelang mengatakan “Tema tersebut berangkat dari sebuah kegelisahan mengenai peran serta Mahasiswa Muhammadiyah dalam berdemokrasi, yang pada saat ini dirasa sangat menurun semangatnya dibanding pada era reformasi tahun 90 an. Pasca reformasi pengawasan mahasiswa sebagai social control terhadap pemerintah nampaknya semakin turun. Hal tersebut yang kemudian menjadi keprihatinan dalam internal IMM Magelang sehingga rasanya perlu untuk mempertajam kembali konsep demokrasi,” kata mahasiswi yang kerapa disapa Wiwin.
Ia juga menyampaiakan bahwa ada tiga materi pokok yang disampaikan dalam, RTD yaitu: Geneologi Demokrasi yang disampaikan oleh Tri Winahyu dan Roid Usmail Ardo, Internalisasi Nilai-Nilai Islam dalam berdemokrasi oleh Monica Subastia, dan yang terakhir Peran Muhammadiyah dalam Politik Kebangsaan disampaikan oleh Taufik Ardiyanto dan Taufiq Muhajirin.
Diskusi tersebut diakhiri dengan Forum Grup Discussion (FGD) yang membahas mengenai Rekonstruksi Demokrasi di Indonesia dan Etika Berdemokrasi. “Peserta sangat antusias mengikuti forum tersebut hingga selesai dan menghasilkan sebuah point penting dalam konteks berdemokrasi sebagai Mahasiswa IMM yakni Demokrasi Profetik yang hal tersebut masih memerlukan kajian lebih dalam untuk kemudian dapat diimplementasikan dalam demokrasi di Indonesia,” kata Wiwin.
Forum yang diikuti oleh segenap PC, Koorkom, dan perwakilan komisariat se-Magelang, akhirnya menyepakati bahwa konsep demokrasi yang paling tepat diterapkan di Indonesia adalah Konsep Demokrasi Pancasila dengan catatan etika yang digunakan dalam berdemokrasi adalah etika Pancasila. Artinya, sebagai warga Negara dengan dasar yang sudah jelas, kita perlu menerapkan Pancasila sebagai landasan berdemokrasi dan juga beretika. Meskipun untuk aktualisasinya masih dibutuhkan kajian lebih dalam mengenai dua hal tersebut.
Humas (rilis IMM)
Jan 30, 2018 | Berita
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UM Magelang menyelenggarakan kegiatan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bidang penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Kabupaten Magelang, Selasa (30/01). Penandatanganan MoU yang diadakan di Auditorium Kampus 1 UM Magelang tersebut dilakukan antara Kepala Dispermades Drs. Sujadi dengan Dekan FEB Dra. Marlina Kurnia, M.M, disaksikan Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo, MT.
Sujadi mengaku bahwa kerjasama antara UM Magelang dan Dispermades merupakam momen yang sudah ditunggu oleh pihak Dispermades. “Kami memang sedang menunggu adanya kerjasama dari UM Magelang. Terlebih sekarang ini dana desa yang diperoleh Kabupaten Magelang mencapai 300 miliar. Maka dari itu kami membutuhkan peran serta mahasiswa untuk mengawasi dan membimbing penggunaan dana desa. Dengan demikian kami berharap program Nawacita desa benar-benar dapat terwujud,” kata Sujadi.
Rektor UM Magelang, Ir. Eko Muh Widodo, M.T juga mengatakan bahwa pemanfaatan dana desa harus dikelola dengan baik. “Melalui FEB sebagai pendamping pengelolaan dana desa di setiap desa agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan des,“ ujar Rektor. Ia juga menyampaikan bahwa UM Magelang sudah bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Magelang melalui beberapa fakultas seperti program kesehatan desa, desa melek teknologi, trauma healing, dan pendidikan TPA.
Adapun Marlina mengatakan, sebelumnya FEB sudah melakukan pendampingan di tiga kecamatan dalam pengelolaan dana desa dan Bumdes, yakni Kecamatan Ngablak, Pakis dan Magersari. “Melalui kerjasama ini, saya berharap SDM dosen dan mahasiswa FEB dapat membantu masyarakat desa untuk memajukan ekonomi desanya,” kata Marlina.
Usai penandatanganan MoU, acara dilanjutkan dengan kuliah umum bertema “Entrepreneurial Practice is the Key Strategy to Survive in the Changing World” yang diikuti 278 mahasiswa semester 1 yang berasal dari Prodi Manajemen dan Akuntansi.
Kuliah umum diisi oleh pemateri Dr. rer.soc. Rangga Almahendra, S.T.,M.M yang merupakan dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada (FEB UGM). Selain itu Rangga juga merupakan penulis kedua novel best seller yakni 99 Cahaya di langit Eropa dan Bulan Terbelah di Langit Amerika. Saat ini Rangga bersama istrinya, Hanum Salsabila Rais tengah menyelesaikan novel terbaru yang hampir dirilis yakni Faith and the City
Dalam kuliah umum yang berlangsung 2,5 jam itu, Rangga yang merupakan pendiri situs platform Kuliah Hak Segala Bangsa (KHSB) itu menjelaskan, untuk bisa menangkap peluang kewirausahan harus bisa membaca peluang di pasar. “Mengikuti tren yang sudah ada, tidak menjamin keberhasilan usaha. Keberanian untuk tampil beda dari yang lain disertai dengan usaha yang tekun merupakan kunci keberhasilan sebuah usaha. Keberhasilan dan kegagalan merupakan satu paket yang harus dihadapi seseorang yang memulai sebuah usaha sehingga ketahanan untuk menghadapi kegagalan demi kegagalan juga harus dimiliki oleh seorang calon pengusaha,” jelas Rangga.
Direktur ADi TV tersebut juga menyampaikan bahwa seorang mahasiswa harus memiliki manfaat bagi masyarakat. “Hidup itu bukan tentang menggapai prestasi saja. Sebagai mahasiswa kita sudah seharusnya tidak berhenti pada ijazah, tapi lebih dari itu, yaitu sebagai penyelamat umat,” pungkasnya.
HUMAS
Jan 26, 2018 | Berita
Gerakan pramuka sejatinya merupakan elemen penting dalam dunia pendidikan untuk membentuk kepribadian yang disiplin dan bertanggung jawab.Untuk itu, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Agama Islam (FAI) UM Magelang melakukan pelatihan kepramukaan di Aula Rektorat lantai 3 pada Jumat (26/01).
Pelatihan yang bertemakan “Pelatihan Kepramukaan Guna Meningkatkan Jumlah dan Mutu Anggota Gerakan Pramuka” tersebut diikuti oleh 60 mahasiswa PGMI FAI UM Magelang. “Gerakan kepramukaan ini bertujuan untuk membentuk kepribadian setiap anggota pramuka agar lebih beriman, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai bangsa dan mampu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” kata Ketua panitia acara, Irham Nugroho, M.Pd.I.
Irham juga menambahkan bahwa inisiatif terselenggaranya pelatihan tersebut muncul atas harapan dari stakeholder yang menginginkan lulusan PGMI UM Magelang memilki kecapakan dalam bidang kepramukaan. “Saya berharap dengan pelatihan kepramukaan ini, mahasiswa PGMI memiliki bekal materi kepramukaan yang nantinya bisa digunakan ketika mereka terjun ke sekolah atau madrasah,” tutur Irham.
Dekan FAI UM Magelang, Dr. Nurodin Usman, Lc., MA dalam sambutannya menyampaikan dukungannya terhadap acara ini. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Sebagai tenaga pengajar, lulusan PGMI UM Magelang harus memilki keahlian lain seperti kepramukaan,” kata Nurodin. Ia juga berharap para peserta dapat mengikuti acara sampai akhir, karena materi ini akan sangat berguna bagi para peserta setelah mengajar.
Materi pelatihan kepramukaan disampaikan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Racana Tidar Diwangkara di UM Magelang yang meliputi pelatihan keracanaan, pelatihan tali – temali dan materi kompas arah mata angin. Selain itu peserta juga diberikan yel-yel penyemangat untuk menghidupkan suasana baik di dalam ruangan maupun luar ruangan.
HUMAS