Aug 29, 2016 | Berita
Melalui penataan sistem yang terus diterapkan, UM Magelang berhasil memperbaiki diri dari waktu ke waktu. Prestasi yang berhasil diraihpun mengalami peningkatan dari waktu sebelumnya, menandai semakin mapannya UM Magelang sebagai Perguruan Tinggi terbaik di wilayah Kedu khususnya serta dapat sejajar dengan perguruan tinggi mapan lainnya. Setelah sebelumnya meraih peringkat ke-165 PT se-Indonesia, kali ini UM Magelang berhasil meraih peringkat ke-87 dari 1477 PT se-Indonesia dalam Penilaian Kinerja Penelitian Perguruan Tinggi Tahun 2013-1015 yang dirilis KemenRistek Dikti Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat tanggal 18 Agustus 2016.
Rektor UM Magelang, Ir Eko Muh Widodod MT menyampaikan, dalam surat tentang Hasil Penilaian Kinerja Penelitian Perguruan Tinggi Tahun 2013-1015 disebutkan daftar perguruan tinggi yang masuk dalam empat klaster, yakni mandiri, utama, madya, dan binaan. Dari 1477 PT di Indonesia, ada 25 PT mandiri, 73 PT Utama, 160 PT Madya dan 1219 PT Binaan. “UM Magelang termasuk dalam klaster PT Utama,” ungkap Rektor. Kategori PT berdasarkan pada hal berikut :
Rektor menambahkan, penilaian kinerja penelitian PT dilakukan setiap 3 (tiga) tahun sekali berdasar indikator-indikator capaian yang ditetapkan yakni sumber daya penelitian, manajemen penelitian, luaran penelitian, dan luaran penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan. Sumber daya penelitian meliputi sumber daya manusia, kelembagaan dan fasilitas penunjang penelitian, serta sumber pendanaan.
Ketua Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) UM Magelang Dr. Suliswiyadi M.Ag mengatakan, keberhasilan menuju klaster utama merupakan capaian yang membanggakan. Implementasi di UM Magelang berupa kinerja luaran beberapa karya ilmiah dosen yang terpublikasi pada jurnal internasional terindex Copus serta Thomson and Reutersyang memiliki impact factor yang cukup signifikan. Selain itu juga peningkatan tata kelola manajemen mutu kelembagaan LP3M UM Magelang yang mulai mengimplementasikan 12 prosedur mutu sebagai standar minimal manajemen kelembagaan penelitian.
Faktor lain, lanjut Sulis yakni SDM peneliti UM Magelang yang telah memiliki kultur dalam meraih hibah Kemenristek Dikti maupun hibah lainnya. Disamping itu, pengumpulan data dengan kerja tim juga turut berperan dalam memberikan hasil yang signifikan. “Last but not least adalah adalah faktor revenue institution di bidang penelitian yang dimiliki UM Magelang yang berbasis pada riset, telah berkontribusi pada hasil penilaian tersebut.”
Sulis mengatakan, dana sebesar 6 milyar yang diberikan Dikti akan digunakan untuk mendanai penelitian yang dikelola secara otonom dan akuntabel selama tiga tahun. Dengan demikian, UM Magelang dapat memaksimalkan kualitas penelitian dosen yang dapat berimplikasi pada peningkatan kualitas output mahasiswa UM Magelang.(YUDIA-HUMAS)
Aug 29, 2016 | Berita
Kecamatan Mertoyudan memiliki kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan kecamatan lain di Kabupaten Magelang yaitu 104.934 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 2310 jiwa/ km2. Adapun Wilayah Puskesmas Mertoyudan merupakan wilayah yang terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Tengah. Tahun 2015 kejadian DBD terutama di wilayah kerja Puskesmas Mertoyudan 1 sangat mengkhawatirkan dengan kasus sebanyak 88 per 100.000 penduduk, dimana wilayah yang paling menghawatirkan adalah wilayah Sumberrejo.
Kelurahan Sumberrejo terbilang kawasan padat penduduk, kebanyakan rumah warga saling berhimpitan. Hal ini membuat penyebaran nyamuk DBD menjadi lebih cepat karena sirkulasi udara yang dibutuhkan kurang, dinding pembatas yang saling berhimpitan menjadikan rumah-rumah di kawasan tersebut lembab dan kurang terpapar sinar matahari. Kondisi seperti inilah yang disukai nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.
Upaya dalam pengendalian penyakit DBD telah dilakukan, seperti dari Dinas Kesehatan kabupaten Magelang untuk mencegah kejadian DBD dengan fogging, penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), 3M, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, serta abatisasi. Hal tersebut dilakukan karena dianggap efektif untuk mencegah kejadian DBD di wilayah Kabupaten Magelang.
Upaya preventif dari masyarakat yaitu dengan menggunakan anti nyamuk (repellent) sintetik yang praktis dan mudah didapatkan. Repellent sintetik yang digunakan oleh masyarakat biasanya adalah repellent semprot, lotion, bakar, dan elektrik. Masyarakat menganggap penggunaan repellent ini aman dan tidak menimbulkan efek samping apapun.
Pada repellent sintetik terkandung N.N-dietil-meta-toluamida (DEET) yang digunakan untuk menolak nyamuk. Banyak laporan mengenai toksisitas DEET, mulai dari efek ringan, seperti urtikaria dan erupsi kulit, sampai pada reaksi berat, seperti toxic encephalopathy (kerusakan atau gangguan pada otak). Namun upaya tersebut dianggap belum efektif karena masih banyak kasus kematian karena DBD.
Masyarakat membutuhkan alternatif lain yang relatif lebih aman, ekonomis, alami, dan ramah lingkungan yaitu dengan penggunaan pengusir nyamuk alami dari tanaman hias seperti lavender, sereh , marigold, geranium, rosemari, dan zodia. Menurut beberapa penelitian, tanaman- tanaman hias itu mengandung senyawa minyak atsiri dan juga mengeluarkan bau-bauan yang dibenci oleh nyamuk.Kelurahan Sumberrejo merupakan daerah yang memiliki cuaca yang tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas yaitu dengan temperatur antara 20o-26 o C sehingga tanaman hias maupun tanaman repellent pengusir nyamukmampu tumbuh dengan baik.
Fakta-fakta tersebut menginisiasi para mahasiswa Fikes untuk bergerak melakukan kegiatan berupa pengabdian pada masyarakat yang dituangkan dalam bentuk proposal penelitian berjudul “Budidaya Tanaman Hias sebagai Mosquito Repellent (Anti Nyamuk) dalam Upaya Mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) serta Meningkatkan Perekonomian Warga di Sumberrejo Kabupaten Magelang.” Tidak dinyana, proposal tersebut berhasil lolos seleksi mengalahkan 2.674 proposal dari berbagai PT dalam Progam Hibah Bina Desa (PHBD) Dikti Tahun 2016. “Kelurahan Sumberrejo merupakan lokasi kampus 2 UM Magelang dimana Fikes berada di dalamnya,” ungkap Bintang Fauzia Muflikha, ketua tim tersebut mengenai latar dipilihnya Sumberrejo sebagai lokasi penelitian.
Ia mengatakan, rangkaian kegiatan PHBD di Kelurahan Sumberrejo dimulai pada tanggal 30 Juli berupa Musyawarah Masyarakat Kelurahan Sumberrejo yang dihadiri 50 undangan. Mereka terdiri dari Kepala Desa beserta jajarannya, tokoh masyarakat serta para mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut didampingi dosen pembimbing yakni Rohmayanti M. Kep. Ketujuh mahasiswa tersebut yakni Bintang Fauzia Muflikha, Melia Ulul, Rollys Zakarias, Ike Nur Khasanah, Ade Chandra, Nur Aini Ambarwati, dan Nur Syaroh.
Pertemuan tersebut merupakan langkah sosialisasi dari rangkaian kegiatan PHBD yang akan dilakukan. Pada kegiatan tersebut terbentuk Kelompok kerja “Rucemuk” yang merupakan singkatan dari Rumah Cegah Nyamuk, disamping juga pengagendaan kegiatan terkait progam.
Pertemuan berikutnya diadakan tanggal 8 Agustus berupa Seminar Budidaya Tanaman Hias Sebagai Mosquito Repellent dan Launching Showroom “Rucemuk” yang dihadiri 110 peserta. Dengan dipandu oleh Ns Sigit Priyanto. M.Kep, tiga pemateri dihjasirkan. Mereka adalah Ns. Rohmayanti., M.Kep (pembimbing sekaligus dosen Fikes UM Magelang) dengan tema Nursing care dan Cara Perawatan Tepat pada Pasien dengan Diagnosa DBD, Darsiwan S.Km., M.Kes (Kasi Pencegahan Penyakit Dinkes Kabupaten Magelang) dengan tema Penyuluhan PSM dan Sosialisasi Pencegahan DBD, dan Supartomo, SP (Ka UPT Laboratorium Pertanian Kabupaten Magelang) dengan tema Dasar Penanaman Tanaman Hias bagi Pemula dan Tanaman-Tanaman yang berkhasiat Mengusir Nyamuk.
Selain itu juga diadakan launching Showroom Rucemuk serta penyerahan tanaman hias secara simbolik dari UM Magelang kepada perwakilan warga. Showroom tersebut berguna sebagai display area dan tempat pembudidayaan tanaman hias yang nantinya akan dipasarkan.
Warga Sumberrejo juga diberikan tanaman hias secara cuma-cuma mulai tanggal 8-10 Agustus yang diharapkan dapat menjadi tanaman modal pensosialisasian tanaman hias sebagai Mosquito Repellent, dan juga sebagai bentuk modal awal proses pembudidayaan tanaman hias.
Bintang berharap kegiatan tersebut mampu mengubah mind set masyarakat mengenai pencegahan DBD dengan bahan alami yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Selain itu juga mampu membentuk organisasi warga dan menambah pengetahuan warga dalam mengelola tanaman hias melalui rumah budidaya tanaman mosquito reppelent . “Disamping itu juga diharapkan mampu menggerakan perekonomian warga dengan mengelola tanaman repellent untuk selanjutnya dijual via online maupun langsung,” imbuh Bintang.
Dengan ditamannya tanaman repellent lingkungan di daerah Sumberrejo akan terlihat asri, rimbun dan indah karena setiap rumah memiliki lokasi pembudidayaan tanaman hias repellent anti nyamuk sendiri. Tidak menutup kemungkinan pula Kelurahan Sumberrejo berpeluang menjadi wilayah percontohan sebagai wilayah yang siap menghadapi wabah DBD.
Tanggal 11 sampai 26 Agustus Tim PHBD mengadakan Lomba Rucemuk di wilayah Kelurahan Sumberrejo dengan dua tahap penilaian. Pada bulan September Tim PHBD akan melakukan workshop dengan tema Pembinaan Budidaya Tanaman Hias. “Selain itu juga akan dilakukan monitoring evaluasi (monev) dari Dikti terkait dengan kegiatan yang telah dilakukan,” ujar Melia Ulul yang menjadi anggota Tim PHBD.(YUDIA-HUMAS)
Aug 25, 2016 | Berita
Menjadi perguruan tinggi berkualitas terus dilakukan UM Magelang melalui berbagai bidang. Tidak hanya dari kualitas mahasiswa melalui berbagai karya baik bakat minat di bidang akademik maupun non akademik, kualitas dosen pun terus ditingkatkan. Setelah sebelumnya mengalami peningkatan status penelitian dari klaster madya menjadi klaster utama, kali ini UM Magelang kembali menorehkan kepercayaan dan prestasi dengan mendapatkan Hibah Program Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi dari Kemenristek Dikti Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Tahun 2016 melalui Prodi .
Dalam lamannya berisi Pengumumam Pemenang Seleksi Tahap II Hibah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT), Dikti merilis, UM Magelang termasuk salah satu dari 20 PT se-Indonesia yang mendapatkan hibah senilai 20 juta tersebut, melalui Program Studi S1 Ilmu Hukum rumpun ilmu sosial.
Setelah mengikuti bimbingan teknis penyusunan dokumen kurikulum selama dua hari di Jakarta pada tanggal 22 dan 23 Agustus, Puji Sulistyaningsih, SH., MH, Ketua Program Studi FH UM Magelang menjelaskan, hibah tersebut digunakan untuk mengembangkan dan merestrukturisasi kurikulum pendidikan tinggi guna meningkatkan mutu pendidikan tinggi dan lulusan sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) dengan memperhatikan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Disamping itu Puji mengatakan, output kegiatan tersebut adalah untuk menghasilkan dokumen kurikulum yang sahih dan akuntabel yang terdiri dari penetapan profil lulusan, capaian pembelajaran, penetapan mata kuliah dan besar SKS, serta struktur kurikulum. “Kegiatan tersebut juga untuk menghasilkan rencana pembelajaran yang merupakan strategi pencapaian pembelajaran untuk mata kuliah yang menjadi penciri program studi,” ungkap Puji yang mengampu mata kuliah Hukum Perdata di FH UM Magelang.
Ia menambahkan, hibah bertujuan sebagai contoh baik (good practices) dari kurikulum program studi di perguruan tinggi yang sudah mengimplementasikan KPT dan memiliki diskripsi capaian pembelajaran lulusan sesuai dengan SN-Dikti. “Pelaksanaan kegiatan dilakukan mulai bulan September tahun ini pada Program Studi Ilmu Hukum FH UM Magelang yang sampai saat ini telah terakreditasi B,”pungkasnya.(YUDIA-HUMAS)
Aug 20, 2016 | Akademik, Berita, Pengumuman
PENGUMUMAN HASIL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU TA. 2016/2017 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG GELOMBANG II TAHAP 2 SABTU, 20 AGUSTUS 2016. BAGI YANG DINYATAKAN DITERIMA SILAHKAN AMBIL BERKAS PENGUMUMAN DI GEDUNG PMB UMMAGELANG JL. MAYJEND BAMBANG SOEGENG KM 5 MERTOYUDAN MAGELANG. BAGI YANG TIDAK DITERIMA DIBERI KESEMPATAN UNTUK DAFTAR KEMBALI DI GELOMBANG BERIKUTNYA. TERIMAKASIH.
DOWNLOAD SK Hasil Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru UM Magelang Gelombang II Tahap 2
Aug 19, 2016 | Berita
Tahun ini tercatat satu dosen UM Magelang menunaikan ibadah haji, yakni Indiyati M.Pd, dosen FKIP yang berangkat bersama suami. Acara pelepasan haji dirangkai dengan Pengajian Rutin dari PP Muhammadiyah yang diagendakan oleh P3SI hari Jum’at 19/8 di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat.
Rektor uM Magelang saat menyampaikan sambutan menyampaikan, UM Magelang turut berbahagia atas keberangkatan salah satu pegawainya untuk menunaikan rukun Islam ke-5 tersebut. Rektor berpesan agar UM Magelang turut didoakan dalam salah satu doa yang dipanjatkan oleh Ibu Indiyati.
Dalam forum itu Rektor juga menyampaikan dua kabar gembira yakni tentang hasil penilaian Kinerja Penelitian Perguruan Tinggi dimana UM Magelang berhasil naik peringkat dari semula PT Madya menjadi PT utama dengan peringkat 87 dari 1477 PT se- Indonesia. Hal tersebut tentulah hasil yang membanggakan UM Magelang.
Disamping itu juga capaian lainnya yakni hasil akreditasi dari BAN PT terhadap visitasi Prodi S1 Informatika mendapatkan poin 312 atau mendapatkan akreditasi B. Rektor juga mengingatkan agar Prodi S1 PGSD segera melengkapi dan mengirim borang sebelum akhir September agar tidak terkena peraturan terbaru.
Dalam tausyiyahnya tentang Makna Ibadah Haji, Drs. H. Widodo dari PP Muhammadiyah antara lain mengatakan bahwa keberangkatan haji adalah misterius dan hanya menjadi rahasia Allah. “Ada yang seharusnya berangkat 10 tahun lagi, namun karena kehendak Allah ia dapat berangkat dalam tahun kelima,” jelasnya.
Ustad Widodo juga menjelaskan tentang proses ibadah haji diantaranya adalah wukuf di padang Arafah sebagai bentuk pengakuan dosa kita serta media untuk mengenali diri kita sendiri.
Usai mengikuti tausyiyah, para hadirin memberikan ucapan selamat dan doa kepada Ibu Indiyati dan suami. Acara dilanjutkan dengan pertemuan ‘Aisyiyah yang diikuti ibu-ibu dosen, tendik dan juga para penasehat yang terdiri dari sesepuh dan istri pimpinan Universitas.(YUDIA-HUMAS)
Aug 11, 2016 | Berita
Kerjasama Universitas Muhammadiyah Magelang dengan Khon Khaen University (KKU) Thailand khususnya pada Fakultas Ilmu Kesehatan terus berlanjut. Untuk yang kedua kalinya, UM Magelang kembali mengirim mahasiswanya untuk belajar ke KKU Thailand selama satu bulan mulai tanggal 15 Agustus hingga 10 September 2016/.
Keenam mahasiswa tersebut dilepas secara resmi oleh Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT di Aula Fikes Kampus 2 UM Magelang Kamis 11/8. Mereka merupakan mahasiswa Program Profesi Ners semester 2.
Rektor saat melepas ke-6 mahasiswa tersebut mengatakan, para mahasiswa yang akan berangkat ke KKU Thailand agar benar-benar memanfaatkan waktu yang sangat singkat untuk menimba ilmu. Rektor berharap agar merekadapat menjaga nama baik almamater baik dari segi sikap dan perilaku maupun dari segi keilmuan.
Ia menambahkan, para mahasiswa yang berangkat harus bisa mendesiminasi ilmu yang diperoleh sehingga bisa berbagi kepada teman-teman lainnya di Fikes. “Saudara yang berangkat harus bisa menunjukkan kompetensi sehingga Saudara yang berasal dari kota kecil ini tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain di luar sana,” ungkap Rektor.
Ns. Priyo, M.kep, Ketua Program Studi Profesi Ners UM Magelang dalam laporannya mengatakan, pengiriman mahasiswa ke KKU Thailand adalah untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. Priyo menambahkan, peserta yang mendaftar untuk kegiatan pertukaran mahasiswa disyaratkan telah lulus tes kompetensi yang diambil serta dapat berhasa Inggris dengan nilai TOEFL minimal 450.
“Dari 36 mahasiswa yang mengikuti tahap seleksi, ada enam yang akhirnya dinyatakan lolos untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa tersebut. Selama sebulan mereka akan melakukan pembelajaran tutorial simulasi dan praktek di rumah sakit serta di masyarakat,” tegas Priyo.
Para mahasiswa tersebut akan didampingi oleh Ns. Adi Subrata M.Kep, dosen Prodi Keperawatan Fikes UM Magelang yang mulai menempuh studi S3 di Mahidol University Thailand melalui jalur beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kemenristek Dikti Tahun 2016.(RIFA’I-HUMAS)