Mar 12, 2019 | Berita
Setiap saat, berbagai macam perkembangan kebijakan yang berorientasi pada pengembangan-pengembangan profesi selalu mengalami perubahan. Tak terkecuali perkembangan hukum dalam bidang kesehatan. Banyak perawat yang melakukan praktek mandiri namun dalam prakteknya, terkadang terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan sehingga jika tidak ada ahli hukum dalam bidang kesehatan maka tidak ada orang yang dapat membela perawat. Hal inilah yang menjadi dasar diadakannya Studium Generale (SG) dengan tema “Aspek Legal Praktik Mandiri Perawat” oleh Program Studi (Prodi) D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) pada Sabtu (02/03).
Ns. Reni Mareta, M.Kep, Kepala Prodi D3 Keperawatan menyampaikan bahwa kegiatan yang berlangsung di Aula FIKES UMMagelang tersebut dihadiri oleh 214 mahasiswa D3 Keperawatan, dosen Keperawatan UMMagelang dan preseptor dari Rumah Sakit yang menjadi lahan praktek D3 Keperawatan. “Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mahasiswa mendapatkan update ilmu terkait aspek legal untuk praktek mandiri perawat dan dapat meningkatkan hardskill mahasiswa,” ujarnya.
Studium Generale FIKES UMMagelang kali ini menghadirkan pemateri Dr. Ta’adi, S. Kp., Ns., MH.Kes yang merupakan Kabag Non Litigasi Badan Bantuan Hukum Perawat PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dan dipandu oleh Dwi Sulistyono, M. Kep, dosen Keperawatan UMMagelang.
Dalam materinya, Ta’adi menyebutkan bahwa banyak peraturan pemerintah yang diatur dalam Undang-undang yang tidak berpihak terhadap profesi keperawatan, seperti yang tertulis dalam UU Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 73 bahwa (1) Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau surat izin praktik. (2) Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau surat izin praktik. “
HUMAS
Mar 12, 2019 | Berita
Dunia digital kini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan mulai berkembangnya penggunaan internet, muncullah metode pembelajaran elektronik atau yang lebih dikenal dengan e-learning yang dapat menjembatani dosen dengan mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Hal inilah yang menjadi dasar Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) mengadakan kegiatan Launching dan Workshop E-Learning bagi jajaran pimpinan fakultas dan dosen di Aula Rektorat Lantai 3 UMMagelang pada Rabu (27/2).
LPP yang berfungsi sebagai sektor utama dalam mengawal standar-standar proses pendidikan dan pengajaran di lingkungan UMMagelang, dalam kegiatan workshop e-learning ini menjelaskan bahwa dosen dituntut untuk meningkatkan kemampuannya dalam memberikan pendidikan bagi mahasiswa, terlebih menggunakan metode e-learning. Dr. Suliswiyadi, M.Ag, Kepala LPP UMMagelang dalam sambutannya menyebutkan jika tujuan workshop e-learning adalah untuk mempersiapkan dosen dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan perkembangan pembelajaran pada abad ke-21. “Selain dua poin tersebut, tujuan workshop ini juga untuk menciptakan pembelajaran inovatif dan fleksibel yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja,” tambahnya.
Rektor UMMagelang, Ir. Eko Muh Widodo, MT menyampaikan jika peralihan metode tradisional ke media berbasis e-learning mengalami kesulitan dalam membangun budaya atau kulturnya daripada pembuatan instrumennya, sehingga hal ini juga perlu diperhatikan. “Diharapkan dengan e-learning dapat meningkatkan fleksibilitas pembelajaran mahasiswa menjadi lebih terbuka dan efisien. Serta instrumen dan perangkat pendukung e-learning, LPP bisa berkolaborasi dengan Biro Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) UMMagelang,” tambah Rektor.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh 45 dosen ini, peserta juga dibekali dengan simulasi pembelajaran dengan metode e-learning. Simulasi dilakukan guna memberikan pemahaman lebih bagi pengampu pendidikan di UMMagelang.
HUMAS
Oct 29, 2018 | Berita
UM Magelang menjadi salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang beruntung mengikuti Program Jalinan Kerjasama dengan Universitasdi Brunei Darussalam dan Pilipina yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Diktilitbang PP Muhamamdiyah). Kegiatan tersebut merupakan salah satu program kerja Diktilitbang bidang akademik dan kerjasama luar negeri untuk peningkatan kuantitas dan kualitas kerjasama PTM dengan universitas mancanegara.
Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M.Ec. mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan dapat bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran, penelitian, dan publikasi. Untuk kegiatan tersebut, Majelisdiktilitbang membatasi hanya 36 PTM yang mengikuti kegiatan yang diadakan selama seminggu mulai 21 – 27 Oktober 2018.
Selama berada di dua negara tersebut, rombongan mengikuti beberapa agenda kunjungan ke beberapa perguruan tinggi baik di Brunei maupun Filipina. Rektor UM Magelang, Ir. Eko Muh Widodo, MT menyampaikan, UM Magelang memanfaatkan kegiatan tersebut untuk menjalin kerjasama yang dituangkan dalam Mou dengan beberapa perguruan tinggi yang dikunjungi.
Di Brunei Darussalam, UM Magelang menjalin kerjasama dengan Universitas Islam Sultan Sharif Ali (Unissa) dimana penandatanganan MoU dilakukan dengan Rektor Unissa Dr. Haji Norarfan bin Haji Zainal di kampus setempat dengan disaksikan oleh Ketua dan Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Di Negara Petro Dollar tersebut UM Magelang juga menjalin kerjasama dengan Universitas Teknologi Brunei (UTB), serta Kolej Universiti Perguruan Ugama Bandarseri Begawan (Kupu BS). Selain itu Rektor beserta rombingan juga mengunjungi. Universitas Brunei Darussalam (UBD).
Rombongan juga mengadakan kegiatan ke Pilipina. Di Negara Lumbung Padi tersebut, UM Magelang mengadakan MoU dengan Centro Escolar University (CEU) serta Polytechnic University of the Philippines (PUP). Eko berharap kunjungan di kedua negara tersebut dapat memantapkan kerjasama UM Magelang dengan perguruan tinggi luar negeri serta memantapkan posisi UM Magelang sebagai perguruan tinggi yang establish.
Ia berharap UM Magelang dapat mengaplikasikan MoU yang berisi tentang kerjasama dalam hal student exchange, lecturer mobility, journal research, serta beasisswa bagi dosen untuk melanjutkan studi S3. “Kerjasama di lima perguruan tinggi tersebut akan berjalan selama lima tahun ke depan dan kami berupaya maksimal untuk dapat merealisasikan MoU tersebut,” kata Rektor.
“Di negara ASEAN, selain dengan Brunei dan Pilipina, UM Magelang juga telah menjalin MoU dengan Malaysia, Thailand, dan Singapura. Disamping itu UM Magelang juga telah menjalin kerjasama dengan banyak perguruan tinggi di benua Eropa seperti Inggris, Itali, Belanda, Swiss, dan Australia. Adapun dengan perguruan tinggi di benua Asia yakni dengan India dan Jepang,” pungkas Rektor.
HUMAS
Oct 2, 2018 | Berita
Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah (IMM) UM Magelang mengadakan Musyawarah Komisariat (MUSYKOM) serentak pada hari Sabtu 29/9 di Aula Gedung Rektorat Kampus 2 UM Magelang. Dengan tema “Meneguhkan Kultur Masyarakat Ilmu untuk Menjaga Marwah Ikatan” pembukaan Musykom dihadiri beberapa pimpinan fakultas, serta Koordinator Komisariat dan perwakilan ormawa di UM Magelang.
Ketua korkom IMM 2017/2018 Immawan Taufiq Ardiyanto mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan terakhir Koordinator Komisariat IMM 2017/2018 untuk menfasilitasi komisariat bermusyawarah agar lebih efektif dan efesien serta sebagai ajang silaturahmi antar kader IMM dengan seluruh ormawa. “Dengan adanya musykom ini bukan berarti tugas kita sebagai kader IMM selesai, tapi ini sebagai langkah awal untuk berproses ke jenjang yang lebih tinggi. Bergabung dalam IMM berarti kita harus mengimplementasikan nilai-nila IMM dalam kehidupan terutama dalam berdakwah amar ma’ruf nahi munkar,” ujar Taufiq
Selain pembukaan musykom serentak, panitia juga mengadakan launching buku berjudul Pena Ikatan karya IMM Komisariat Ekonomi. Immmawati Nafrida Nuraini, ketua redaksi menyampaikan bahwa “Pena Ikatan merupakan buku pertama dari komisariat Ekonomi dan Bisnis yang berisikan tulisan kader Ekonomi dan Bisnis meliputi cerpen, opini, puisi dan cerita tentang pengalaman ber-IMM,” kata Nafrida.
Disamping itu panitia juga melakukan penggalangan dana untuk korban gempa bumi di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah. Dalam penggalangan dana tersebut terkumpul uang sebesar Rp 895.400,- yang akan disalurkan melalui LazizMu. Dalam acara itu juga dilakukan award bagi Immawan dan Immawati terbaik serta Komisariat terbaik.
HUMAS
Oct 2, 2018 | Berita
Pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) Fikes UMMagelang berakhir dengan diadakannya Gladi Simulasi PPGD pada Ahad 30/9 di Lapangan Pandansari, Mertoyudan. Peserta gladi simulasi adalah mahasiswa Program Studi D3 dan S1 Keperawatan UMMagelang. Sebanyak 128 mahasiswa FIKES UMMagelang berperan aktif dalam kegiatan gladi simulasi tersebut. Mereka berperan sebagai tim medis, relawan kebencanaan, serta korban kecelakaan. Masing-masing mahasiswa melakukan simulasi dengan serius.
Ns. Sigit Priyanto, M.Kep, ketua panitia kegiatan mengatakan, pada Gladi Simulasi PPGD kali ini mahasiswa mempraktekkan keterampilan dalam evakuasi korban kebakaran gedung dan evakuasi kecelakaan transportasi yang telah diberikan dalam pembekalan materi sebelumnya. Bentuk evakuasi korban dengan metode Triage Pertolongan Gawat Darurat. “Triage merupakan metode khusus untuk mengidentifikasi korban dengan cedera yang mengancam jiwa yang selanjutnya diberikan prioritas perawatan atau evakuasi ke fasilitas kesehatan,” ujar Sigit.
Pada metode Triage, lanjut Sigit, dikelompokkan berdasarkan Tag Label, yaitu Prioritas Nol (Hitam), Prioritas Pertama (Merah), Prioritas Kedua (Kuning), serta Prioritas Ketiga (Hijau). Pada prioritas nol, adalah pasien meninggal atau cedera parah yang jelas tidak mungkin untuk diselamatkan. Prioritas Pertama (Merah), yakni penderita cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan tindakan medik atau transport segera untuk menyelamatkan hidupnya. “Misalnya penderita gagal nafas, henti jantung, luka bakar berat, pendarahan parah dan cedera kepala berat,” kata Sigit.
Prioritas Kedua (Kuning), yakni pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera dan tingkat yang kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat. misalnya cedera abdomen tanpa shock, luka bakar ringan, fraktur atau patah tulang tanpa shock dan jenis-jenis penyakit lain. Prioritas Ketiga (Hijau) yakni pasien dengan cedera minor dan tingkat penyakit yang tidak membutuhkan pertolongan segera serta tidak mengancam nyawa dan tidak menimbulkan kecacatan. “Nah mungkin anda masuk dalam kategori yang ini, jadi Jangan marah-marah dan jangan heran kenapa anda tidak langsung mendapatkan perawatan di Ruang UGD sementara mereka harus menolong pasien lain yang lebih parah,” terang Sigit.
Kegiatan Gladi Simulasi PPGD ini diharapkan mahasiswa mampu memahami secara nyata tentang penanganan dan urgensi kegawatdaruratan. Selain itu juga agar peserta mampu menerapkan prinsip Triage Pertolongan Gawat Darurat. Terang Sigit selaku Kaprodi S1 Keperawatan UMMagelang.
HUMAS