PERINGATI NUZULUL QUR’AN, UMMAGELANG  GELAR PENGAJIAN

PERINGATI NUZULUL QUR’AN, UMMAGELANG GELAR PENGAJIAN

Untuk menyambut Nuzulul Quran pada 17 Ramadhan, Lembaga Pembinaan dan  Pengembangan Studi Islam (LP2SI) UMMagelang mengadakan pengajian Nuzulul Qur’an di Auditorium Kampus 1 UMMagelang pada Sabtu (02/06). Kegiatan yang mengusung tema “Al Quran dan Generasi Milenial” tersebut diikuti oleh 250 peserta yang terdiri dari Dosen, Tenaga pendidikan UMMagelang, guru SMA/SMK Muhammadiyah kota Magelang, Siswa SMA, dan masyarakat umum.

Ketua LP2SI Tohirin M.Ag dalam laporannya menyampaikan, bahwa kegiatan pengajian Nuzulul Quran ini merupakan rangkaian dari kegiatan Ramadan di Kampus (RDK) yang diadakan LP2SI UMMagelang.

Adapun Rektor UMMagelang, Ir. Eko Muh widodo, MT, ketika membuka acara menyampaikan bahwa pengajian nuzulul quran tersebut menjadi penting untuk meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan ramadhan. “Apalagi jika kita lihat tema pada pengajian kali ini, yaitu mengenai al Qur’an dan generasi milenial, dimana meraka  ini lebih sering membuka smartphonenya dibanding membuka al Qu’an,” tutur Eko.

Dr. H. Khoiruddin Bashori, M.Si, pemateri pengajian tersebut antara lain mengulas bahwa di bulan puasa ini kita harus banyak mengendalikan diri dari penggunanaan media khususnya media sosial yang banyak memunculkan status atau berita yang tidak bermanfaat bahkan dapat merusak iman kita, terlebih dengan berita provokasi politik seiring dengan maraknya pilpres 2019.

Ia memuji generasi milenial yang “melek”  teknologi melebihi generasi sebelumnya yakni orang tuanya. Mereka sangat paham dan familiar dengan smartphone termasuk hal-hal detil yang dimiliki oleh smartphone tersebut.  Di akhir pengajian Khoiruddin menutup dengan surat Al Qashas ayat 70, yaitu tentang perintah berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik kepada manusia.

Mahasiswa UMMagelang Ubah Mengkudu Jadi “Bolu Kurawa”

Mahasiswa UMMagelang Ubah Mengkudu Jadi “Bolu Kurawa”

Buah mengkudu atau pace merupakan buah yang memiliki banyak kandungan yang bermanfaat seperti zat nutrisi,  zat anti bakteri,  serta zat anti kanker. Manfaat buah mengkudu sangat banyak, diantaranya mampu menghambat pertumbuhan dari beberapa bakteri sehingga dimanfaatkan sebagai zat anti bakteria.

Karena keterbatasan pengetahuan akan khasiat yang dimiliki oleh buah mengkudu, maka tak sedikit dari masyarakat yang hanya menganggap buah mengkudu sebagai obat tradisional dan tidak disukai karena bau yang menyengat serta rasanya yang pahit. Namun ternyata, melalui inovasi yang dilakukan oleh mahaisiswa UMMAGelang, buah mengkudu yang pahit  dan baunya menyengat tersebut dapat diolah menjadi kue bolu yang lezat dan berkhasiat.

Berawal dari situlah tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Sosial Humaniora (PKMK) yang terdiri dari  lima mahasiswa UMMagelang  mengajukan proposal “BOLU KURAWA” Bolu Mengkudu Aksara Jawa sebagai Makanan Sehat dan Edukatif. PKM tersebut menjadi salah satu dari 41 proposal PKM UMMagelang yang berhasil  lolos dan mendapatkan pendanaan   dari Kemenristek Dikti Tahun 2018. Kelima mahasiswa itu yakni Ratri Darmawanti,  Nuansa Trimaya Fadhila, Ika Rismania Mithasani, Atifa Putu Prathama, dan Fera Wi Helminah dan  dibimbing oleh Dhuta Sukmarani, S.Si., M.Si.

Ratri, ketua kelompok PKM tersebut mengatakan bahwa BOLU KURAWA merupakan olahan makanan basah berbahan dasar mengkudu yang dicetak menjadi bentuk aksara jawa yang menyehatkan dan diproduksi dalam bentuk kue bolu. “Dengan adanya BOLU KURAWA (Bolu Mengkudu Aksara Jawa) diharapkan anak dapat mengkonsumsi buah mengkudu yang kaya akan khasiatnya serta mampu menumbuhkan minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa Jawa melalui cara yang tidak biasa, yaitu melihat  kemudian memakannya,” kata Ratri.

Ratri menambahkan bahwa pembuatan Bolu Kurawa selain sebagai makanan sehat, juga sebagai makanan edukasi yaitu dengan belajar aksara Jawa serta dapat melestarikan budaya dengan bentuk-bentuk aksara Jawa yang disajikan. Dalam memasarkan Bolu Kurawa, “Sasaran utamanya adalah sekolah-sekolah di sekitar kabupaten Purworejo dan sekitarnya dengan harga …. Namun untuk selanjutnya sasaran penjualannya akan diperluas mencakup masyarakat umum,” ujar Ratri.

“Pada tahap awal kegiatan promosi dilakukan dengan menyebarkan brosur dilingkungan sekolah-sekolah, maupun promosi langsung ke sekolah dan lingkungan masyarakat,dan promosi melalui media sosial. Jika usaha ini mulai berkembang dan permintaan semakin tinggi, kami akan menamah bentuk-bentuk aksara yang lebh sulit seperti aksara murdha atau paket dalam bentuk kata,” jelas Ratri.

 

(HUMAS)

RANGKAIAN RAMADHAN LP2SI UM MAGELANG LAUNCHING BUKU BIOGRAFI

RANGKAIAN RAMADHAN LP2SI UM MAGELANG LAUNCHING BUKU BIOGRAFI

Secara kuantitas dan kualitas KH Abu Ubaidah, salah satu tokoh besar Muhammadiyah yang sangat kondang di wilayah Kedu, sangatlah menginspirasi banyak pihak. Kisah hidupnya yang penuh dinamika baik pada era dahulu dan sekarang mendorong Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam (LP2SI) UMMagelang mengadakan Launching Buku Biografi KH Abu Ubaidah, Sabtu 26/5.

Acara yang diadakan di Aula Gedung Rerktorat Lantai 3 itu mengupas tuntas buku biografi “Mbah Abu KH Abu Ubaidah, Pejuang ‘Nekat Fii Sabilillah’ yang ditulis oleh Zuhron Arofi dan tim LP2SI.  Kegiatan tersebut menurut ketua LP2SI Tohirin, merupakan salah satu rangkaian Ramadhan di Kampus tahun 2018.

Buku setebal 148 halaman yang diterbitkan oleh Unimma Press itu mengupas tuntas kehidupan Abu Ubaidah yang lebih dikenal sebagai Mbah Abu dari berbagai sisi. Mbah Abu yang lahir 80 tahun lalu atau tepatnya tanggal 16 Juni 1938 itu merupakan sosok yang pengabdian dan ketokohannya di Muhammadiyah tidaklah diragukan.

Eko Muh Widodo MT, Rektor UM Magelang yang juga menjadi  peserta acara launching tersebut mengungkapkan, ia  bertemu pertama kali dengan Mbah Abu tahun 1981 saat dirinya menjadi pengurus IPM di SMAN 1 Muntilan  dimana Mbah Abu sebagai pembina IPM. Pertemuan berikutnya saat Eko menjadi mahasiswa di FT UM Magelang dimana Mbah Abu menjadi dosen mata kuliah Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK). Setelah menjadi Rektor, Eko sering berdiskusi dengan Mbah Abu yang banyak memberikan inspirasi dan ide yang berani. “Berkat ide dari Mbah Abu, UMMagelang bisa membangun gedung dan fasilitas lain yang ada saat ini,  termasuk masjid UMMagelang yang tengah dibangun,” ujar Eko.

Dalam acara yang dikemas dalam bentuk diskusi itu, sisi kehidupan Mbah Abu dikupas, baik sisi pribadi maupun organisasi.  Selain sebagai tokoh Muhammadiyah, bapak empat anak itu dikenal pula sebagai maestro pendidikan yang berhasil mendirikan SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang serta SD Mutual yang kini menjadi sekolah bonafid di Magelang,  disamping 10 sekolah lain yang dibidani olehnya. Mbah Abu juga merupakan founding father Partai Amanat Nasional (PAN) di Kota Magelang.

Disamping dihadiri keluarga besar Mbah Abu, panitia juga mengundang pihak yang pernah berinteraksi dengan Mbah Abu dan memberikan testimoni dalam buku tersebut. Selain itu juga pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa UMMagelang serta pengurus PDM dan PDA Kota dan Kabupaten Magelang memenuhi ruangan aula.

Zuhron berharap buku tersebut dapat menjadi pemicu awal untuk menerbitkan biografi tentang  tokoh lokal hebat yang pantas dicatat dalam sejarah agar menjadi pelajaran bagi generasi pejuang di masa yang akan datang.

HUMAS

WR 3 UMMAGELANG ISI MATERI PKM DI UNISRI SOLO   

WR 3 UMMAGELANG ISI MATERI PKM DI UNISRI SOLO  

 

Keberhasilan UMMagelang menghantarkan 41 proposal lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemenristek Dikti Tahun 2018, menjadikan perguruan tinggi lain ingin berbagi ilmu dari kampus bertagline “Unggul dalam Ilmu Islami dalam Perilaku” ini. Salah satunya adalah Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta yang mengundang Wakil Rektor 3 UMMagelang Drs. Mujahidun, M.Pd sebagai salah satu pemateri dalam Pelatihan  Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa : Menuju Sukses PKM yang didakan beberapa waktu lalu di kampus setempat.

Berbicara di hadapan sekitar 300  mahasiswa semester 2 Unisiri dari semua fakultas, Mujahidun mambawakan tema tentang Motivasi dan Strategi Sukses  PKM. Dalam pengantarnya Muja mengungkapkan tentang peringkat UMMagelang berkaitan dengan capaian kuantitas proposal PKM yang berhasil lolos tahun ini. “Dengan 41 proposal yang berhasil lolos, menempatkan UMMagelang pada  menempatkan UM Magelang pada rangking ke-2 PTM se-Indonesia, rangking ke-2 PTS di wilayah Kopertis VI Jawa Tengah, rangking ke-3 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Indonesia. Disamping itu UM Magelang menempati  rangking ke-24 dari 430 PTN dan PTS se-Indonesia yang proposal PKM-nya didanai Kemenristek Dikti Tahun 2018.

Muja menambahkan, “PKM penting bagi mahasisiwa karena bagi mereka yang berhasil lolos PKM akan memperoleh pengakuan dari kampus atas prestasi akademik serta dapat membawa ke jenjang selanjutnya yakni Pinmas. Adapun Kesuksesan proposal PKM ditempuh melalui beberapa proses baik sosialisasi dan klinik penyusunan proposal, dan yang tak kalah penting adalah komitmen pimpinan,” ujarnya.

Selanjutnya ia memberikan gambaran tentang komitmen pimpinan UMMagelang yang dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas proposal PKM UMMagelang dari tahun ke tahun. Ia berharap langkah tersebut dapat diikuti oleh Unisri sebagai perguruan tinggi swasta yang cukup  mapan di Surakarta.

Selain WR 3 UMMagelang, pemateri lain yakni Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, MP dari UNS yang menyampaikan materi tentang PKM dan PIMNAS.

HUMAS

Tingkatkan Peran Mahasiswa, DPM FEB adakan Seminar Nasional

Tingkatkan Peran Mahasiswa, DPM FEB adakan Seminar Nasional

“Menjadi seorang mahasiswa tidaklah cukup berkubang dalam dunia perkuliahan, namun menjadi seorang mahasiswa haruslah mampu mengemban peran yang dipikulnya, yaitu sebagai agent of change, social control, iron stock, dan moral force”.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMMagelang, Dra. Marlina Kurnia, MM pada saat membuka acara Seminar Nasional di Auditorium kampus 1 UMMagelang pada Sabtu (12/05). Seminar yang diadakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FEB UMMagelang tersebut diikuti oleh 350 peserta yang terdiri dari mahasiswa Himpunan Mahasiswa se-FEB UMMagelang, Mahasiswa umum, dan aktivis organisasi dilingkungan kampus.

Luky Miyawati, Ketua Panitia seminar nasional mengatakan bahwa tujuan seminar tersebut untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang perannya dalam organisasi melalui nilai afeksi dalam diri mahasiswa. “Selain itu tujuannya untuk memberikan motivasi yang tinggi kepada mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang sukses dalam akademik dan organisasi,” tutur Luky.

Ia juga menambahkan bahwa menjadi mahasiswa bukan sekadar mengejar nilai dan menamatkan pendidikan, melainkan mahasiswa juga harus memiliki daya kritis dan idealisme yang tinggi yang digunakan sebagai bekal dalam berkontribusi dan terjun di masyarakat. “Hal inilah yang menyebabkan titel “maha” tersemat di depan kata “siswa”,” tandasnya.

Seminar yang bertema “Meningkatkan Peran Mahasiswa melalui Organisasi untuk Indonesia Berkemajuan” menghadirkan dua pemateri Ardhi Rasy Wardhana, Presiden Keluarga mahasiswa (KM) Institute Teknologi Bandung (ITB) tahun 2017/2018 dan Dr. Rochiyati Murniningsih, S.E.,MP, Dosen FEB UMMagelang yang merupakan alumni aktivis Ormawa.

Ardhi menyampaikan materi mengenai peran mahasiswa sebagai “Agent Of Change, Social Control, dan Moral Force”. Selain itu Ardhi juga menjelaskan tentang bagaimana tantangan mahasiwa dalam upaya memajukan bangsa. “Mahasiwa itu memiliki peran yang penting untuk bangsa. Suara dan tindakan mahasiwa selalu ditunggu oleh rakyat untuk membela mereka. Jadi, jangan bangga menjadi mahasiwa jika kita belum pernah melakukan apa-apa untuk memajukan rakyat,” jelas Ardhi.

Sementara Murni menyampaikan materi tentang “Membentuk Karakter Aktivis Organisasi”. Hal tersebut disampaikan Murni dengan beberapa materi pendukung seperti pentingnya mahasiswa berorganisasi, perlunya pembentukan karakter dalam berorganisasi dan tantangan organisasi mahasiswa di masa depan.

 

HUMAS