Nov 13, 2017 | Berita
Magelang – Ikatan Cendekiawan Muslimah Indonesia (ICMI) Organisasi Daerah (Orda) Magelang merupakan kumpulan para cendekiawan yang ingin mengungkapkan gagasan untuk kemaslahatan umat yang terdiri atas Organisasi Masyarakat (ormas) Islam dan anggotanya yang ada di wilayah Kabupaten Magelang. Falsafah dasar ICMI yaitu mencari titik temu pandangan ormas Islam dan anggota – anggotanya serta mengembangkan titik temu tersebut menjadi garis – garis temu menjadi gagasan dan diselaraskan dengan dengan ajaran – ajaran Al quran dan As sunah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Suliswiyadi M.Ag, Ketua ICMI Orda Magelang saat ditemui pada acara Focus Group Discussion (FGD) II dengan tema “Mencari Pemimpin Terbaik untuk Kabupaten Magelang” di Aula Fikes Kampus 2 UM Magelang, Sabtu (11/11). Sulis menambahkan, problematika kewilayahan dalam konteks kepemimpinan yang mendasar berhadapan dengan persoalan – persoalan terkait dengan harapan dan tuntutan masih saja menjadi persoalan pelik yang harus diselesaikan.
“Sebagai kumpulan para cendekiawwan, ICMI turut berkontribusi mewujudkan masyarakat agar mempunyai pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya di Kabupaten Magelang. Oleh karena itulah ICMI menggelar acara yang dikemas dalam diskusi panel yang diikuti 70 peserta tersebut. Mereka berasal dari beberapa ormas agama, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga dosen dan mahasiswa,” ujar Sulis.
Ia menambahkan, FGD ini digelar untuk menyambut Pilkada serentak yakni Pilgub Jawa Tengah dan Pilbup Magelang 27 Juni 2018 mendatang. FGD juga untuk membahas mengenai gambaran pemimpin ideal yang mampu mengemban amanah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat serta menegakkan amar ma’ruf nahi munkar di Kabupaten Magelang ke depan. FGD kali ini manghadirkan narasumber Drs. Hasyim Affandi (Bupati Magelang 1999 – 2004) dan Drs. Mashuri Maschab (Analisis politik UGM). Drs. Hasyim Affandi menyampaikan materi dengan topik Memilih Kepala Daerah yang Amanah dengan Program Kerja yang Progresif. Sedangkan Drs. Mashuri Maschab antara lain mengemukakan menyampaikan materi bahwa dalam mencari pemimpin harus sejalan dengan visi pemimpin dan yang dipimpin, karena pemimpin adalah cerminan yang dipimpin. “Kita harus berani ngedan, berani mengambil resiko agar tidak ada lagi money politic,” ujar Mashuri.
“Drs. Hasyim Affandi dihadirkan karena pernah menjabat sebagai bupati dalam dua periode yakni kepala daerah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung, sedangkan Drs. Mashuri Maschab pernah menjabat Rektor UM Magelang dan menjadi Kepala Biro Kemendikbud RI. Sumbangan pemikiran beliau berdua tentu akan lebih menghangatkan diskusi ini,” tandas Sulis dalam sambutannya.
HUMAS
Nov 13, 2017 | Berita
Untuk menmghidupkan budaya literasi di lingkunga kampus, UM Magelang melalui Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Studi Islam (LP2SI) mengadakan bedah buku berjudul “Etika Muhammadiyah dan Spirit Peradaban” Sabtu, 11/11 di Aula Rektorat Kampus 2 UM Magelang.
Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Dr. Purwati, M.Kons yang membuka acara tersebut dalam sambutannya mengatakan, buku merupakan jendela dunia. “Arrtinya bahwa mencintai dan membaca buku dapat memahamkan wawasan yang seluas-luasnya. Dengan ketahanan ilmu yang luas otomatis dapat mengubah dan mempengaruhi perilaku seseorang,“ jelasnya.
Tohirin, M.Ag, ketua LP2SI UM Magelang mengatakan, bedah buku dilakukan untuk untuk menghidupkan budaya literasi baik dari aspek membaca buku, menuliskan, mendiskusikan dari karya-karya baru khususnya tokoh Muhammadiyah. “Selain itu kegiatan bedah buku akan dilaksanakan dalam skala kecil yaitu dua minggu sekali.
Lebih lanjut Tohirin mengungkapkan, bedah buku ini merupakan bagian dari pelaksanaan program kerja LP2SI serta pengembangan sistem kadaresasi. Dalam acara yang diikuti 150 peserta itu, dua nara sumber dihadirkan. Salah satunya adalah M. Tohirin serta Prof. Dr. Zakkiyuddin Baidhawy (Direktur Pasca Sarjana IAIN Salatiga dan penulis buku).
Prof. Dr. Zakkiyuddin dalam presentasinya mengungkapkan, etika spirit peradaban sangat penting dalam peran di bidang ekonomi untuk membangun kesewadayaan. “Muhammadiyah membangun cita-cita Lembaga Amal Zakat Infaq dan Sodaqoh (LazizMu) menjadi baitul mal . “Muhammadiyah menciptakan tujuan yang abstrak maka dibutuhkan transformasi kepada suatu yang konkret. Maka dibutuhkan konsep yang lebih terstruktur yang bisa memainkan peran actor republic yang berbasis pada moralitas,” tambahnya.
Adapun Tohirin dalam pemaparannya menuturkan, dalam buku Etika Muhammadiyah dan Spirit Peradaban ini ada beberapa tingkat pemahaman di dalam Muhammadiyah, yaitu ada nilai-nilai atau etos-etos yang perlu dikembangkan. Menurut Tohirin yang telah menulis beberapa buku tentang Kemuhammadiyahan, dalam Muhammadiyah ada etos Al-Ashri yaitu ketika beragama tidak untuk memuaskan diri sendiri tapi juga kehidupan masyarakat. Dipahami juga Islam berkemajuan dan progresif, ciri-cirinya adalah Muhammadiyah yang memiliki tradisi ijtihad. “Artinya Muhammadiyah tidak berpangku tangan pada hasil-hasil pemikiran yang sudah melembaga, tapi bagaimana ijtihad ini dikembangkan,” papar Tohirin.
HUMAS
Nov 10, 2017 | Berita
UM Magelang berusaha membantu memecahkan permasalahan masyarakat dalam kegiatan mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Magelang. Hal ini dilakukan UM Magelang dengan mengadakan peresmian Information Comunication dan Teknology (ICT) desa sekaligus launching website dan portal Desa Pogalan pada Kamis (09/11). Dengan diresmikan ICT desa dan launching Website dan Portal maka masyarakat bisa mengakses potensi wisata Desa Pogalan seperti Top Selfie, taman wisata Grenden dalam web pogalan.desa.id. secara gratis.
Kegiatan peresmian yang dilakukan di Kantor Kepala Desa Pogalan, Kecamatan Pakis tersebut merupakan salah satu bentuk pengabdian dosen UM Magelang, Yun Arifatul Fatimah, MT., Ph.D. dan Bambang Pujianto,M.Kom. “Kegiatan ini merupakan program Diseminasi Teknologi yang dilakukan oleh UM Magelang kerjasama Ristekdikti dan Komisi VII DPR RI,” kata Yun yang juga ketua panitia kegiatan.
Yun menambahkan, selain meresmikan website dan portal desa pogalan, UM Magelang juga telah membangun jaringan infrastruktur intranet dan internet untuk mendukung desa Pogalan sebagai desa wisata tanggap informasi. Selain itu, UM Magelang juga melakukan pelatihan Bahasa Inggris dan bank sampah untuk mewujudkan desa Pogalan menjadi desa wisata yang bersih dan berkelanjutan. “Harapannya desa Pogalan mampu menjadi desa wisata yang mandiri, bersih dan maju. UM Magelang siap untuk mendampingi desa Pogalan menjadi desa wisata yang diharapkan. ” ungkap Yun yang juga Dekan FT UM Magelang itu.
Rektor UM Magelang, Ir. Eko Muh. Widodo dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan ajang penelitian dan pengabdian masyarakat, sehingga dengan adanya pengabdian ini, keberadaan UM Magelang dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Eko juga berharap dengan adanya website tersebut, desa Pogalan semakin hari bisa dikenal oleh Indonesia bahkan dunia.
Launching website dan portal Desa Pogalan secara resmi dibuka oleh komisi VII DPR RI, Ir. Harry Poernomo. Dalam sambutannya Komisi VII yang membidangi energi sumber daya mineral dan lingkungan hidup tersebut menyambut hangat kegiatan UM Magelang dalam mengembangkan desa Wisata yang ada di Magelang. “Saya mengajak kepada UM Magelang untuk terus melaksanakan progam-progam yang dapat membantu pengembangan masyarakat, khususnya untuk pengembangan ekonominya. Sebagai wakil rakyat yang ada di DPR saya selalu mendukung kegiatan masyarakat, segala kebutuhan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan energi, lingkungan hidup dan Ristekditi,” jelas Harry.
“Saya sebagai mitra dari pemerintah mengucapkan terimakasih kepada UM Magelang. Saya juga mengajak UM Magelang untuk terus mencari gagasan baru terkait dengan pengembangan wisata maupun pemberdayaan desa untuk memajukan Magelang,” jelas anggota DPR yang berasal dari partai Gerindra itu.
Ucapan terimakasih kepada UM Magelang juga diungkapkan oleh Camat Pakis, M.Taufik, SH, MH. “Terima kasih kepada Menrsitek Dikti melalui UM Magelang yang telah mewujudkan desa Pogalan menjadi Desa Wisata. Saya berharap, dengan dilauching sebagai Desa Wisata, Pogalan akan dapat lebih terkenal serta dapat menambah income bagi masyarakat sekitar sehingga dapat memperbaiki perekonpmian masyarakata desa, “ ungkapnya.
HUMAS
Nov 9, 2017 | Berita
Sumberrejo adalah kelurahan yang terdapat di Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. Masyarakat Sumberrejo belum banyak yang memanfaatkan tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai alternatif ketika mengalamai sakit. Pemanfaatan TOGA terbatas pada bagaian tertentu tanaman sehingga menyebabkan khasiat yang diproleh tidak optimal. Hal tersebut melatarbelakangi Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UM Magelang melakukan inovasi pemanfaatan TOGA yang bermanfaat bagi masyarakat melalui Program Kemitraan Universitas (PKU) yaitu program yang di danai oleh universitas.
Pemanfaatan formulasi TOGA digagas oleh dosen Fikes UM Magelang, Widarika Santi H, M.Sc., Apt dan Tiara Mega K., M.Sc., Apt dengan melakukan kegiatan pengabdian Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sumberejo dalam Pemasyarakatan dan Penggunaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) sebagai Alternatif Terapi.
“Kegiatan pengabdian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan masyarakat Kelurahan Sumberrejo akan macam tanaman obat keluarga dan pemanfaatannya sebagai alternatif terapi konvensional berdasarkan penelitian ilmiah. Diharapkan kedepannya masyarakat mampu mendirikan usaha mandiri pemanfaatan TOGA dengan potensi ekonomi yang tinggi,” tandas Tiara, salah satu dosen Tim Pengabdi.
Menurut Tiara, kegiatan pengabdian dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu penyuluhan dan praktek. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan kesepakatan dengan pihak kelurahan Sumberrejo diikuti 38 peserta ibu – ibu PKK. Tahap pertama berlangsung pada 9 September 2017 yaitu pelaksanaan penyuluhan tentang TOGA disertai pembagian modul tentang pemanfaatan TOGA dengan memperhatiakan dosis yang tepat serta bagian tanaman yang digunakan sebagai pengobatan. Materi penyuluhan dari tim Pengabdi meliputi pengetahuan tentang aneka jenis tanaman obat dan khasiatnya, serta pengolahan tanaman obat menjadi bahan minuman seperti jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
Kemudian tahap berikutnya yaitu pelaksanaan praktek pemanfaatan TOGA sebagai minuman herbal yang dilaksanakan pada 14 Oktober 2017. Adapun materi praktek pada sesi ini peserta melakukan praktek mengolahan TOGA sebagai minuman herbal.
Kemampuan peserta dalam penguasaan materi melalui uji prestest (sebelum proses pelatihan) dan postest (setelah pelatihan selesai) dapat dikatakan baik 85 %. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan pengetahuan dari peserta tentang TOGA dan khasiatnya, serta cara pengolahan TOGA sebagai minuman herbal setelah dilakukan pelatihan. Pemberdayaan ibu – ibu rumah tangga di Kelurahan Sumberrejo dalam pemanfaatan TOGA diharapkan dapat terwujud dengan baik melalui pemberian beberapa contoh tanaman obat yang dapat dibudidayakan dilokasi pengabdian.
“Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut, diharapkan UM Magelang turut berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat terutama dalam penggunaan obat herbal sebagai alternatif terapi. Kegiatan ini juga sebagi upaya mendukung pemerintah dalam mendorong peran aktif masyarakat mengembangan kesehatan tradisioanal.” Kata Tiara. “Secara keseluruhan kegiatan pelatihan dapat dikatakan baik dan berhasil, yang dapat diukur dari target jumlah peserta pelatihan mencapai 80%. Disamping itu, kegiatan pengabdian tersebut selaras dengan visi Prodi Farmasi S1, yakni farmasi bahan alam.” Pungkasnya.
(HUMAS)
Nov 8, 2017 | Berita
Silaturahmi dilingkungan mahasiswa baru diperlukan agar terciptanya lingkungan persaudaraan yang kuat diantara mahasiswa. Memahami hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMMagelang menyelenggarakan acara Forum Silaturahmi Mahasiswa (FORSA) pada Sabtu (4-5/11).
Acara yang diselenggarakan di Joglo Jeep, Desa Jetis, Ngasem, Gunungpring tersebut diikuti oleh 269 mahasiswa FEB, baik dari Program Studi (Prodi) Akuntansi maupun Manajemen.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan di FEB menjadi semakin kental. Sehingga nantinya kita dapat bersinergi bersama dalam memberikan kontribusi terbaik untuk fakultas tercinta,” ungkap Davin Gamma Fillian Permana, ketua panitia acara tersebut.
Pentingnya silaturahmi juga diungkapkan oleh Gubernur BEM FEB, Nur Cholis, yang mengatakan bahwa silaturahmi menjadi penting bagi mahasiswwa untuk menciptakan rasa kekeluargaan diantara mahasiswa. Ia mengajak kepada mahasiswa baru FEB untuk aktif dalam kuliah dan organisasi, baik yang ada dilingkungan internal FEB ataupun organisasi lainnya yang berada di UMMagelang. “Mari kita melakukan perubahan-perubahan kecil untuk mencipakan perubahan yang besar,” tegasnya.
Gusti Givan, wakil Presiden BEM UMMagelang yang membuka acara forsa menghimbau kepada para mahasiswa baru untuk mengikuti acara hingga akhir dengan enjoy. Selain itu Givan juga memberikan info terkait pemilu raya untuk memilih Presiden Mahasiswa UMMagelang pada periode 2017/2018.
Forsa yang berlangsung selama 2 hari tersebut diisi dengan nilai-nilai keislaman, tadarus Al Qur’an dan Forum Grup Diskusi (FGD) tentang keagamaan. Materi keislaman dibawakan oleh M. Zuhron Arofi, S.Pd.I. mengenai keindahan perbedaan dalam islam. Zuhron juga menyampaiakn tentang perbedaan (keunggulan) agama islam dengan agama lain, diislam mengatur segala hal dalam kegiatan sehari-hari kita.
Selain materi keislaman, juga diadakan sarasehan pada malam harinya dengan Dekan FEB, Dra. Marlina Kurnia, M.M. Selain itu hadir pula Wakil Dekan FEB, Muhdiyanto, S.E,M.Si, Ketua Program studi Manajemen, Bayu Shindu R, S.E, M.Sc, Ketua program studi Akuntansi, Nur Laila Yuliani, S.E,M.Sc.. Selain itu terdapat beberapa dosen FEB lainnya yang turut serta menghadiri acra sara sehan Forsa.
Humas